Claim Missing Document
Check
Articles

Islamization and the Transition of Power in Nusantara According to Kiai Abul Fadhol's Aḥlā al-Musāmarah Moh. Ashif Fuadi
Islamica: Jurnal Studi Keislaman Vol. 16 No. 1 (2021): September
Publisher : Postgraduate Studies of Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/islamica.2021.16.1.80-104

Abstract

The discourse on the process of Islamization in Nusantara (Indonesia) still attracts academic attention. This article discusses the history of Islamization in Nusantara as represented by the book of Aḥlā al-Musāmarah written by Kiai Fadhol. He mentions Ten saints (Walisepuluh) as propagators of Islam in Java, adding one to the nine generally known as Walisongo. He also describes that Islam was brought to Nusantara by the scholars (‘ulamā’) from Pasai, who carried da‘wah out through several channels of Islamization. Using the library research method, this article shows no significant difference between the Walisepuluh and the Walisongo characters. The Islamization of Nusantara presented in the book was intensified through the diaspora of kinship marriages, the education of the Pesantren Ampel Denta, which produced a network of students, and the establishment of Demak Kingdom, which strengthened the influence of Islam over the Javanese population.
Strengthening Religious Moderation to Counter Radicalism at IAIN Surakarta Moh Ashif Fuadi; Fuad Hasyim; Muhammad Nur Kholis; Abraham Zakky Zulhazmi; Rustam Ibrahim
AL-TAHRIR Vol 21, No 2 (2021): Islamic Studies
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/altahrir.v21i2.3102

Abstract

Abstract: Religious moderation discourse in Indonesia has recently attracted the attention of many parties, especially academics. Moderation means in the middle-center, neither to the right nor the left. In religious issues, religious moderation does not involve radicalism, fundamentalism, and liberalism. It is congruous for religious higher education to be a laboratory of religious moderation. It embeds national ideas, critical thinking constructs, multiculturalism values cultivation, and the peaceful delivery of spiritual messages. This research discusses the implementation of religious moderation at IAIN Surakarta. The internalization of moderation values to students is channeled through Bilik Moderasi Islam dan Adab (BIMA) of the Faculty of Adab and Language. This study employed descriptive qualitative methods with progress reports. It concluded the existence of several channels of moderation at the institutional level. BIMA became one of the pioneers of the religious moderation movement in the faculty. The prevention of radicalism was done in some ways. They establish moderation insight courses, conduct monthly studies on moderation, and create moderation digital creative content. Not only that but also BIMA certificates became the requirement of munaqosah. Besides, the progress report of the moderation index measurement showed the effect of BIMA coaching on the increase in the student moderation index. Based on the survey, most students also suggested maintaining the religious moderation education.الملخص: استحوذ الحديث عن الاعتدال الديني في إندونيسيا مؤخرا على اهتمام العديد من الأطراف والأحزاب، خاصة  الأكاديميين. تحتوي كلمة الاعتدال على معنى الوسط، ولا يتعدى إلى اليمين أو إلى اليسار. عندما يرتبط الأمر بالقضايا الدينية، فإن ممارسة الاعتدال الديني هي السلوك والتصرف الذي لا يتبع التطرف والأصولية والليبرالية. الجامعة الإسلامية مناسبة جدا لتكون مختبرا للاعتدال الديني. فالجامعة الإسلامية هي المكان تصدر ة تنمو منه  الأفكار الوطنية، وبناء التفكير النقدي، وتنمية قيم التعددية الثقافية، والتسليم السلمي للرسائل الدينية. يناقش هذا البحث تنفيذ الاعتدال الديني في جامعة سوراكارتا الإسلامية الحكومية. من خلال وحدة Bilik Islam Moderasi dan Adab (IMAB) التابع لكلية الآداب واللغات، يتم توجيه استيعاب قيم الاعتدال للطلاب. مع أساليب وصفية نوعية مع تقارير مرحلية،أدى هذا البحث إلى الانتهاء  من عدة قنوات للاعتدال على المستوى المؤسسي وأصبح BIMA  أحد رواد  حركة الاعتدال الديني في الكلية. أصبحت الجهود المبذولة لمنع التطرف من خلال إنشاء دورات رؤية الاعتدال ، والدراسات الشهرية تحت عنوان الاعتدال ، وإنشاء  منتجات المحتوى الإبداعي الرقمي الاعتدال  وشهادات IMAB شرطا لجلسات مناقشة البحث العلمي.  ويبين التقرير المرحلي لقياس مؤشر الاعتدال تأثير تدريب IMAB على الزيادة في مؤشر اعتدال الطلاب، واستنادا إلى مسح غالبية الطلاب الذين يرغبون في الحفاظ على تعليم الاعتدال الديني.Abstrak: Diskursus moderasi beragama di Indonesia belakangan ini menyita perhatian banyak pihak khususnya kalangan akademisi. Kata moderasi mengandung makna tengah-tengah, tidak ekstrem ke kanan atau ke kiri. Jika dikaitkan dengan persoalan agama, praktik moderasi beragama itu bersikap dan berperilaku yang tidak mengikuti radikalisme, fundamentalisme dan liberalisme. Pendidikan Tinggi Keagamaan sangat tepat menjadi laboratorium moderasi beragama. Perguruan tinggi keagamaan sejatinya menjadi lahan tersemainya gagasan kebangsaan, konstruk pemikiran kritis, penanaman nilai-nilai multikulturalisme dan penyampaian pesan agama yang damai. Penelitian ini membahas tentang implementasi moderasi beragama di IAIN Surakarta. Melalui unit Bilik Moderasi Islam dan Adab (BIMA) Fakultas Adab dan Bahasa, maka internalisasi nilai-nilai moderasi kepada mahasiswa disalurkan. Dengan metode kualitatif deskriptif dengan progress report, penelitian ini menghasilkan kesimpulan adanya beberapa saluran moderasi di tingkat institusi dan BIMA menjadi salah satu pelopor gerakan moderasi beragama di fakultas. Upaya pencegahan radikalisme dilakukannya melalui   penetapan mata kuliah wawasan moderasi, kajian bulanan bertemakan moderasi, pembuatan produk konten kreatif digital moderasi dan sertifikat BIMA menjadi syarat untuk sidang munaqosah. Adapun progress report pengukuran indeks moderasi menunjukkan aadanya pengaruh pembinaan BIMA terhadap kenaikan indeks moderasi mahasiswa dan berdasar survei mayoritas mahasiswa menginginkan edukasi moderasi beragama terus dipertahankan.
HUBUNGAN TOKOH AGAMA DAN POLITIK UANG TERHADAP KONTRIBUSI PEROLEHAN SUARA H. AMIN, S.H PADA PILKADA KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2010 Mohammad Ashif Fuadi; Mohammad Adnan; Susilo Utomo
Journal of Politic and Government Studies VOLUME 3, NOMOR 3, TAHUN 2014
Publisher : Journal of Politic and Government Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemilihan umum secara kepala daerah langsung merupakan manifestasi tumbuhnya demokrasi di indonesia. Pilkada membuka peluang yang sama dari masing masing calon atau kandidat untuk berkompetisi memperebutkan jabatan tertinggi yang memegang kekuasaan.Faktanya, dalam pilkada, incumbent tidak selalu menang dan penantang tidak selalu kalah. Akan tetapi, incumbent mempunyai posisi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan penantang.Salahnya satunya adalah di kabupaten ponorogo dimana penantang mampu mengalahkan incumbent dan yang mengalahkan incumbent tersebut adalah wakil bupatinya sendiri yakni H. Amin, SH.ini sebenarnya hasil yang mengejutkan banyak pihak. Karena sebelumnya diprediksi oleh banyak kalangan, incumbent akan menang dengan mudah. Tetapi fakta berkata lain justru H. Amin yang keluar sebagai pemenang.Dalam hal ini yang akan diteliti adalah variabel atau faktor yang menyebabkan perolehan suara H. Amin, SH bisa meningkat drastis yang kemudian diambil tokoh agama dan politik uang sebagai variabel utamanya.2Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara tokoh agamadengan politik uang terhadap kontribusi perolehan suara H. Amin, SH padapilkada 3 tahun silam.Penelitian ini termasuk tipe penelitian eksplanatif karena akan mengujisuatu hipotesis. Metode yang akan digunakanTujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara tokoh agamadengan politik uang terhadap kontribusi perolehan suara H. Amin, SH padapilkada 3 tahun silam.Penelitian ini termasuk tipe penelitian eksplanatif karena akan mengujisuatu hipotesis. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metodekuantitatif dengan tipe eksplanatif. untuk metode pengumpulan datanya dengancara penyebaran kuesioner kepada para resonden.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sumber data primer dansekunder yang kemudian dikaji dan dianalisa dengan pendekatan secara deskriptif.Hasil dari penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui bagaimanapengaruh tokoh agama dan politik uang dalam pilkada kabupaten Ponorogokhususnya terhadap kontribusi perolehan suara H. Amin, SH yang kemudianmenjadi bahan evaluasi dan memprediksi kecenderungan perilaku memilihmasyarakat ponorogo dalam menentukan pilihan di masa sekarang maupun yangakan datang.Kata Kunci : Kekalahan, Incumbent, Tokoh Agama, Politik Uang, KontribusiSuara
Post-Tradisionalisme: Membincang Basis Epistemologi dan Transformasi Gerakan Moderasi Beragama Nahdlatul Ulama Muhamad Bindaniji; Moh Ashif Fuadi
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v24i1.12909

Abstract

Islamic post-traditionalism is one of the discourses of Islamic thought that is developing in Indonesia. It emerged from the historical development of Islamic thought in Indonesia that continues to grow to find a  compatible and comprehensive format of Islam that is relevant to the problem faced by the Muslim Community. This study aims to explain the development of post-traditionalism discourse and its epistemology and the transformation of the religious moderation movement among the Nahdhatul Ulama organization. This study uses a literature study consisting of books, articles, and other relevant sources. Through a sociological-historical approach, this study concludes that post-traditionalism within Nahdlatul Ulama (NU) is not a modernist group seen from its movement and characteristics of its thoughts because they still adhere to salaf traditions. In addition, through cultural movements, Nahdlatul Ulama plays a very important role in internalizing wasathiyah through the acceptance of madzhab, Asy'ariyah creed, integration of Islam into nationality, and interfaith dialogue movements. Abstrak: Wacana post-tradisionalismeisme Islam adalah sebuah produk pemikiran yang terbingkai dalam korpus wacana pemikiran Islam yang berkembang di Indonesia. Sebagai sebuah produk pemikiran, post-tradisionalismeisme sejatinya terlahir dari perkembangan sejarah pembentukan wacana pemikiran Islam di Indonesia yang terus berdialektika sambil menemukan bentuk atau format yang kompatibel dan komprehensif dengan perkembangan zaman. Adapun bentuk dialektika tersebut dapat tercermin melalui pergulatan ‘tradisi’ yang menghasilkan istilah post-tradisionalismeisme, dalam hal ini Nahdlatul Ulama (NU), melalui persentuhan dengan pemikiran atau realitas lain di luar tradisi asal NU. Penelitian ini menggunakan studi literatur baik melalui buku, artikel jurnal, dan berbagai sumber relevan lainnya. Melalui pendekatan sosiologis-historis, penelitian ini menyimpulkan bahwa post-tradisionalismeisme dalam tubuh NU bukanlah kelompok modernis baik dari sisi gerakan maupun corak pemikiran, karena masih berpegang teguh terhadap tradisi-tradisi salaf, hanya saja kalangan post-tradisionalismeisme memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan radikal melampaui tradisi itu sendiri. Selain itu, melalui gerakan kultural yang dipelopori Gus Dur, NU sangat berperan dalam menginternalisasikan wasathiyah melalui penerimaan mazhab, Aqidah Asy’ariyah, integrasi keislaman dengan kebangsaan, dan gerakan dialog antar agama.
Pesantren Tradition and the Existence of Tarekat Syattariyah in the Java War of 1825-‎‎1830‎ Moh Ashif Fuadi; Moh. Mahbub; Martina Safitry; Usman Usman; Dawam Multazamy Rohmatulloh; M. Harir Muzakki
TSAQAFAH Vol 18, No 1 (2022): Tsaqafah Jurnal Peradaban Islam
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v18i1.7666

Abstract

The Java War had its unique influence on the development of pesantren. Prince Diponegoro plays the struggle against the invaders with some of his soldiers who come from among the pesantren. After his defeat in the Java War of 1825-1830, many Diponegoro warriors spread to teach religion. This research will discuss the sustainability of the struggle of Diponegoro warriors in pesantren and the Islamic treasures of the Java War, such as strengthening pesantren traditions and the existence of tarekat syattariyah (syattariyah order). This research is classified as historical research through Kuntowijoyo's historical research methods: topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. This research yielded several conclusions, namely: First, after its defeat in the Java war, the struggle of Diponegoro warriors with a cleric-santri background continued through the establishment of pesantren with a change in strategy more to intellectual strengthening. Second, intellectual traditions during the Java War, one of which was through the study of yellow books typical of pesantren with fiqh and Sufi patterns such as Fatḥ al-Qarîb and Tuḥfah al-Mursalah ila Rûḥ al-Nabiy. Third, the existence of the tarekat syattariyah that had an anti-colonial character at that time was quite popular in Java, made the order followed by prince Diponegoro and some of his soldiers. Fourth, when compared to the Padri War, the typology of da'wah struggle developed by Diponegoro warriors is more moderately patterned identically to Walisongo's accommodating character.
Jihad Online dalam Perspektif Pendidikan Pesantren Rustam Ibrahim; Moh Ashif Fuadi
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol 13 No 2 (2021): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v13i2.867

Abstract

Artikel ini terinspirasi dari pernyataan KH. Said Aqil Siroj yang memerintahkan kepada segenap generasi muda untuk melakukan jihad online. Jihad online amat penting untuk mengcounter banyaknya hoax, fitnah, dan ujaran kebencian. Tujuannya adalah agar mampu melestarikan aqidah Aswaja, dan tentunya menjaga keutuhan NKRI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengertian jihad dalam istilah syariat dapat dimaknai sebagai perjuangan (bukan hanya peperangan) untuk menegakkan kebenaran dalam menjunjung tinggi agama Islam, termasuk jihad online. Aplikasi jihad online dalam perspektif pesantren dilakukan dengan menyampaikan argumentasi yang benar (iqomatul hujjaj)/(diagnosis), retorika yang santun (Dakwah Bil Hikmah Wal Mauidzotil Hasanah)/(prognosis), dan menyuarakan Islam yang rahmatan lil alamin (motivasional), Tujuan dari jihad online adalah media untuk menegakkan agama Islam dan sarana untuk mendapat Ridha Allah SWT.
The Existence and Durability of Pesantren during the Covid-19 Pandemic Moh Ashif Fuadi
Dialogia: Islamic Studies and Social Journal Vol 19, No 2 (2021): DIALOGIA JURNAL STUDI ISLAM DAN SOSIAL
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/dialogia.v19i2.3247

Abstract

The Covid-19 pandemic affects all elements of life. The impact is very felt not only on the economy and health but also has an impact on activities in pesantren. Islamic Boarding school becomes a crater candradimuka to educate students who learn religious science through the education of kiai. The five basic elements of pesantren, namely kiai, santri, dormitory, mosque, and yellow book, become a tree that should not be left behind. This research informs us about the existence of pesantren in efforts to mitigate the COVID-19 pandemic as well as its durability for the continuity of activities in pesantren by collecting previous research, relevant research libraries, news, or information related to handling pandemics in pesantren through online media. Then with the approach of structural functionalism, Talcott Parsons AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latency) where social stem everywhere including pesantren is always related to interrelated elements so that pesantren will have endurance in carrying out its functions. The result of this research is that pandemics greatly impact the activities of pesantren typical with calves and culture. Various mitigations have also been done to prevent pesantren clusters, and through the AGIL approach, pesantren will be more responsive in dealing with the Covid-19 pandemic.Pandemi COVID-19 berdampak kepada seluruh elemen kehidupan. Dampak yang dirasa bukan hanya pada sektor ekonomi dan kesehatan, namun juga dampak kegiatan pendidikan di pesantren. Tempat tersebut menjadi kawah candradimuka untuk mendidik para santri belajar ilmu agama melalui pendidikan seorang kiai. Lima elemen dasar pesantren yakni kiai, santri, asrama, masjid, dan kitab kuning menjadi pokok kesatuan dalam aktivitas pesantren. Penelitian ini membahas tentang upaya mitigasi dampak pandemi COVID-19 dan daya tahan keberlangsungan kegiatan di pesantren. Dengan mengumpulkan penelitian terdahulu library research yang relevan dan informasi penanganan pandemi di pesantren melalui media online serta mengaitkannya dengan pendekatan fungsionalisme struktural Talcott Parsons AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latency) dimana sistem sosial selalu berkaitan dengan elemen-elemen yang saling berkaitan sehingga pesantren akan memiliki daya tahan dalam menjalankan fungsinya. Hasil dari penelitian ini adalah dampak pandemi di pesantren menyebabkan beberapa langkah mitigasi melalui penerapan protokol kesehatan diterapkan dengan level yang berbeda-beda untuk mencegah klaster pesantren. Selain itu terdapat tiga saluran masuknya virus COVID-19 yang potensial terjadi pesantren dan melalui pendekatan AGIL, pesantren bisa lebih tanggap dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Transformasi patriotisme menuju Intelektualisme Dalam Perang Jawa 1825-1830 Mohammad Ashif Fuadi
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1895.19 KB) | DOI: 10.51925/inc.v2i01.14

Abstract

Gerakan perlawanan melawan penjajah manjadi tradisi masyarakat yang mendarah daging. Berangkat dari nasib dan tujuan yang sama para pejuang dengan motivasi membela agama dan bangsa rela mengorbankan nyawannya demi memperolah kemerdekaan. Sejarah perjalanan gerakan perlawanan di nusantara pun sangat bervariasi dimulai dari gerakan yang bersifat lokal seperti perlawanan di pelosok-pelosok kecil desa, namun terdapat pula model gerakan perlawanan yang bersifat massif dan skalanya pun lebih besar seperti Perang Diponegoro 1825-1830. Di setiap perjuang pergerakan, juga menghasilkan karakter gerakan dakwah yang mendasari atau melatar belakangi, sehingga sangat memberikan pengaruh terhadap konsep ideologi yang diyakini baik saat (ketika) perang, atau bahkan jauh setelahnya. Hal ini erat kitannya dengan self motivation (motivasi diri) yang yang diyakini oleh pemimpin perang maupun para pasukannyu seperti perang padri 1803-1838 di Sumatera Barat. Pada tulisan ini penulis akan berusaha menelusuri lebih jauh macam-macam model/karakter perjuangan dalam gerakan perlawanan yang menghasilkan tradisi pembentukan keilmuan khususnya di pesantren. jika ditarik jauh ke belakang hingga sekarang ini, ternyata semangat/motivasi perjuangan tersebut menghasilkn banyak varian corak ideologi dan keilmuan baik secara personel maupun institusional seperti pesantren pada era sekarang ini.
The History of Bone Islamization in the XVII-XIX Centuries and the Impact on Society's Religious Traditions Moh Ashif Fuadi; Usman Usman
JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/juspi.v5i1.9827

Abstract

This article aims to describe Islam in Bone, history of entry, development, and influence on the religious traditions of the Bone community. This article uses historical research methods with four stages: heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results of the research: 1. Acceptance of Islam in Bone is the main role of the King who ruled for approximately three months, namely King La Tenri Pale, who was the XI king of the Bone kingdom in the 17th century AD. Officially, Islam was accepted by the people of Bone on November 23, 1611, AD or 20 Ramadan 1020 H when King XII ruled, namely La Tenri Ruwa Matinroe ri Bantaeng or known by his Islamic name as Sultan Adam. 2. The development of Islam began to spread to the XIII king who ruled, namely La Maddaremmeng or known as Muhammad Salih (1631-1640 AD). 3. The influence of Islam that emerged in the Bone community, namely, marriage, birth, and death. It is this religious tradition that gets the influence of Islamic teachings on the people of Bone. 
Kajian Historis dan Peranan Pesantren LDII Millenium Alfiena Nganjuk 1996-2021 Moh Ashif Fuadi
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 7 No 01 (2022): Memperbaharui dan Menarasikan Kembali Pemaknaan Sejarah Islam di Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2453.061 KB) | DOI: 10.51925/inc.v7i01.54

Abstract

Penelitian ini membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren LDII Millenium Alfiena dari tahun 1996-2021. Permasalahan yang penulis bahas ialah mengenai awal mula berdirinya pesantren, eksistensi beserta kontroversi pesantren dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dan peranan pesantren terhadap perkembangan masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan permasalahan yang ada, Penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang dimulai dari pemilihan topik, pengumpulan sumber sejarah, memverifikasi sumber, interpretasi dan penulisan sejarah. Penulisan ini menitik beratkan pada sumber primer berupa dokumen buku pesantren, wawancara, foto dan dukungan penelitian terdahulu. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Pesantren LDII Millenium Alfiena merupakan pesantren yang dirintis pada tahun 1996 oleh K.H. Seger Afandi Al-Khoir. Pada tahun 1998 telah mendapat legalitas pemerintah dengan izin pendirian dan semakin mendapakan kepercayaan dengan semakin bertambahnya jumlah santri. Peranan pesantren yang dicapai ialah dengan berkontribusi kepada warga LDII melalui pendidikan dan pengkaderan, masyarakat melalui pelibatan santri dalam kegiatan kemasyarakatan dan pemerintah melalui kerjasama mendukung program pemerintah sehingga dengan ketiga komponen ini, Pesantren Millenium Alfiena masih bisa mempertahankan esksistensinya hingga saat ini. This research discusses the history of the establishment of the Alfiena Millennium LDII Islamic Boarding School from 1996-2021. The problems that the author discusses are about the beginning of the establishment of pesantren, the existence and controversy of pesantren and the Indonesian Islamic Da'wah Institute (LDII), and the role of pesantren in the development of society and the government. Based on the existing problems, the author uses historical research methods starting from the selection of topics, collecting historical sources, verifying sources, interpreting and writing history. This writing focuses on primary sources in the form of Islamic boarding school book documents, interviews, photos, and previous research support. This research resulted in the conclusion that the Alfiena Millennium LDII Islamic Boarding School is a pesantren that was initiated in 1996 by K.H. Seger Afandi Al-Choir. In 1998 it received government legality with a permit to establish and gained more trust with the increasing number of students. The role of pesantren achieved is by contributing to LDII residents through education and soldering, the community through the involvement of students in community activities, and the government through cooperation in supporting government programs so that with these three components, the Alfiena Millennium Pesantren can still maintain its existence until today.