Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PREKURSOR PERISTIWA FLARE/PELONTARAN MASSA KORONA DALAM RANGKA PERINGATAN DINI CUACA ANTARIKSA (THE ANALYSIS OF FLARE/CORONAL MASS EJECTION PRECURSORS RELATED TO THE SPACE WEATHER EARLY WARNING) Agustinus Gunawan Admiranto; Nanang Widodo; Iyus Edi Rusnadi; Heri Sutastio; Dasimun Dasimun
Jurnal Sains Dirgantara Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.973 KB) | DOI: 10.30536/j.jsd.2016.v13.a2940

Abstract

Based on active regions dynamics we analyzed the precursors of flare/coronal mass ejections. From the assumption that the energy of coronal mass ejection/flare are from magnetic energy conversion that can be deducted from the changes of sunspots area we analyzed some active regions which produced flare/CME to identify the area changes before the occurrence of the event. We found that in general the sunspots area decreased before the flare/CME occurred, so it is concluded that the decrease of sunspots area can be used as precursors of flare/CME. ABSTRAKDengan melihat dinamika daerah aktif dilakukan analisis prekursor fenomena flare/ pelontaran massa korona (CME). Dengan asumsi bahwa energi pelontaran massa korona berasal dari konversi energi magnet yang dilihat dari perubahan luas harian bintik Matahari maka dilakukan analisis perubahan luas harian bintik Matahari pada beberapa daerah aktif yang menghasilkan flare dan atau CME untuk melihat bagaimana luas daerah-daerah tersebut berubah menjelang terjadinya fenomena flare/CME. Didapat bahwa secara umum luas bintik Matahari mengalami penurunan beberapa saat sebelum peristiwa flare/CME ini terjadi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penurunan luas Harian bintik Matahari bisa dijadikan precursor atau indikasi akan adanya peristiwa flare/CME.
PENGELOMPOKKAN SUNSPOT PADA CITRA MATAHARI DENGAN MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING Rifa Atul Hasanah; Dian Candra Rini Novitasari; Nanang Widodo; Ahmad Hanif Asyhar
MathVisioN Vol 1 No 02 (2019): September 2019
Publisher : Prodi Matematika FMIPA Unirow Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.616 KB)

Abstract

Pada lapisan fotosfer nampak sunspot atau bintik matahari yang mana sunspot tersebut dapat menimbulkan ledakan-ledakan, seperti ledakan dahsyat (flare) dan pelontaran massa korona (Coronal Mass Ejection/CME). Ledakan-ledakan ini dapat mengganggu komunikasi radio frekuensi tinggi dan kebisingan radio yang mengganggu komunikasi dan sistem radar. Untuk mengetahui tingkat kompleksitas grup sunspot dan aktivitasnya digunakan klasifikasi metode Zurich, yang berisi tentang klasifikasi jenis grup sunspot. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui seberapa besar gangguan yang didapatkan dari jenis grup sunspot tersebut. Tujuan dari penulisan yaitu untuk meneliti bagaimana mengelompokkan sunspot pada citra matahari dengan menggunakan K-Means Clustering. Pengolompokan sunspot menggunakan data citra matahari. Citra matahari diproses untuk diambil posisi x,y. Pengambilan posisi x, y sesuai dengan piksel sunspot yang digunakan untuk proses clustering. Hasil penelitian yaitu cluster piksel sunspot yang menunjukkan grup sunspot, hasil clustering telah menunjukkan hasil yang baik dengan nilai Silhouette Coefficient sebesar 0.9381, yang berarti bahwa struktur dari cluster termasuk kuat.
Strategi Konservasi Energi di Sektor Pendidikan melalui Pendekatan Green Building Zainuddin; Putri Hayati; Triyeni Wulandari; Nanang Widodo
Jurnal Pengembangan Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Yayasan Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/jpst.v1i1.43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penerapan konsep green building di sekolah dan kampus terhadap penghematan energi dan kualitas lingkungan belajar. Dalam penelitian ini, dilakukan studi terhadap lima sekolah dan tiga kampus yang telah menerapkan berbagai elemen green building, seperti penggunaan material ramah lingkungan, panel surya, sistem ventilasi alami, dan pencahayaan efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan green building berhasil mengurangi konsumsi energi tahunan antara 10% hingga 30%, dengan Sekolah A mencatatkan penghematan sebesar 30%. Selain itu, penerapan teknologi green building juga meningkatkan kenyamanan lingkungan belajar, yang terlihat dari perbaikan kualitas udara, suhu yang lebih stabil, dan penurunan kebisingan. Penelitian ini juga menemukan tantangan dalam pengelolaan teknologi hijau, seperti biaya investasi awal yang tinggi dan kurangnya pemahaman teknis dalam pengoperasian. Penelitian ini menyarankan agar penerapan green building di sektor pendidikan dioptimalkan melalui integrasi penuh teknologi dan dukungan kebijakan yang memperkuat pelatihan dan pemeliharaan sistem green building.