Agatha Anindhita Ayu Ardhaninggar
Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penatalaksanaan Alopecia Areata (Treatment of Allopecia Areata) Agatha Anindhita Ayu Ardhaninggar; Rahmadewi Rahmadewi
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 30 No. 1 (2018): APRIL
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.382 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V30.1.2018.34-39

Abstract

Background: Alopecia Areata (AA) is a disease characterized by loss of hair from the scalp of a sudden. The main principle of treatment of AA that inhibit or alter the immunological response by modulating the inflammatory process that occurs around hair follicles. There are several options in the treatment of AA Purpose: provide insight into a variety of existing AA management. Review: AA is a form of autoimmune disease mediated by T lymphocytes that attack hair follicles and hair loss is characterized by chronic and recurrent. Based on the latest research results, the onset and severity of AA are determined by the interaction between genetic factors and environmental factors of the originator. Currently the hypothesis of AA focuses on the collapse of immune privilege status of a hair follicle and presentation of self-antigens that cause active lymphocytes. Several factors such as genetics, autoantigen, immune cell activity, and stress factors played a role in the pathogenesis of AA. The basic principle of treatment of AA, can be divided into two, namely Immunosuppressant and immunomodulatory will manipulate the inflammatory process intrakutan. Conclusion: Several therapeutic options in the AA include the injection of corticosteroids, minoxidil, immunotherapies, photochemotherapy, calcineurin inhibitors, metrotrexate, sulfasalazzine, azatioprine, laser therapy, PRP therapy, and therapy with stem cellsKey word: allopecia areata, treatment 
Studi Retrospektif: Alopesia Areata Agatha Anindhita Ayu Ardhaninggar; Trisniartami Setyaningrum
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 30 No. 3 (2018): DESEMBER
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.161 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V30.3.2018.255-263

Abstract

Latar Belakang: Alopesia areata (AA) adalah penyakit yang ditandai dengan kerontokan rambut pada kulit kepala secara tiba-tiba. Penegakan diagnosis AA dengan pemeriksaan fisik dan dermoskopi cukup mudah, namun penatalaksanaan pasien AA cenderung sulit.Terapi hanya merangsang pertumbuhan rambut yang baru, tetapi tidak memengaruhi perjalanan penyakit. Tujuan: Mengevaluasi gambaran umum dan penatalaksanaan pasien AA. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun 2012-2016 di Divisi Kosmetik URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hasil:  Jumlah pasien baru AA di Divisi Kosmetik Medik URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode 2012-2016 sebesar 0,6% dari 4875 pasien Divisi Kosmetik Medik. Sebesar 70% pasien baru AA adalah pria dan didominasi oleh kelompok usia 25-44 tahun (40%). Keluhan pasien AA terbanyak berupa kerontokan atau kebotakan rambut setempat pada 27 pasien (90%). Lama sakit terbanyak pasien baru AA adalah 0-6 bulan, yaitu sebanyak 20% pasien dengan riwayat tanpa pengobatan sebelumnya sebanyak 76,7%, kriteria diagnosis terbanyak adalah area kecil tidak berambut yang didapatkan pada 90% pasien. Subtipe AA yang paling banyak ditemukan adalah subtipe klasik sebanyak 90% pasien. Terapi AA yang banyak digunakan adalah pemberian topikal minoxidil (96,7%) dan suplemen kombinasi. Sebanyak 46,7% pasien melakukan kontrol ulang. Simpulan: AA banyak menyerang pria pada usia produktif. Terapi pertama yang diberikan adalah topikal minoxidil. Hasil terapi pada pasien yg melakukan kontrol ulang 50% menunjukkan perbaikan yaitu pertumbuhan rambut baru pada lesi AA.