Diabetes melitus (DM) tipe II merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh lansia di Indonesia. Tujuan: mengetahui gambaran asuhan keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien lansia Diabetes Mellitus tipe II melalui pemberian terapi refleksi injak batu. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Jumlah klien yang digunakan adalah sebanyak 3 orang, yaitu pasien yang mengalami diabetes militus di RAAL Griya Asih dengan masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah. Hasil: Sebelum diberikan tindakan asuhan keperawatan pada ketiga pasien didapatkan bahwa ketiga pasien mengeluh sulit menggerakkan ektremitas, pusing, lemas, dan terkadang merasakan kebas, mulut kering dan mudah lapar selain kelemahan serta peningkatan gula darah sewaktu lebih dari normal yakni diatas >200 mg/dl. Setelah dilakukan terapi 1 x 10-15 menit per hari selama 3 hari berturut-turut terjadi perubahan pada kemampuan menggerakan ekstremitas, peningkatan kekuatan otot, lemah dan pusing yang dirasakan oleh pasien juga berkurang. Pasien dapat melakukan dan mengikuti terapi selama 3 hari, serta mengalami penurunan rata-rata kadar glukosa darah dari 261 mg/dL menjadi 211 mg/dL. Simpulan dan Saran: Terapi refleksi injak batu pada pasien lansia dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah mampu memberikan hasil yang baik. Disarankan untuk melanjutkan terapi refleksi injak kaki secara rutin.