Mohammad Imamuddin
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN BIAYA ANTARA DESAIN STRUKTUR SIPIL BERBASIS PENUTUP LAGOON DAN SISTIM TANGKI PLT BIOGAS POME 700 KW DI PTPN V RIAU Samdi Yarsono; Lan Marrakup TN; Ika Wulandari; Eva Nur Septinia; Giman Giman; Mohammad Imamuddin; Juda Suwandi; Basit Al Hanif; Andika Setiawan
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi terbarukan di Indonesia sangatlah penting, Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) merupakan pembangkit listrik energi terbarukan. Pengembangan energi terbarukan untuk pembangkit listrik ini mendukung program pemerintah dalam meningkatkan peran energi terbarukan dalam terbauran mix-energy nasional, dimana saat ini sumber energi terbarukan porsinya relatif kecil. BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dalam kegiatannya melakukan pembangunan pilot plant 700 kW berkerjasama dengan PTPN V (PT. Perkebunan Nusantara V) dengan sistim penutup lagoon dimana area yang dibutuhkan 225x83m. RistekDikti melalui programnya Insinas Flagship nya memberikan anggaran penelitian selama 3 tahun untuk melakukan kegiatan pembuatan pilot plant 700 kW dengan sistim tangki yang dikerjakan oleh peneliti BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), dimana area yang dibutuhkan sekitar 60x34m lebih kecil dari sistim penutup lagoon. Optimal dalam desain struktur sipil menjadi fokus dalam makalah ini. Desain struktur sipil PLT Biogas dengan sistem Tangki adalah solusi untuk mengurangi kebutuhan lahan, dimana kebanyakan reaktor yang dipakai dalam sistim lagoon adalah menggunakan kolam yang relatif sangat banyak membutuhkan lahan yang luas dan pekerjaan juga sangat relatif lama karena terpengaruh terhadap kondisi cuaca dan tanah. Desain struktur sipil PLT Biogas sangat penting untuk direncanakan, dimana terdiri dari desain struktur bawah dan desain struktur atas. Perbandingan biaya struktur sipil antara sistim berbasis penutup lagoon dengan sistim berbasis tangki dari segi biaya nya tidaklah berbeda jauh karena nilai atas tanah tidak di perhitungkan, dimana sistim penutup lagoon Rp. 2,987,106,111 sedangkan sistim tangki 2,976,380,000.
ANALISIS DEWATERING PADA BASEMENT (STUDY KASUS PROYEK GEDUNG JAKARTA GARDEN CITY JAKARTA TIMUR) Mohammad Imamuddin
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewatering adalah pekerjaan sipil yang bertujuan untuk mengendalikan air (air tanah/permukaan) dengan menggunakan pompa agar tidak mengganggu/menghambat proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan bagian struktur yang berada dalam tanah dan di bawah muka air tanah. Penentuan banyaknya jumlah pompa dan volume air yang dikeringkan mengacu kepada data spesifikasi rencana bangunan, luas galian, kedalaman galian, soil test, dan kondisi lahan disekitar proyek. Pada proyek Jakarta Garden City dengan areal 3847,12 m2 diperlukan lima sumur dewatering, lima sumur recharging, dan lima piezometer (sumur pantau), masing-masing sumur dibor sampai kedalaman minus 12 meter dengan diameter 60 cm casing PVC 12” untuk sumur dewatering; dan diameter 60 cm casing PVC 2” untuk piezometer; dan diameter 60 cm casing PVC 12” untuk recharging. Selain itu diperlukan pompa submersible berkapasitas 60 liter/menit sebanyak lima buah, data permeability k = 5 x 10-5 m/det dengan jumlah air yang dibuang sebesar 133 m3/hari.
Analisis Kapasitas Saluran Jalan Kapuk Raya Jakarta Barat Mohammad Imamuddin; Ahmad Khanavi
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelurahan Kapuk berada di kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, provinsi DKI Jakarta. Pada kelurahan ini, terdapat suatu daerah yang sering terjadi genangan pada saat turun hujan. Berdasarkan informasi dari warga sekitar saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama tiga jam, permukaan air dari saluran sudah menggenangi pemukiman hingga 20 cm yang akan surut dua jam kemudian. Bahkan pada saat tidak terjadi hujan pada daerah tersebut terdapat suatu titik yang memiliki muka air diatas saluran drainase yang telah disediakan. Salah satu penyebab terjadinya banjir yaitu tidak sesuainya penampang saluran yang telah ada untuk mengalirkan air. Pada tahun 2012 dilakukan pembangunan Rumah Pompa Kapuk 1 B yang bertujuan untuk mempercepat laju aliran yang menggenangi daerah tersebut dengan tujuan banjir dapat diminimalkan. Namun saat ini masih terjadi genangan dikarenakan kapasitas saluran belum memadai. Dengan menganalisa penampang saluran menggunakan metode distribusi curah hujan menggunakan metode Gumbel dihasilkan intensitas curah hujan 2 tahun sebesar 25,85 mm/jam dengan debit puncak sebesar 4,03 m3/detik, sementara penampang terkecil saluran eksisting memiliki kapasitas 1,07 m3/detik pada penampang eksisting 1,6 m x 0,9 m. Hasil analisa kapasitas yang diperlukan agar tidak terjadi banjir yaitu dengan menormalisasikan saluran dari ukuran penampang 1,6 m x 0,9 m menjadi 2 m x2 m sehingga debit yang dihasilkan sebesar 4,03 m3/detik.