Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DETERMINATION OF THE BEST METHODOLOGY FOR BATHYMETRY MAPPING USING SPOT 6 IMAGERY: A STUDY OF 12 EMPIRICAL ALGORITHMS Masita Dwi Mandini Manessa; Muhammad Haidar; Maryani Hartuti; Diah Kirana Kresnawati
International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences (IJReSES) Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : National Institute of Aeronautics and Space of Indonesia (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.316 KB) | DOI: 10.30536/j.ijreses.2017.v14.a2827

Abstract

For the past four decades, many researchers have published a novel empirical methodology for bathymetry extraction using remote sensing data. However, a comparative analysis of each method has not yet been done. Which is important to determine the best method that gives a good accuracy prediction. This study focuses on empirical bathymetry extraction methodology for multispectral data with three visible band, specifically SPOT 6 Image. Twelve algorithms have been chosen intentionally, namely, 1) Ratio transform (RT); 2) Multiple linear regression (MLR); 3) Multiple nonlinear regression (RF); 4) Second-order polynomial of ratio transform (SPR); 5) Principle component (PC); 6) Multiple linear regression using relaxing uniformity assumption on water and atmosphere (KNW); 7) Semiparametric regression using depth-independent variables (SMP); 8) Semiparametric regression using spatial coordinates (STR); 9) Semiparametric regression using depth-independent variables and spatial coordinates (TNP), 10) bagging fitting ensemble (BAG); 11) least squares boosting fitting ensemble (LSB); and 12) support vector regression (SVR). This study assesses the performance of 12 empirical models for bathymetry calculations in two different areas: Gili Mantra Islands, West Nusa Tenggara and Menjangan Island, Bali. The estimated depth from each method was compared with echosounder data; RF, STR, and TNP results demonstrate higher accuracy ranges from 0.02 to 0.63 m more than other nine methods. The TNP algorithm, producing the most accurate results (Gili Mantra Island RMSE = 1.01 m and R2=0.82, Menjangan Island RMSE = 1.09 m and R2=0.45), proved to be the preferred algorithm for bathymetry mapping.
ANALISIS PERUBAHAN LAHAN TAMBANG TIMAH DAN SEBARANNYA DI PULAU BELITUNG DENGAN MENGGUNAKAN CITRA PENGINDERAAN JAUH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Studi Kasus Kabupaten Belitung Timur DIAH KIRANA KRESNAWATI DADAN RAMDAN, dan DESSY APRIYANTI
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 22, No 1 (2021): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.842 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v22i1.3730

Abstract

Pertambangan dan pengelolaan mineral sekarang ini sudah menjadi salah satu bidang utama dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Terutama pada kegiatan penambangan timah, dimana aktivitas tambang timah di Indonesia telah berlangsung lebih dari 200 tahun dengan jumlah cadangan yang cukup besar. “The Indonesian Tin Belt” merupakan cadangan timah yang tersebar dalam bentangan wilayah sejauh 800 kilometer. Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah yang merupakan bagian dari Jalur Mineralisasi Logam di Indonesia bagian barat sebagai penghasil timah (Sn) terbesar di Indonesia. Terdapat permasalahan di daerah-daerah bekas penambangan timah di Pulau Belitung. Banyaknya lubang-lubang bekas galian tambang timah yang dibiarkan begitu saja pasca penambangan tanpa adanya usaha untuk melakukan reklamasi maupun pemanfaatan kembali merupakan masalah yang sangat serius jika dibiarkan begitu saja. Mencermati permasalahan di Kabupaten Belitung Timur, teknologi penginderaan jauh berbasis sistem informasi geografis merupakan teknologi yang dapat memberikan informasi geospasial yaitu penyebaran lokasi tambang serta dapat memberikan infomasi lainnya seperti, luas area pertambangan, area tambang yang masih aktif maupun yang telah ditinggalkan, serta perubahan lahannya. Sehingga dengan diketahuinya informasi tersebut dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan untuk dilakukannya rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik lagi. Analisis pada penelitian ini ada dua permasalahan yang akan dianalisis, yaitu analisis perubahan tutupan lahan/penggunaan lahan, yaitu dengan cara membandingkan tutupan lahan tahun 2013 dengan tutupan lahan tahun 2018 pada kabupaten Belitung Timur dan analisis sebaran lahan tambang timah dengan Peta WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan), yaitu dengan cara proses overlay peta hasil klasifikasi tahun 2018 dengan peta WIUP Kabupaten Belitung Timur. Selanjutnya hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu peta perubahan lahan tambang timah Pulau Belitung  tahun 2013 dan tahun 2018 serta peta hasil analisis lahan tambang timah dengan Peta WIUP Pulau Belitung tahun 2018.Kata kunci :  Perubahan Lahan Tambang, Maximum Likelihood, Belitung Timur, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis
ANALISIS DAN PEMBUATAN PETA DAERAH POTENSI LONGSOR DI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019 MENGGUNAKAN METODE PEMBOBOTAN PADA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Analysis And Map Of The Potential Longsor Area At Bogor in 2019 Using Weighting Methods On Geographic Information System) DADAN RAMDANI, DIAH KIRANA KRESNAWATI, dan DESSY APRIYANTI
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 21, No 2 (2020): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.969 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v21i2.3277

Abstract

Peristiwa tanah longsor atau dikenal sebagai gerakan masa tanah, batuan atau kombinasinya, sering terjadi pada lereng alam. Kondisi tersebut sebenarnya merupakan fenomena alam, yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan atau faktor yang mempengaruhinya dan menyebabkan terjadinya pengurangan kekuatan geser serta peningkatan tegangan geser tanah (Alhasanah,2006). Bencana tanah longsor atau gerakan tanah dari tahun ke tahun semakin sering terjadi di Indonesia, khususnya pada saat musim hujan. Kondisi tektonik di Indonesia yang membentuk morfologi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah, sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi tinggi. Hal ini ditunjang dengan adanya degradasi perubahan tataguna lahan akhir-akhir ini, menyebabkan bencana tanah longsor menjadi semakin meningkat. Kombinasi faktor anthropogenik dan alam sering merupakan penyebab terjadinya longsor yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda. Upaya mitigasi diperlukan untuk meminimalkan dampak bencana longsor. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat tahun 2011-2015 sudah terjadi 211 kejadian longsor. Dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor, terdapat 16 kecamatan yang pernah terjadi longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis data dari data kelas lereng, data curah hujan, data penggunaan lahan dan data jenis tanah, serta untuk mengetahui tingkat kerentanan tanah longsor di Kabupaten Bogor. Dengan ditunjukkan pada pembuatan peta potensi  daerah rawan longsor Kabupaten Bogor. Data atau parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kelerengan, curah hujan, penggunaan lahan dan jenis tanah. Metode penelitian yang dilakukan adalah survey dan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode kerentanan longsor dengan parameter faktor alami dan manajemen.  Analisis yang digunakan adalah overlay dari parameter yang telah ditentukan dan pembobotan. analisis data dan pembobotan adalah proses penggabungan atau overlay dari 4 data parameter dan perhitungan nilai harkat dan bobot. Penelitian ini menghasilkan Peta Potensi Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dalam bentuk peta cetak dan peta digital. Kata kunci: Longsor, Kabupaten Bogor, Peta; Overlay, Sistem Informasi Geografis
ANALISIS PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH UNTUK IDENTIFIKASI PERTUMBUHAN PASAR TANAH DI KOTA BOGOR TAHUN 2018 DESSY APRIYANTI dan DIAH KIRANA KRESNAWATI
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 19, No 1 (2018): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.334 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v19i1.1685

Abstract

Tanah merupakan sumber daya yang berperan penting dalam mendukung kebutuhan dasar manusia. Tanah perlu dikelola dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemakmuran manusia tanpa merusak kelestarian dari tanah itu sendiri dan lingkungan sekitarnya. Peningkatan jumlah penduduk mengindikasikan bahwa kebutuhan akan tanah juga mengalami peningkatan, sehingga mendorong peningkatan permintaan akan tanah yang kemudian akibatnya meningkatkan penawaran harga tanah yang semakin tinggi. Transaksi jual beli tanah juga ikut meningkat. Karena jumlah tanah sifatnya tetap maka adanya peraturan tentang penggunaan tanah di dalam perencanaan wilayah sangat diperlukan. Distribusi transaksi jual beli tanah dapat digambarkan dalam bentuk peta pasar tanah. Pasar tanah dapat menunjukkan kawasan yang memiliki jumlah transaksi yang tinggi. Dari pasar tanah di Kota Bogor dapat dianalisis arah dan tingkat pertumbuhan wilayah di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis psar tanah di Kota Bogor untuk mengidentifikasi pertumbuhan wilayah Kota Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data transaksi jual beli tanah yang dilaporkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah kepada Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor pada tahun 2017 dan 2018. Data disesuaikan berdasarkan sumber data dan waktu. Kemudian data diolah dalam bentuk tabel, grafik, dan peta untuk menggambarkan pasar tanah yang terbentuk. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Analisis dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang ada yaitu fakta yang diperoleh dari distribusi transaksi jual beli tanah yang digambarkan dalam peta pasar tanah. Analisis pertumbuhan wilayah dilakukan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah di Kota Bogor tahun 2017 s.d. 2018. Pasar tanah dapat diidentifikasi dari data transaksi jual beli tanah. Pasar tanah yang digambarkan berdasarkan jumlah transaksi, luas tanah, ada dan tidaknya bangunan, harga tanah saat transaksi, dan Nilai Jual Objek Pajak menunjukkan bahwa transaksi banyak terjadi pada kawasan strategis yang dilewati akses jalan arteri primer dan jalan kolektor. Hal ini menunjukkan bahwa faktor eksternal berupa aksesibilitas dan infrastruktur kota memegang peranan penting dalam menentukan arah pertumbuhan wilayah di Kota Bogor. Kata kunci : Kota Bogor, Zona Nilai Tanah, Pasar Tanah, Pertumbuhan Wilayah
PENERAPAN TEKNIK DATA SCRAPING` UNTUK PENENTUAN KESESUAIAN LOKASI MINIMARKET BERDASARKAN ATURAN NIAGA DI JAWA BARAT Harahap, Rina Muthia; Atmawidjaja, Rudie Rachmat; Kresnawati, Diah Kirana; Ridwan, Mohamad; Alamsyah, Denan Fajar
Jurnal Spasial Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/js.v12i1.9758

Abstract

Indonesian people are already familiar with retail MSMEs such as grocery stores/stalls/taverns. Currently, the choice of places to shop is increasingly diverse, including minimarkets. The results of research in Bogor City in 2022 show that 64% of minimarkets in Bogor City have a distance between minimarkets of less than 250 meters, which means they do not comply with commercial regulations in Bogor City. Other cities in West Java Province also have regulations regarding distance between minimarkets. Analysis of the distance between minimarkets can be carried out in a shorter time if data on the distribution of minimarkets has been obtained. Data on the distribution of hundreds of minimarkets can be mapped using data scraping techniques. The result is an excel file containing several pieces of information, including the minimarket address. Next, geocoding is carried out based on the address information. Then the distribution of minimarkets can be displayed via mapping software. The buffer method is used to analyze the distance between minimarkets according to the regulations applicable in a particular city. This research aims to produce a comparison of the suitability of minimarket locations based on the regulations that apply in the cities of West Java Province. The minimarkets referred to in this research are shops managed by business entities such as Alfamart, Alfamidi, Circle K, Indomaret, and Prima Freshmart. After going through the validation and distance analysis stages between minimarkets, the city of Bandung became the city with the highest number of minimarkets that did not comply with commercial regulations.