Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK. III R.W. MONGISIDI MANADO Ningsih, Hesti Sulistia; Mayulu, Nelly; Onibala, Franly
e-NERS Vol 1, No 1
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ens.v1i1.1791

Abstract

Abstract: Intravenous therapy is used to repair the condition of patients in maintaining body fluids. One of nosocomial infections that arise as a result of the infusion phlebitis. This study aims to determine the factors that influence the occurrence of phlebitis in patients who installed a drip in hospital wards. Tk. III R.W. Mongisidi Manado. The method used is the method of analytic observational cohort study. The samples used were all patients who underwent infusion in Bougenvile, Cendana and Flamboyan Rooms. Sampling method is a total sampling of 60 people with multivariate data processing. The results showed all, independent variables that have an influence on the occurrence of phlebitis is old variable infusion (p = 0.004 <alpha 0.05) and the selection of the cannula (p = 0.017 <alpha 0.05). Viewing of risk factors / odds ratio (Exp (B)), the selection of the cannula which increases the risk of phlebitis at 0.016 times longer while mounting cannula 4-6 x 24 hours increases the risk of phlebitis by 0.006 times. The conclusion of this research is long infusion phlebitis most influence on the odds ratio for having larger. Suggestion: It is expected for the institutions involved, in this case educational institutions and hospitals in order to further enhance education and training for nurses and prospective nurses in particular on how to minimize the occurrence of infusion phlebitis. Keywords: Risk Factors, Infusion, Phlebitis.     Abstrak: Terapi intravena digunakan untuk memperbaiki kondisi pasien dalam mempertahankan cairan tubuh. Salah satu infeksi nosokomial yang timbul akibat dari pemasangan infus yaitu flebitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya flebitis pada pasien yang terpasang infus di ruang rawat inap RS. Tk. III R.W. Mongisidi Manado. Metode yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan studi kohort. Sampel yang digunakan adalah semua pasien yang dilakukan pemasangan infus di Ruang Bougenvile, Cendana dan Flamboyan dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 60 orang dengan pengolahan data secara multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama, variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya flebitis adalah variabel lama pemasangan infus (p = 0,004 < alpha 0,05) dan pemilihan kanula (p = 0,017 < alpha 0,05). Melihat dari faktor risiko/odds ratio (Exp(B)), pemilihan kanula yang besar meningkatkan risiko terjadinya flebitis sebesar 0,016 kali sedangkan lama pemasangan kanula  4-6 x 24 jam meningkatkan risiko terjadinya flebitis sebesar 0,006 kali. Kesimpulan dalam penelitian adalah lama pemasangan infus lebih beresiko terhadap terjadinya flebitis karena memiliki odds ratio lebih besar. Saran : Diharapkan bagi institusi yang terkait, dalam hal ini institusi pendidikan dan rumah sakit agar lebih meningkatkan lagi pendidikan dan pelatihan bagi para perawat dan calon perawat khususnya tentang cara pemasangan infus untuk meminimalisasi terjadinya flebitis. Kata kunci: Faktor Resiko, Infus, Flebitis.
Kebiasaan Makan, Body Image dan Kejadian Gizi Kurang pada Siswi SMAN 1 Kampar Ningsih, Hesti Sulistia; Widawati, Widawati; Rizqi, Eka Roshifita
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 1 No. 5 (2025)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v1i5.183

Abstract

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi pada remaja di Indonesia. Gizi kurang dapat terjadi karena kebiasaan makan yang tidak baik dan tidak puas terhadap body image. Tujuan penelitian menganalisis hubungan kebiasaan makan dan body image dengan kejadian gizi kurang pada siswi SMAN 1 Kampar. Rancangan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian siswi kelas X dan XI sebanyak 398 siswi dan sampel 54 siswi dengan teknik sampel stratified random sampling. Instrumen yang digunakan timbangan berat badan, microtoice, kuesioner FFQ dan BSQ-34. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji chi-square. Hasil analisis univariat siswi gizi kurang 27 (50,0%), kebiasaan makan tidak baik 27 (50,0%), tidak puas dengan body image 29 (53,7%). Berdasarkan uji chi-square diperoleh tidak ada hubungan antara kebiasaan makan p=0,586 (p˃0,05) dan body image p=0,585 (p˃0,05) dengan kejadian gizi kurang. Kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan makan dan body image dengan kejadian gizi kurang pada siswi SMAN 1 Kampar. Di sarankan agar tidak melakukan diet yang salah dan dapat mengontrol kebiasaan makan dengan mementingkan nilai dan fungsi gizi bagi tubuh.