Yuli Susanti
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Global Medical and Health Communication

Factors Affecting Surgical Waiting Time in Cancer Patients at Referral Hospitals of West Java Province Yuli Susanti; Siska Nia Irasanti; Ieva Baniasih Akbar; Wawang S. Sukarya
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.01 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v8i2.6201

Abstract

A challenge for hospitals in facing the high number of patient visits is to provide quality services. One of the vital services in dealing with patients, especially those who will have cancer surgery considering the high rate of mortality cancer, is an improvement in waiting time (WT). Waiting time for elective surgery is one indicator of service quality with a standard of ≤2 days. This research aimed to determine the average WT for surgery, influencing factors, and optimal queuing models. The method used was quantitative and qualitative methods applied to 207 samples with consecutive sampling at West Java Provincial Al-Ihsan Regional General Hospital Bandung from October to December 2016. The analysis used partial least squares (PLS). The results of the study showed that the average WT for surgery was 32 days. Factors that influence WT were inpatient rooms, number of medical personnel, condition of patients, and health insurance. The optimal queue model to reduce surgical waiting time are adding inpatient beds, oncologist doctor, and creating an online system for registration and confirmation of inpatient rooms and operating. FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU TUNGGU OPERASI PASIEN KANKER DI RUMAH SAKIT RUJUKAN JAWA BARATTantangan bagi rumah sakit dalam menghadapi jumlah kunjungan pasien yang tinggi adalah mampu memberikan pelayanan berkualitas. Salah satu pelayanan signifikan bagi pasien kanker yang akan menjalani operasi adalah perbaikan waktu tunggu karena mortalitas pasien kanker yang tinggi. Waktu tunggu operasi elektif merupakan salah satu indikator mutu pelayanan dengan standar ≤2 hari. Penelitian bertujuan mengetahui waktu tunggu operasi rerata, faktor yang memengaruhi, dan model antrean yang optimal. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif yang diterapkan pada 207 sampel secara consecutive sampling di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Bandung dari Oktober hingga Desember 2016. Analisis menggunakan partial least squares (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu operasi rerata adalah 32 hari. Faktor yang berpengaruh terhadap waktu tunggu operasi adalah ruang rawat inap, jumlah tenaga medis, kondisi pasien, dan jaminan kesehatan. Model antrean yang optimal untuk menurunkan waktu tunggu operasi adalah penambahan tempat tidur rawat inap, penambahan dokter spesialis bedah onkologi, serta pembuatan sistem daring untuk pendaftaran dan konfirmasi kesiapan ruang rawat inap dan ruang operasi.
Pengaruh Appointment Registration System terhadap Waktu Tunggu dan Kepuasan Pasien Yuli Susanti; Yudi Azis; Dadang Kusnadi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3172.028 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v3i1.1545

Abstract

Peningkatan derajat kesehatan dapat dicapai melalui kemudahan akses terhadap fasilitas kesehatan. Peningkatan peserta pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengakibatkan antrian panjang di sarana pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode appointment registration system (ARS) terhadap waktu tunggu dan kepuasan pasien. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan sampel 380 orang dan observasi pada bulan Desember 2014 di RS Al-Islam Bandung. Analisis menggunakan structural equation modeling (SEM) dan production operation management-quantitative methods (POMQM). Hasil penelitian diperoleh kondisi pelaksanaan ARS (60,7%), waktu tunggu (59,1%), dan kepuasan pasien (67,3%) termasuk dalam kategori cukup. Terdapat pengaruh positif dan signifikan ARS terhadap waktu tunggu (51,84%), pengaruh positif dan signifikan waktu tunggu terhadap kepuasan pasien (25%), dan total pengaruh ARS terhadap kepuasan pasien (16,79%). ARS dapat menurunkan waktu tunggu secara efektif tetapi tidak semua metode ARS dapat menurunkan waktu tunggu. Simpulan, pasien RS Al-Islam Bandung merasa cukup puas terhadap pendaftaran appointment dan waktu tunggu. THE INFLUENCE OF OUTPATIENT APPOINTMENT REGISTRATION SYSTEM TO WAITING TIME AND PATIENT SATISFICATIONSHealth improvement can be achieved through accessibility to health services. An increased participants in the Health Insurance Program (HIP) resulted in a long queue in the hospital. This research aim was to analize influence of appointment registration system (ARS) to waiting time and patient satisfaction. Research method using patient satisfaction survey in 380 subjects and observation on December 2014 at Al-Islam Bandung Hospital. The result was analyzed using structural equation modeling (SEM) and production operation management-quantitative methods (POMQM). The results showed that the implementations of ARS (60,7%), waiting time (59,1%), and patient satisfaction (67,3%) were on moderate category. There was positive and significant influence of ARS to waiting time (51,84%). There was positive and significant influence of waiting time to patient satisfaction (25%) and total influence of ARS to patient satisfaction was 16,79%. The fastest waiting time in queue performance was appointment registration via sms/phone (33.76 minutes) and the longest waiting time was onsite booking (53.56 minutes). ARS could decreased waiting time significantly and effectively, but not all ARS methods could do the same. In Conclusion, the patients in Al-Islam Hospital had moderate satisfaction in appointment registration and waiting time.
Stakeholder Perception towards the Implementation of National Health Insurance Program Yuli Susanti; Tita Barriah Siddiq; Siska Nia Irasanti; Rizki Perdana; Yusuf Heriady
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.776 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i2.8022

Abstract

Indonesian National Health Insurance (NHI) is a social protection program that ensures the fulfillment of basic needs for proper health by implementing a quality and cost control system. There are still differences in perceptions and complaints felt by patients regarding the implementation of the NHI program. The purpose of this study was to evaluate the implementation of the NHI program based on the perception of all stakeholders in the aspect of health equity, quality of service, and health financing. Quantitative research methods with survey techniques on 204 respondents were selected by stratified random sampling in Al-Ihsan Regional General Hospital West Java Province from January to May 2021. The data were analyzed by using the Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney U test on the perception of the stakeholder groups. The results showed that the aspects of health equity, service quality, and health financing on the implementation of the NHI program were in a good category. The increase in Healthcare and Social Security Agency (HSSA) insurance premium was considered the lowest aspect. There were significant differences in the perception of stakeholder groups on the aspects of health equity, service quality, and health financing. There were significant differences in perceptions of health equity based on the ages groups and in perceptions of health financing based on income. This indicates that stakeholders' perceptions of the NHI program affected some conditions, including roles in services, ages, and income. PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONALJaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program perlindungan sosial yang menjamin pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui penerapan sistem kendali mutu dan biaya. Masih terdapat perbedaan persepsi dan keluhan yang dirasakan pasien terhadap pelaksanaan program JKN. Tujuan penelitian ini mengevaluasi pelaksanaan program JKN berdasar atas persepsi seluruh stakeholder pada aspek health equity (pemerataan), mutu layanan, dan pembiayaan kesehatan. Metode penelitian kuantitatif dengan teknik survei pada 204 responden yang dipilih secara stratified random sampling di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat periode Januari−Mei 2021. Analisis data menggunakan Uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U terhadap persepsi kelompok stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek health equity, mutu layanan, dan pembiayaan kesehatan pada implementasi program JKN berada dalam kategori baik. Kenaikan premi asuransi BPJS Kesehatan dinilai paling rendah. Terdapat perbedaan signifikan persepsi antara kelompok stakeholder pada aspek health equity, mutu layanan, dan pembiayaan kesehatan. Terdapat perbedaan signifikan persepsi terhadap health equity berdasar atas kelompok usia dan persepsi pada aspek pembiayaan kesehatan berdasar atas pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi stakeholder terhadap program JKN dipengaruhi beberapa kondisi, antara lain peran dalam layanan, usia, dan pendapatan.
The Increased Knowledge of Children Dental and Oral Health at the Baitus Syukur Orphanage in Bandung Siska Nia Irasanti; Yuniarti Yuniarti; Yuli Susanti; Yani Dewi Suryani; Revika Ilma Nurul Uswah; Risya Farisatul Aini; Novita Arya Cahyani; Hilal Muhammad Dimas Nugraha; Muhammad Mufti
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.158 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i3.8230

Abstract

The COVID-19 pandemic has led to restrictions on visits to the dentist except for emergency cases. It causes the examination and treatment of dental and oral diseases to be hampered, which is feared to impact a person's overall health condition negatively. Therefore, each individual is expected to maintain optimal dental and oral health to prevent it. Until now, based on the results of interviews with the head of the Baitus Syukur orphanage, it was stated that the level of awareness of foster children on the importance of maintaining dental and oral health was low, and they did not yet have a special examination program related to dental and oral health. This study aims to analyze whether there is an increase in children's knowledge in the Baitus Syukur orphanage after counseling on oral health. This type of research is a quasi-experiment with pre and post-test methods in March–April 2021. This study uses a total population of 24 children in the Baitus Syukur orphanage. The data were analyzed with the results of the Wilcoxon Test analysis at a 95% confidence level. It showed that statistically, there was a significant difference between the values before and after giving counseling materials to participants with p value=0.003 (p value≤0.05). The conclusion is that there is an increase in children's knowledge about dental and oral health at the Baitus Syukur orphanage after counseling. PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI PANTI ASUHAN BAITUS SYUKUR BANDUNGKondisi pandemik COVID-19 menyebabkan pembatasan kunjungan ke dokter gigi kecuali untuk kasus penyakit kesehatan gigi dan mulut darurat. Hal ini menyebabkan pemeriksaan dan perawatan penyakit gigi dan mulut terhambat yang dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi kesehatan seseorang secara menyeluruh. Untuk mencegah hal ini, setiap individu diharapkan dapat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya secara optimal. Sampai saat ini, berdasar atas hasil wawancara dengan Ketua Panti Asuhan Baitus Syukur menyatakan bahwa tingkat kesadaran anak asuh dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut rendah dan belum memiliki program pemeriksaan khusus terkait kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan menganalisis apakah terdapat peningkatan pengetahuan anak di Panti Asuhan Baitus Syukur setelah dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut. Jenis penelitian ini adalah eksperimen quasi dengan metode pre and post-test pada Maret–April 2021. Penelitian ini menggunakan total populasi anak di Panti Asuhan Baitus Syukur yang berjumlah 24 orang. Data dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai sebelum dan setelah pemberian materi penyuluhan pada  partisipan dengan p=0,003 (p≤0,05). Simpulan, terdapat peningkatan pengetahuan  anak mengenai kesehatan gigi dan mulut di Panti Asuhan Baitus Syukur setelah dilakukan penyuluhan.