Tetty Aman Nasution
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Pendonor Darah dengan HIV Reaktif Positif Melalui Rapid Test HIV Tiga Metode Marlina Rajagukguk; Ricke Loesnihari; Sri Amelia; Tetty Aman Nasution; Ozar Sanuddin
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.967 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v6i1.2418

Abstract

Penyakit HIV/AIDS merupakan masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di dunia. Keadaan ini menyebabkan krisis multidimensi bahkan kematian karena sekali terinfeksi akan tetap terinfeksi. Risiko penularan human immunodeficiency virus (HIV) melalui perilaku berisiko dan transfusi darah sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor risiko pada pendonor darah dengan HIV reaktif positif menggunakan rapid test HIV tiga metode di Palang Merah Indonesia (PMI) Medan. Jenis penelitian ini adalah uji diagnostik dengan memakai rapid test HIV tiga metode pada 75 sampel darah pendonor yang dianggap berisiko. Penelitian dilakukan di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Medan sejak Desember 2015 sampai Juni 2016. Kriteria inklusi, yaitu memenuhi syarat donor yang ditetapkan PMI. Pendonor mempunyai karakteristik perilaku berisiko seperti pengguna jarum suntik (penasun), bertato/tindik, seks bebas, homoseks, pernah berobat kulit, dan pernah menerima transfusi darah. Hasil penelitian terdapat hubungan bermakna kejadian reaktif positif HIV secara rapid test HIV tiga metode dengan nilai p=0,031 sebagian besar reaktif positif memiliki lebih dari satu karakteristik. Dari 75 sampel darah berisiko didapat 19 sampel darah (0,25%) reaktif positif HIV dan 6 sampel (0,08%) indeterminate dan reagen yang paling efektif memeriksa adalah oncoprobe. Simpulan, pendonor dengan hasil reaktif positif HIV secara rapid test HIV tiga metode memiliki karakteristik perilaku berisiko lebih dari satu. CHARACTERISTICS OF BLOOD DONORS WITH HIV REACTIVE POSITIVE THROUGH THE THREE METHODS OF HIV RAPID TESTHIV/AIDS is a big problem that threatens Indonesia and many countries in the world. This situation causes multidimensional crises and even deaths because once a person  infected they will remain infected. The risk of transmission of human immunodeficiency virus (HIV) through risky behavior and blood transfusions by 90%. This study aims to determine the characteristic of blood donors with HIV reactive positive using three methods of HIV rapid test at Indonesian Red Cross (PMI) Medan. This study was a diagnostic test using three methods of HIV rapid test on 75 blood samples. The study considered to be at risk directly at blood donor site of Blood Transfusion Unit (UTD) PMI Medan from December 2015 to June 2016 with inclusion criteria that meet the donor requirements set by PMI and risky donors such as users of syringes (IDUs), tattoos/piercing, free sex, homosexuals, have had skin treatment and have received blood transfusions. The results of this study concluded that there was a significant association between HIV reactive positive occurrences in the three methods of HIV rapid test with p=0.031 where most reactive positive had more than one risk behavior. Of the 75 blood samples at risk in 19 blood samples (0.25%) were positively HIV reactive and six samples (0.08%) were indeterminate. The most effective reagent check was oncoprobe. In conclusions, blood donors with HIV reactive positive results in three methods of HIV rapid test have multiple risk factors.
HUBUNGAN IgA ANTI-VCA EVB DENGAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KARSINOMA NASOFARING Wirza Hanum; Farhat Farhat; Tetty Aman Nasution
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.779 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v4i2.2088

Abstract

Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang terjadi pada epitel nasofaring. Sebagian besar lokasi penderita KNF terpusat pada benua Asia dan memiliki garis keturunan yang berasal dari Cina bagian Selatan, terutama yang merupakan bagian dari suku Fujian dan Kantonesia. Penggunaan anti-VCA mulai dikenalsebagai salah satu penanda uji tapis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai serologi IgA anti-VCA dengan gambaran histopatologi KNF tanpa menilai faktor risiko lainnya. Jenis penelitian yang digunakan berupa analitik observasional dengan desain potong lintang. Sampel diambil secara consecutive sampling  dari penderita KNFyang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 33 orang. Hasil penelitian menunjukkan dari 33 sampel, didapati 22 orang sampel berjenis kelamin laki-laki (66,7%), dengan kelompok usia 50-59 tahun sejumlah 12 orang (36,4%) dan 14 orang sampel berprofesi sebagai wiraswasta (42,4%). Sebagian besar sampel memiliki gambaran histopatologi tipe II sebanyak 21 orang (63,6%), tipe III sebanyak 12 orang (36,4%) dan tidak dijumpainya gambaran histopatologi tipe I. Pada pemeriksaan ELISA IgA anti-VCA EBV ditemukan immunoglobulin tersebut pada 22 orang sampel (66,7%). Analisis chi-square menunjukkan hubungan antara nilai serologi IgA anti-VCA EBV dengan gambaran histopatologi KNF dengan nilai p0,002