Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Capacity Building Posyandu Sadar Ibu Dan Anak Melalui Mind Mapping Methode (3M) Sebagai Upaya Peningkatan Kreatifitas Dan Ketrampilan Kader POSYANDU Rais Nur Latifah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jpkk.Vol1.Iss2.972

Abstract

Children are one of the growth phases in the human life cycle. Toddlers are part of the stages of child development into adulthood. The nutritional status of children at this stage determines the level of intelligence, mindset, and personality of a person. Posyandu is one of the institutions involved in dealing with toddlers. Posyandu cadres are at the forefront of monitoring the nutritional status of children under five years. KMS (Kartu Menuju Sehat) is the result of monitoring children's growth. Therefore, capacity building for posyandu cadres is needed. This activity aims to improve the creativity and skills of posyandu cadres in the context of the success of government’s programs to create a superior, healthy, and smart generation. This activity was carried out at the Mother and Child Awareness Posyandu in Jetak Hamlet, Wonorejo Village, Gondangrejo District, Karanganyar Regency, Central Java. This activity was carried out for three months, from May to July 2021. The method used in this activity was the Mind Mapping Method (3M). The sample used was 50 posyandu cadres. The results of the training with 3M showed an increase in the thinking skills, skills, and creativity of Posyandu cadres in their work rhythm. The increase in the knowledge score before and after training was 3.52. This result was shown by the increase in the creativity of cadres in honing the motor skills of toddlers, monitoring the nutritional status of toddlers, creating a healthy and balanced nutrition menu, filling in correct and accurate KMS, and measuring the baby’s height and weight with an analytical balance. In addition, posyandu cadres were able to contribute to creating educational games that train the cognitive abilities of children under five. ABSTRAK Anak merupakan salah satu fase pertumbuhan dalam siklus hidup manusia. Balita merupakan bagian dari tahapan tumbuh kembang anak menjadi dewasa. Status gizi anak dalam tahap tersebut menentukan tingkat kecerdasan, pola pikir dan kepribadian seseorang. Posyandu merupakan salah satu wadah yang berkecimpung dalam menangani balita. Kader posyandu merupakan salah satu ujung tombak pemantauan status gizi balita. KMS (Kartu Menuju Sehat) merupakan hasil dari pemantauan pertumbuhan anak. Oleh karena itu peningkatan capacity buliding kader posyandu sangat dibutuhkan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan para kader posyandu dalam rangka mensukseskan program pemerintah dalam mencetak generasi yang unggul, sehat dan cerdas. Kegiatan ini dilaksanakan di posyandu sadar ibu dan anak di Dusun Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu Mei sampai Juli 2021. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Mind Mapping Methode (3M). Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 50 kader posyandu. Hasil pelatihan dengan 3M menunjukkan peningkatan kemampuan berfikir, ketrampilan dan kreatifitas dari para kader posyandu dalam ritme kerjanya. Peningkatan skor pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan adalah 3,52. Hasil ini ditunjukkan dengan peningkatan kreatifitas kader dalam mengasah motorik balita, pemantauan status gizi balita, penciptaan menu gizi sehat dan seimbang, pengisian KMS yang benar dan akurat serta pengukuran tinggi dan berat badan bayi dengan neraca analitik. Disamping itu para kader posyandu mampu memberikan kontribusi dalam mencipatakan permainan edukasi yang melatih kemampuan kognitif anak balita.
Making Hand Sanitizer With Spray Technique Through Utilization Of Betel Leaf Extract In Order To Improve A Clean And Healthy Living Culture : Pembuatan Hand Sanitizer Dengan Teknik Spray Melalui Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirih Dalam Rangka Meningkatkan Budaya Hidup Bersih Dan Sehat Rais Nur Latifah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jpkk.Vol2.Iss2.1335

Abstract

The Covid-19 virus is a virus that attacks the respiratory and causes death. A clean and healthy lifestyle is one of ways that can be done to survive during this pandemic. This community service program aims to make hand sanitizer with betel leaf extract. The target of this program is the community in Dusun Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar. The method used to implement the service program is through the method of socialization and direct practice in making hand sanitizers. The result of the community service program is the ability of the community to make household-scale hand sanitizers independently. The results of the average score got by the community after the socialization program for making hand sanitizers are between 70-80. Each group in the hand sanitizer manufacturing program produces 2 liters. The level of public acceptance of hand sanitizer products with betel leaf extract is 85%. At the monitoring and evaluation stage, the community has an understanding level of 80-90%. Abstrak Virus Covid-19 merupakan virus yang menyerang pernafasan dan dapat menyebabkan kematian. Pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan agar survive dalam masa pandemi ini. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membuat hand sanitizer dengan ekstrak daun sirih. Sasaran pelaksanaan program ini adalah masyarakat Dusun Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar. Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan program pengabdian ini yaitu melalui metode sosialisasi dan praktik langsung dalam pembuatan hand sanitizer. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat memiliki kemampuan dalam membuat mandiri hand sanitizer skala rumah tangga. Hasil rata-rata score yang diperoleh masyarakat pasca program sosialisasi pembuatan hand sanitizer berada dalam rentang nilai 70-80. Setiap kelompok dalam program pembuatan hand sanitizer ini menghasilkan 2 liter. Tingkat penerimaan masyarakat terhadap produk hand sanitizer dengan ekstrak daun sirih yaitu sebesar 85%. Pada tahap monitoring dan evaluasi masyarakat memiliki tingkat pemahaman sebesar 80-90%.  
Penentuan Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Etanol Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius Roxb) Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans Niamul Faza Assauqi; Mutista Hafshah; Rais Nur Latifah
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um0260v7i12023p001

Abstract

Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroorganisme di dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit ini dengan obat kumur yang mengandung antiseptic. Cara alternatif dapat dikembangkan dengan memanfaatkan bahan alami sebagai bahan dasar pembuatan obat kumur. Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius roxb) mengandung beberapa senyawa aktif diantaranya flavonoid, tanin, dan alkaloid yang berpotensi memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol daun pandan terhadap bakteri Streptococcus mutans. Ekstrak daun pandan wangi diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dengan variasi konsentrasi ekstrak 0,36%, 0,78%, 1,56%, 3,12%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, dan 100%. Etanol digunakan sebagai pelarut karena bersifat inert, netral, universal, dan dapat mengekstrak komponen-komponen metabolit sekunder dengan baik. Penentuan nilai KHM dilakukan dengan metode dilusi cair menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis. Sedangkan penentuan nilai KBM dilakukan dengan metode Spread plate. Hasil penelitian menunjukan nilai KHM berada pada konsentrasi 6,25% karena sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan nilai KBM berada pada konsentrasi 25%, dimana pada konsentrasi tersebut sudah tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh.
Utilization of cassava peel waste (Manihot esculenta L.) with concentration variations of α-amylase and glucoamylase enzymes for liquid sugar Rais Nur Latifah; Nur Rahma Martiyana
Jurnal Litbang Industri Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v13i2.7876.107-113

Abstract

The production of liquid sugar utilizing cassava peel waste has been carried out in this study. The method used in the production of liquid sugar employs an enzymatic method. The stages in the enzymatic method are the liquefaction and saccharification processes. The liquefaction process involves the addition of α-amylase in varying amounts to break down starch into amylose and amylopectin. The saccharification stage aims to hydrolyze dextrins into liquid sugar using glucoamylase enzymes. The volumes of enzymes used were 0.2 mL and 0.6 mL. The research results indicate that the moisture content and ash content are in accordance with the Indonesian National Standard (SNI) 8779:2019, at 6.19% and 0.76%, respectively. Qualitative analysis of cassava peel starch shows positive results for amylum, dextrins, and glucose content. FTIR analysis of cassava peel starch reveals the presence of O-H groups, C-H groups, and C-O-C groups. Total Soluble Solid (TSS) testing for 0.2 mL and 0.6 mL enzyme volumes resulted in 12.56% and 17.37%, respectively. The optimum results for liquefaction and saccharification were observed with the addition of 0.2 mL enzyme volume. The functional groups of the liquid sugar were analyzed using FTIR, which showed the presence of O-H stretching, carbonyl groups (C=O), stretching vibration of C-OH, and vibration of glycosidic bonds C-O-C.