Paskalis Jebarus
Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN GAYA KOGNITIF KELAS VIII SMP NEGERI 1 WELAK KABUPATEN MANGGARAI BARAT Paskalis Jebarus; I Ketut Suastika; Nur Farida
RAINSTEK : Jurnal Terapan Sains & Teknologi Vol. 3 No. 2 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jtst.v3i2.5859

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan gaya kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Welak Kabupaten Manggrai Barat. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Welak Kabupaten Manggarai Barat yang menunjukan bahwa masih terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel. Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan gaya kognitif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes, pedomaan wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Welak Kabupaten Manggarai Barat yang dikategorikan siswa dengan gaya kognitif file indepndent dan file depedent. Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam rangka pengecekan keabsahan data yang telah diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa dengan gaya kognitif file independent belum mampu memproses lebih lanjut penyelesaian soal, belum mampu melakukan perhitungan dengan tepat dan juga belum mampu menuliskan jawaban akhir dengan benar. Siswa dengan gaya kognitif file dependent belum mampu mentransformasikan soal kebentuk pemisalan atau dalam model matematika, tidak mampu menggunakan metode eliminasi, substitusi maupun campuran dan juga belum mampu menuliskan kesimpulan dengan benar. Saran bagi peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan permasalahan yang lebih kompleks sehingga diketahui kesalahan dari permasalahan tersebut.