Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RELASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM TRADISI NGURISANG MASYARAKAT ISLAM SASAK SITI AMINAH; NOVIA SUHASTINI
TASÂMUH Vol. 19 No. 2 (2021): THE ROLE OF ISLAMIC COMMUNICATION IN INCREASING RELIGIOUS MODERATION
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.303 KB) | DOI: 10.20414/tasamuh.v19i2.4134

Abstract

Religion is a guide for human life regarding divinity, while culture is a habit, a procedure for human life created by humans themselves which originate from creation, taste and intention as a gift from God. In everyday life, religion and culture are often juxtaposed and even inseparable, especially in some of the ceremonies and rituals that are carried out by the Sasak Islamic Community. In the Ngurisang tradition, for example, we can see a strong relationship between religion and culture. The formulation of the problem in this study is First: What is the meaning of Ngurisang in terms of religion and culture? And Second: how is the relation between religion and culture in the tradition of Ngurisang in the Sasak Islamic Society?. The purpose of this study was to determine the meaning of Ngurisang in terms of religion and culture. As well as to find out the relationship between religion and culture in the Ngurisang tradition of the Sasak Islamic Society. This research uses descriptive qualitative method. Qualitative research is a research procedure that produces descriptive data in the form of written or spoken words from people and observable behavior. The theory used as an analytical knife is the theory of Viktor Turner's ritual symbols. The results showed that the Ngurisang tradition in the Sasak Islamic Society in terms of religion can be juxtaposed with the term aqiqah. Meanwhile, in the cultural context, you have to go through three ritual stages, namely silver fire, goat slaughter and Ngurisang. Then there is a very strong religious and buya relationship in each of the Ngurisang processions.
STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT ISLAM SASAK (Studi Pada Perkawinan Masyarakat Desa Sengkerang, Lombok Tengah) Siti Aminah
Jurnal Sosiologi Agama Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.45 KB) | DOI: 10.14421/jsa.2017.%x

Abstract

Social stratification and caste, in Sengkerang Village of Central Lombok, woman who has a high social class and caste gets high dowry from the bridegroom. This research is qualitative research with the descriptive-analytic approach. Technique of collecting data is used by the various methods—observation, interview and documentation method. Primary data resource is earned from the result of interview and observation to the village chief of Balin Gagak in Sengkerang, religious leaders and public figure, while the secondary data resource is earned form the literatures. Analyzing data is done by three steps; reduction of data, displaying data and verification of data. This research uses capitalist theory and social-functional stratification. The result of this research shows a marriage in Sasak Islamic community has three various marriages—homogami, hipogami, and hipergami and social stratification in the marriage of Sasak Islamic community appears because of being a higher and lower social stratification, which is determined by education, power, caste, affluence, respectability, and other causes. The caste is a main factor giving most influence to determine a social stratification of Sasak Islamic Community. So the higher her aristocracy is, the higher her title or her dowry is. Aristocrats are called mamiq by their children and jajarkarang is called amaq by their children. And the children of aristocrat earn a title; lalu, raden, or denda and the children of jajarkarang do not earn a title.
TINDAKAN SOSIAL KADER TB CARE DALAM MENANGGULANGI PENYAKIT TB DI KOTA MALANG Siti Aminah
KOMUNITAS Vol. 11 No. 1 (2020): Community Development Through Practice and Public Policy
Publisher : Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.091 KB) | DOI: 10.20414/komunitas.v11i1.2062

Abstract

Dalam upaya mewujudkan malang zero TB pemerintah Kota Malang berkolaborasi dengan ‘Aisyiyah untuk melakukan tindakan penanggulangan penyakit TB. ‘Aisyiyah melakukan tindakan melalaui kader TB Care ‘Aisyiyah. Kader TB Care kemudian melakukan tindakan sosial untuk menemukan dan membantu mengobati pasien TB. Melihat fenomena TB, Indonesia saat ini menempati peringkat ke 2 terbanyak di dunia. Jumlah penderita TB semakin lama semakin meningkat dan menyebabkan angka kematian yang cukup besar. Kondisi inilah yang menggerakkan ‘Aisyiyah untuk memberikan kontribusinya dalam melakukan tindakan penanggulangan penyakit TB di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan sosial yang dilakukan oleh kader TB Care dalam menanggulangi penyakit TB. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi yang dikumpulkan dan dianalisa secara deskriptif kualitatif. Teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Webber menjadi acuan untuk membahas bagaimana tindakan sosial yang dilakukan dalam penelitian ini, guna mencari pemahaman kader TB Care dalam memaknai tindakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan sosial yang dilakukan oleh kader TB Care ‘Aisyiyah Kota Malang dilakukan atas kerjasama antara pemerintah melalui dinas kesehatan dengan ‘Aisyiyah kota Malang. Tindakan penanggulangan TB dilakukan untuk mewujudkan masyarakat tanpa TB. Disamping itu juga tindakan sosial dilakukan sebagai gerakan Amar Ma’ruf nahi munkar dan mengubah pemahaman masyarakat yang masih keliru tentang penyakit TB. Sehingga terciptalah infrastruktur kesehatan yang baik dan lingkungan hidup yang nyaman bagi masyarakat.
MEMAHAMI PERILAKU MISKIN MASYARAKAT DESA SENGKERANG, LOMBOK TENGAH: UPAYA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN EKONOMI Siti Aminah
KOMUNITAS Vol. 12 No. 1 (2021): Community Development through Practice and Public Policy
Publisher : Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.503 KB) | DOI: 10.20414/komunitas.v12i1.3556

Abstract

Biaya pendidikan dan berbagai upaya lainnya justru membentuk masyarakat menjadi individu yang mempunyai sikap dan mentalitas miskin. artinya dalam merespon program-program yang dirancang pemerintah, masyarakat justru hanya tertarik secara financial untuk memperoleh bagian dari program tersebut tanpa memahami tujuan dan out put yang diharapkan pemerintah. Sehingga yang terjadi adalah angka kemiskinan semakin meningkat karena masyarakat justru berlomba-lomba memperlihatkan dan mempresentasikan dirinya sebagai masyarakat miskin. Dalam konteks ini maka yang dibutuhkan bukan hanya program yang bersifat konten, akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah pembangunan pemahaman dalam rangka merubah sikap mental masyarakat untuk tidak bangga menjadi objek pembangunan tetapi dapat bertransformasi sebagai subjek yang dapat melakukan pembangunan. oleh karena itu dalam melihat dan mengkaji persoalan tersebut penulis melakuakn penelitian di Desa sengkerang, Lombok Tengah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memahami dan menjelaskan perilaku miskin yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam rangka mendoktrin pemahaman lingkungan sekitar tentang kodisinya.
AKTUALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SASAK DALAM MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI ERA PANDEMI COVID Siti Aminah
KOMUNITAS Vol. 13 No. 2 (2022): Empowerment and Islamic Studies
Publisher : Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.233 KB) | DOI: 10.20414/komunitas.v13i2.5771

Abstract

Abstrak: Pada masyarakat Sasak, kearifan lokal masih dianggap sebagai suatu kekayaan yang mengandung nilai, pandangan, kebijakan dan kearifan hidup masyarakat dalam berbagai ragam permasalahan. Keterlibatan kearifan lokal dapat dilihat dalam beberapa perannya dalam sistem, pertanian, pernikahan, adat istiadat dan masalah kesehatan. Terutama di era pandemi covid-19 masalah kesehatan menjadi perhatian utama seluruh bangsa di dunia termasuk di indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat sasak di era pandemi. Serta mengungkap peran serta nilai kearifan lokal masyarakat sasak dalam mengatasi masalah kesehatan di era pandemi. Masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat sasak umumnya sama dengan fenomena yang terjadi di tengah masyarakat serta dengan gejala yang sama. Akan tetapi hambatan penyebaran dan minimnya suspek covid-19 di Desa Sengkerang terjadi karena beberapa faktor diantaranya: 1. sistem matapencaharian, 2. Psiko-Sisial. kearifan lokal masyarakat sasak pada dua faktor di atas mengindikasikan dapat meningkatkan imunitas tubuh di era pandemi.