Septian Khaerul Ghany
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EARMARKING TAX PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BEKASI Devi Purnama Sari; Taufik Silfian; Septian Khaerul Ghany
Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 1, No 1: September 2019
Publisher : Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.264 KB) | DOI: 10.31334/jupasi.v1i1.505

Abstract

The phenomenon of this study is about implementation Earmarking Tax of Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor – Vehicle Fuel Tax having allocation of fund is 70% for reduce of air pollution and environment damage. The purpose of this study is known and analyze of implementation policy earmarking tax vehicle fuels tax in Bekasi City and also entity of support and entity of inhibition on implementation this policy. Method of this study is using qualitative approach with descriptive specificity. The result of this study is implementation policy earmarking tax upon vehicle fuels tax in Bekasi City of West Java to the objective and target policy is as the allocation of funds to pressure the impact of of tax object with target policy is society by focuses to the negative impact of tax object. The activity of the policy on existing tax is in accordance with SOP, but implementation of the allocation fund is not in accordance with regulatations. The result of the activities of the policy of Earmarking Tax PBBKB not yet maximum utilization of allocation funds of activities budgeted. Enity of support has been the use of administrative systems and IT systems in the implementation of the policy of collecting Vehicle Fuel Tax such as Ring Code. While the entity inhibits the policy or rules and organizational structure. Because the Municipal Government of Bekasi has no special regulations governing the allocation of funds. And SKPD associated with the implementation of earmarking tax is still less active and less understanding of the policy.
PROSES BISNIS DAN ASPEK PEMUNGUTAN PAJAK ATAS TRANSAKSI E-COMMERCE DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Pebriana Arimbhi; Imam Susanto; Septian Khaerul Ghany
Jurnal Reformasi Administrasi : Jurnal Ilmiah untuk Mewujudkan Masyarakat Madani Vol 6, No 1: Maret 2019
Publisher : Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1582.484 KB) | DOI: 10.31334/reformasi.v6i1.343

Abstract

Penemuan internet merupakan revolusi besar dalam dunia komputer dan komunikasi. Internet adalah alat penyebaran informasi secara global, sebuah mekanisme penyebaran informasi dan sebuah media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antar individu dengan menggunakan alat komunikasi tanpa terhalang batas geografis. Pengaruh dari internet keseluruh lapisan masyarakat sebagai media online untuk menyelesaikan berbagai macam transaksi salah satunya adalah transaksi e-commerce. Revolusi industri 4.0 telah menimbulkan disrupsi pada seluruh aspek kegiatan usaha. Pengaruh disrupsi akan mentransformasikan sistem perpajakan secara global, terutama standar dan norma pemajakannya yang masih konvensional. Hal ini menimbulkan adanya pertanyaan bagaimana proses bisnis dan aspek pemungutan pajak atas transaksi e-commerce dalam era revolusi industri 4.0 di Direktorat Jenderal Pajak, serta kendala dan upaya dalam proses bisnis dan aspek pemungutan pajak tersebut. Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah metode penelitan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam, observasi, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian, pertama : Proses bisnis atas transaksi e-commerce dalam era revolusi industri di Indonesia hanya ada 4 (empat) model, yaitu : Online Marketplace, Classified Ads, Daily Deals, Dan Online Retail. Untuk aspek pemungutan pajak atau perlakuan perpajakan yang digunakan masih merujuk pada kebijakan yang sudah ada saat ini yaitu pada peraturan perpajakan PPh dan PPN, belum ada peraturan khususnya. Sementara untuk proses bisnis dan model kebijakan administrasi perpajakan atas transaksi e-commerce terhadap media sosial ditinjau dari konsep Equality belum di desain oleh pihak DJP.. Kedua : kendala yang dihadapi oleh DJP dalam menerapkan pemajakan ekonomi digital di bidang e-commerce, yaitu: kesulitan terkait dengan anonimitas data pelaku e-commerce, sulitnya mendeteksi data transaksi e-commerce, mudahnya pelaku e-commerce menghapus informasi ataupun memberikan informasi yang salah terkait transaksi, dan metode pembayaran. Ketiga : upaya yang telah dilakukan oleh DJP dalam mengatasi kendala tersebut, adalah : memperketat izin perdagangan serta izin pembukaan situs, memonitor data pengiriman serta memonitor transaksi, mengatur adanya kewajiban bagi pelaku e-commerce untuk memastikan data transaksi di situs tetap ada sampai jangka waktu tertentu, dan mengatur kewajiban pembayaran melalui satu payment gateway nasional.