Basuki Teguh Yuwono
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keris Palembang (Sebuah Kajian Fisual Terhadap Keris Palembang) Basuki Teguh Yuwono
Ornamen Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5519.695 KB) | DOI: 10.33153/ornamen.v9i2.1025

Abstract

Keris culture along Sumatera island known as the Malay keris, and the one that stands out is the dagger in Palembang culture. Although culture is not a culture dagger indigenous people of Palembang, but its existence is important and penetrated almost every joint of their lives. Palembang keris culture in the beginning of a culture that comes from the Javanese keris and keris culture influenced Bugis (South Sulawesi) and also under the influence of a keris culture of Minangkabau (West Sumatra). Span of the history and culture of the keris in Palembang supported community's ability to adjust and process keris culture coming from the outside gradually gave birth to the distinctive culture of dagger and reflect the characteristics of their culture and identity. The most striking feature can be seen from such a visualization of shape or keris. Palembang keris visualization can be identified through the shape of each piece keris, namely: 1) Blade / dagger eyes covering prestige, size, type, and others. 2) sampir / dagger sheath that covers various forms sampir and pendok. 3) Ulu / upstream dagger which includes various forms pangulu and pedongkok or mendak. Each part of the keris is visually has a unique appearance and characteristics. Keywords: Cultural Palembang keris, Javanese and Bugis influence, visual characteristics, eye dagger, slung, ulu.
Pembuatan Seni Kerajinan Pisau Pamor Di Sentra Pande Besi Koripan, Delanggu, Klaten Kuntadi Wasi Darmojo; Cahya Surya Harsakya; Basuki Teguh Yuwono
Ornamen Vol. 22 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koripan merupakan salah satu daerah sentra industri yang menghasilkan beragam produk perlengkapan dapur dan pertanian yang dikerjakan oleh pande besi. Keberadaan sentra pande besi ini telah cukup lama dan dilakukan secara turun-temurun. Keberlangsungan kerajinan ini mengalami pasang-surut. Usaha ini mengalami surut karena keterbatasan pengalaman para pande dalam hal pemasaran serta kondisi pasar (daya saing). Hal demikian memiliki dampak terhadap minimnya minat generasi muda untuk tertarik meneruskan usaha ini. Perlu adanya strategi untuk menumbuhkan minat generasi penerus, serta peningkatan kualitas produk. Kesempatan ini diwujudkan melalui kegiatan pembuatan karya seni tempa pamor guna diterapkan pada pisau. Luaran kegiatan berupa diversifikasi terhadap produk, yaitu pisau pamor. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan daya saing terhadap produk pisau dari daerah lain.