Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN POLA ASUH IBU TERHADAP KEJADIAN STUNTING DI KENAGARIAN BALINGKA Yuliza Anggraini; Marisa Amalia
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 No. 2 Edisi 2 Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.229 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v5i2.1535

Abstract

Stunting is low height for age which is characterized by delayed growth in children which results in failure to achieve normal height for age. the incidence of stunting in West Sumatra is still high at 15.1% in 2021. Balingka district is one of the districts in Agam district which has a fairly high prevalence of stunting. Many factors that are interrelated with each other are the causes of stunting, one of which is environmental factors and maternal parenting. The aim is to determine the relationship between environmental factors and maternal parenting patterns with the incidence of stunting in Kenagarian Balingka. The method uses a cross sectional design. Sampling by simple random sampling with a total sample of 55 toddlers aged 12-59 months. The results showed that there was no significant relationship between environmental factors in the form of environmental sanitation factors and the incidence of stunting in Balingka district (p value 0.655), there was no relationship between personal hygiene and stunting in Balingka district (p value 0.408), there was no relationship between exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in Kenagarian Balingka (p value 0.170) and there is no relationship between the provision of complementary foods and the incidence of stunting in Kenagarian Balingka (p value 0.102). The conclusion is that there is no relationship between environmental factors and mother's upbringing with the incidence of stunting in Kenagarian Balingka.
GAMBARAN FAKTOR PENGETAHUAN PASIEN DALAM PELAYANAN BPJS Adilla Tullah; Yuliza Anggraini; Hendry Wibowo
Menara Medika Vol 5, No 2 (2023): VOL 5 NO 2 MARET 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v5i2.3834

Abstract

Latar Belakang: Pengetahuan merupakan sebuah hasil tahu yang diperoleh setelah melakukan interaksi terhadap suatu objek. Faktor yang berkaitan dengan pengetahuan yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Adanya pasien yang belum memahami bagaimana prosedur dalam pelayanan  BPJS. Tujuan: untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi faktor yang berkaitan dengan pengetahuan pasien dalam pelayanan BPJS. Metodologi: Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Madina Bukittinggi dengan menggunakan metode Penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif, dengan jumlah sampel sebanyak 76 orang dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil: penelitian menunjukan bahwa lebih dari sebahagian responden dengan pengetahuan rendah yaitu sebesar (51,3%) dengan umur 21-30 dan 41-50 tahun (25%) dengan tingkat pendidikan tinggi (55,3%) serta responden dengan kategori tidak bekerja (36,8%) dan media cetak merupakan kategori sumber informasi yang paling banyak diperoleh oleh responden sebesar (46,1%). Diskusi: Dari penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan pasien dalam pelayanan BPJS, saran diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk memberikan informasi kepada anggota BPJS dengan lebih maksimal, baik secara langsung, media cetak maupun media elektronik.
Penerapan Metode Sbabs Dalam Mencegah Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Yuliza Anggraini; Liza Andriani
Jurnal Kesehatan Vol 9 No 2 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Yatsi Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sanitasi merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs meskipun dilapanganmenunjukkan kemajuan yang masih lambat. Strategi Nasional Kebijaka STBM ( Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat) mengacu pada strategi percepatan yang bertujuan untuk mengejar targetSDGs. Tujuan penyelenggaraan program ini adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yanghigienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya. STMB merupakan pendekatan yang dilakukan oleh berbagai Negara dalamrangka perubahan perilaku pedesaan yang diterapkan secara luas untuk mengakhiri buang air besarsembarangan dan masalah ini terkait kesehatan. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS)merupakan salah satu pilar yang terdapat didalam STMB dalam pencegahan stunting. Stop Buang Air Besar Sembarangan merupakan program sanitasi total berbasis masyarakat yangmembudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasislingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat merubah perilaku untuk tidak melakukanaktivitas buang air besar sembarangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas metodeSBABS dalam mencegah stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas AirBangis Kabupaten Pasaman Barat. Metode: penelitian menggunakan desain Kohor Retrospektif.Kelompok SBABS sebagai penerima program dengan kelompok Non SBABS yang tidakmenerima program. Kelompok wilayah SBABS yaitu jorong Silawai Tengah dan kelompokwilayah non SBABS adalah Kampung Padang Utara. Hasil penelitian menunjukkan proporsibaduta stunting pada kelompok SBABS 15,3%, dengan tinggi badan normal 91,3% dan status gizibaik (92,7%). Terdapat hubungan antara tinggi badan balita pada kelompok SBABS dengan NONSBABS dengan p-value 0.012 namun tidak ada hubungan antara status gizi balita kelompokSBABS dengan NON SBABS dengan p-value 0.374Kesimpulan: metode SBABS efektif menurunkan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulanpada wilayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU SETELAH DIBERIKAN EDUKASI TENTANG PMT BERBASIS KEARIFAN LOKAL Yuliza Anggraini; Aze Renata Fenzelina Zalukhu
Menara Medika Vol 6, No 2 (2024): VOL 6 NO 2 MARET 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v6i2.5272

Abstract

Pendahuluan: Masalah gizi menjadi salah satu masalah terpenting yang harus ditangani pemerintah di dunia maupun di Indonesia untuk memperoleh generasi yang baik. Gizipada masa 5 tahun pertama kehidupan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita di masa depan. Dampak yang dapat timbul akibat kekurangan gizi pada lima tahun pertama adalah perkembangan otak dan pertumbuhan. Pemberian Makanan Tambahan berbasis kearifan lokal adalah program pemerintah yang dapat dijadikan sebagai salah satu aternatif untuk mengatasi permasalah tersebut. Program ini bertujuan untuk memulihkan gizi balita dengan memberikan makanan dengan kandungan gizi yang cukup sehingga kebutuhan gizi balita dapat terpenuhi. Tujun Penelitian: Mengetahui gambaran pengetahuan ibu setelah diberikan edukasi tentang PMT berbasis kearifan lokal di Kenagarian Balingka. Metode Penelitian : kuantitatif dengan desain  pendekatan deskritif. Populasi adalah ibu balita usia 12-24 bulan sebanyak 68 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang. Hasil Penelitian : adanya peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan edukasi tentang PMT berbasis kearifan lokal sebesar 24.2%. Kesimpulan dan Saran : adanya peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan edukasi tentang PMT berbasis kearifan lokal sebesar 24.8%. Di sarankan setelah mendapatan edukasi tentang PMT berbasis kearifan lokal ini para ibu yang memiliki balita dapat mempraktikkannya setiap hari untuk pemenuhan gizi balita. Kata Kunci : Pengetahuan, PMT, kearifan lokal
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Kearifan Lokal pada Balita Usia 12-24 Bulan Di Kenagarian Balingka Tahun 2023 Aze Renata Fenzelina Zalukhu; Yuliza Anggraini; Rantih Fadhlya Adri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8534

Abstract

Masalah gizi juga merupakan masalah kesehatan yang masih hangat dan selalu menjadi topik utama nasional maupun dunia, terutama negara berkembang seperti Indonesia. Berat badan kurang adalah masalah gizi utama penyebab kematian pada Balita. Balita adalah golongan usia yang cukup rentan terhadap berbagai penyakit, terutama penyakit kekurangan gizi. Rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentunya akan berpengaruh terhadap status gizi Balita. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2016, sekitar 45% kematian anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia terkait dengan kekurangan gizi, sekitar 17 juta anak di bawah usia lima tahun sangat kurus, dan 52 juta anak di bawah usia dari lima. Asupan anak yang tidak mencukupi merupakan salah satu penyebab gizi buruk (Refni, 2021). Upaya Sustainable Developmentian Goals (SDGs) pada tahun 2030 adalah untuk memutus rantai segala bentuk malnutrisi dan di tahun 2025 menurunkan prevalensi gizi buruk (22,2%), kurus (7,5%), sangat kurus (2,4%) dan berat badan lebih (5,7%) pada balita (Miranty, 2020).  WHO mencatat rata rata atau lebih dari setengah balita dengan gizi buruk berasal dari Asia (55%), sepertiganya berasal dari Afrika (39%) (Wahyuni, 2022). Adapun hasil survey yang dilakukan di Sumatera Barat Tahun 2022 tentang angka gizi buruk Balita dimana angka tertinggi mencapai 35,5% dan Kabupaten Agam berada pada angka 24,6%. Dimana terjadi peningkatan dari 19,1% tahun 2021 menjadi 24,6% tahun 2022 (Databoks, 2023). Praktik pemberian Makanan Pendamping Air susu Ibu (MP-ASI) merupakan faktor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak karna mulai usia enam bulan terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi. Hal ini berhubungan dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan yang merupakan pertumbuhan emas bagi anak dan status gizi anak Balita.
Pencegahan Stunting melalui Peningkatan Kesadaran Hak- Hak Reproduksi Perempuan Usia Pra Nikah di Panti Asuhan 'Aisyiyah Kota Payakumbuh Desi Asmaret; Syaflin Halim; Rezi Prima; Yuliza Anggraini; Selsa Alvira; Irfianda Irfianda
Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955 | p-ISSN 2809-0543 Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/10.36312/vol6iss2pp378-387

Abstract

The children of the 'Aisyiyah Payakumbuh Orphanage, in their teens, have never been equipped with knowledge about women's reproductive rights. Therefore, it is necessary to be given knowledge about the independence of reproductive rights to break the chain of stunting. This service aims to build awareness and empower orphanage children through the process of increasing awareness of reproductive rights that bring change (transformative) that is independent in maintaining their reproductive health in making the right decisions that are free from discrimination, coercion and violence. In particular, this PKM received a DRTPM grant from the Ministry of Education, Culture, Research and Technology of the Directorate General of Higher Education, Research, and Technology in the field of Community Empowerment in order to realize the Sustainable Development Goals (SDGs), namely a healthy and prosperous life by building partnerships. This service uses socialization, training and continuous cooperation methods to produce outputs in the form of articles in sinta indexed journals, recognition of student credits, publications in electronic mass media, uploading videos of activities on the university's youtube and PKM posters in HaKi kan as well as Cooperation and MoA agreements with the Family Law Study Program and the Faculty of Islamic Religion, University of Muhammadiyah West Sumatra for sustainable programs.