Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pola Asuh Orang Tua Kristen Terhadap Anak Dalam Menghadapi Tantangan Kemajuan Zaman Asmat Purba; Alon Mandimpu Nainggolan
Montessori Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini Vol. 2 No. 1 (2021): Montessori: Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Kristen Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/mjpkaud.v2i1.593

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua Kristen terhadap anak dalam menghadapi tantangan kemajuan zaman, sehingga melalui penulisan artikel ini dapat memberikan gambaran kepada orang tua agar mereka memiliki pola asuh yang baik dan menjadi orang tua yang berperan sebagai guru yang patut diteladani oleh anak-anaknya. Untuk mewujudkan penelitian ini, maka penulis memilih metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan studi kepustakaan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa zaman dimana kita hidup saat ini akan terus mengalami perubahan dan perkembangan, namun moral dan keimanan manusia semakin menurun. Perubahan atau perkembangan yang paling tren masa kini ialah perkembangan teknologi seperti smartphone. Orang tua adalah guru dalam keluarga yang seyogianya memiliki pola asuh yang baik agar dapat mengantisipasi dan menghadapi tantangan kemajuan zaman yang sedang berkembang saat ini agar anak-anak tetap berkembang secara utuh dalam rasa takut akan Tuhan dan mencintai gereja-Nya. Kemajuan zaman dapat berdampak buruk (negatif) bagi anak-anak jikalau orang tua tidak menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak, dan sebaliknya dapat juga berdampak baik (positif) apabila orang tua mendemonstrasikan pola asuh yang baik terhadap anak. Lebih mudah menjadi guru bagi anak sendiri daripada menjadi guru bagi orang lain. Dalam praktiknya orang tua Kristen dapat menerapkan sepuluh usulan rancang bangun pendidikan rohani anak oleh orang tua untuk menghadapi kemajuan (tren) zaman di abad ke-21.
Ibadah Online Pada Masa Pandemi Covid-19 (Sebuah Tinjauan dari Perspektif Kristen) Alon Mandimpu Nainggolan; Asmat Purba
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v5i2.631

Abstract

Abstract:There are pros and cons regarding online worship carried out by churches during the Covid-19 pandemic. That is why, this study aims to find out the biblical and theological basis of online worship during the Covid-19 pandemic from a Christian perspective. The method used is qualitative, with data collection techniques for document studies, especially biblical texts that are in accordance with the title raised. Through research, it was found that online worship is actually not much different from offline worship as long as believers make God the center of worship. The situations and conditions faced by God's people in history have influenced the way, model, and form of God's people worship, but they have never changed the meaning/essence of worship itself. Carrying out online worship is not wrong, the important thing is that people praise God, listen to God's Word and pray respectfully. Online worship is a necessity for future worship patterns.Keywords: christian perspective; covid-19; online worship Abstrak:Terdapat pro dan kontra mengenai ibadah online yang dilaksanakan oleh gereja pada masa pandemi Covid-19. Itu sebabnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar biblis dan teologis ibadah online pada masa pandemi Covid-19 dari perspektif Kristen. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data studi dokumen, khususnya teks-teks Alkitab yang bersesuaian dengan judul yang diangkat. Melalui penelitian ditemukan bahwa ibadah online sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ibadah secara offline sejauh orang percaya menjadikan Tuhan sebagai pusat ibadah. Situasi dan kondisi yang dihadapi umat Tuhan dalam sejarah turut mempengaruhi cara, model, bentuk umat Tuhan beribadah, namun tidak pernah mengubah makna / esensi dari ibadah itu sendiri. Melaksanakan ibadah online tidaklah salah, yang penting umat memuji Tuhan, mendengarkan Firman Tuhan dan berdoa dengan penuh hormat. Ibadah online adalah keniscayaan pola ibadah di masa mendatang. Kata kunci: covid-19; ibadah online; perspektif kristen
Pentingnya Membangun Kepercayaan Diri dan Harga Diri Anak Dalam Keluarga Asmat Purba; Yonce Yonce
Journal of Psychology "Humanlight" Vol. 2 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Psikologi Kristen IAKN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/jph.v2i1.555

Abstract

Artikel ini membahas pentingnya membangun kepercayaan diri dan harga diri anak dalam keluarga. Pendekatan yang dilakukan membahas isu ini ialah pendekatan psikologis, teologis, reflektif dan aplikatif. Setelah membicarakan pemikiran para psikolog, penulis menguraikan bagaimana membangun harga diri anak secara sehat menurut Alkitab, tujuannya agar keluarga dapat memerankannya dalam membangun kepercayaan diri dan harga diri anak mereka. Hambatan-hambatan dalam membangun kepercayaan diri dan harga diri anak dibahas juga, khusunya pengaruh orang tua dan lingkungan hidup anak. Pada bagian akhir, artikel ini membahas usulan bagi peningkatan pendidikan dalam keluarga khususnya bagaimana membangun kepercayaan diri dan harga diri anak.
PEMURIDAN SEORANG AYAH TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Asmat Purba; Donna Sampaleng; Martin L. Manao; Alon M. Nainggolan
Montessori Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini Vol. 3 No. 1 (2022): Montessori: Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Kristen Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/mjpkaud.v3i1.894

Abstract

Artikel ini membicarakan pentingnya pemuridan dilakukan seorang ayah terhadap anak-anak dalam keluarga. Bagaimana kedudukan dan peranan ayah sebagai imam yang melaksanakan pemuridan kepada anak-anak dalam keluarga. Dalam artikel ini akan dibicarakan kualitas keluarga yang disebabkan oleh seorang ayah yang melakukan perannya yakni memuridkan anak-anak dalam keluarga. Tujuan dari artikel ini ialah: pertama, untuk mengingatkan para ayah agar mereka peduli terhadap pendidikan rohani anak-anak mereka yang dapat dimulai dari anak yang baru lahir hingga dewasa. Kedua, agar pendidikan rohani anak-anak dalam keluarga dilakukan secara merata baik kepada anak-anak. Seorang ayah bertanggung jawab untuk menjaga kualitas pendidikan rohani anak selama mereka masih berada di rumah. Ketiadaan pemuridan seorang ayah terhadap anak-anaknya akan mengakibatkan lemahnya keimaman dalam keluarga dan mudahnya meninggalkan imannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Di akhir pembahasan dikemukakan model pemuridan seorang ayah dalam keluarga sebagai usulan.
Potret Pendidikan di Indonesia: Pandangan dan Peran Pendidik Kristen Asmat Purba; Martin L Manao; Alon Mandimpu Nainggolan
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 8 No 20 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.492 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7240466

Abstract

The purpose of this article is to present and awaken Christian educators to be able to see and improve the implementation of education in Indonesia, which still has a number of problems, including low teacher quality, a school environment that is not child-friendly, and discrimination against persons with disabilities. Christian educators must have passion in their duties as educators. If students experience rejection, mental stress, and other violence, Christian educators are expected to heal them. This research is qualitative, looking for phenomenal information through online newspapers to obtain data by reducing certain data and sorting according to the research objectives so that conclusions can be drawn.
Signifikansi Pendidikan Seksual oleh Orang Tua terhadap Anak 7-12 tahun Asmat Purba; Alon Mandimpu Nainggolan; Delpi Novianti
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53674/teleios.v3i1.58

Abstract

Abstract: Most parents think that talking about sex with family members, especially children, is taboo. Taboo because they are not used to it and are not trained. This article aims to find appropriate ways for parents to successfully conduct sexual education for their children who are still in elementary school. The research method used is descriptive qualitative, with a qualitative approach to literature research (library research). Through this research it was found that sex education in the middle of the family, sexual education for elementary school students, spiritual education for children in the family context can prevent and overcome children's sexual problems. Children are God's gift entrusted to the family. Before they become girls or adults, they are children under the care of their parents. The church needs to equip parents in the context of sexual education for children. Parents are very strategic in educating their children at home regarding sexual education so that they are not patronized by the media and pornographic films which cause them to misunderstand sexuality which results in falling into sexual sins, pregnancies outside of legal marriage and the possibility of various venereal diseases.Abstrak: Sebagian besar orang tua menganggap bahwa membicarakan seks kepada anggota keluarga, khususnya kepada anak-anak adalah tabu. Tabu karena belum terbiasa dan terlatih. Artikel ini bertujuan untuk menemukan cara yang tepat bagi para orang tua agar berhasil melakukan pendidikan seksual kepada anak-anak mereka yang masih duduk di Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan pendekatan kualitatif studi literatur. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa pendidikan seks di tengah keluarga, pendidikan seksual bagi siswa Sekolah Dasar, pendidikan rohani anak di konteks keluarga dapat mencegah dan mengatasi permasalahan anak di bidang seksual. Anak-anak adalah karunia Tuhan yang dipercayakan kepada keluarga. Sebelum mereka menjadi gadis atau dewasa, mereka adalah anak-anak di bawah pengasuhan orang tua. Gereja perlu melengkapi orang tua dalam rangka pendidikan seksual bagi anak. Orang tua sangat strategis mendidik anak usia di jenjang Sekolah Dasar di rumah perihal pendidikan seksual agar mereka tidak digurui oleh media dan film-film porno yang mengakibatkan mereka salah memahami seksual yang mengakibatkan kejatuhan ke dalam dosa seksual, kehamilan di luar pernikahan yang sah dan kemungkinan berbagai penyakit kelamin