Paulus Nugraha
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA Wijaya, Agnes Maria; Wirastuti, Ayu; Nugraha, Paulus; Loekita, Sandra
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang dibatasi oleh durasi waktu, agar dapat mengetahui proyek masih berjalan sesuai dengan rencana, maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi penjadwalan dilakukan dengan mengevaluasi jadwal rencana proyek dengan realisasi pelaksanaan. Tower Crane (TC) merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk pembangunan gedung-gedung tinggi. Dalam proyek konstruksi, TC digunakan sebagai alat bantu untuk mengangkut material, oleh karena itu penempatan TC perlu direncanakan secara tepat. Sehingga TC dapat membantu proyek berjalan sesuai dengan jadwal rencana, terutama pada proyek yang lahannya terbatas. Penempatan TC memperhitungkan titik konflik yang terjadi antar TC. Penelitian ini menggunakan sampel proyek Condominium dan Podium sebuah Plaza di tengah kota, yang lahannya sangat terbatas, baik jalan akses untuk peralatan maupun material. Penelitian dimulai dengan mengolah data yang ada untuk mengevaluasi jadwal rencana dan realisasi pelaksanaan, serta penempatan TC dengan menggunakan teori titik konflik yang terjadi antar TC dengan menggunakan 3 skenario. Dengan melakukan perbandingan antara jadwal rencana dan realisasinya, maka terlihat bahwa proyek tersebut mengalami kemunduran pekerjaan, yang berkisar antara 17-52 hari. Dengan menggunakan perhitungan titik konflik dari ketiga skenario penempatan TC, ditemukan bahwa penempatan yang paling optimal yaitu skenario 3, dimana jumlah konfliknya paling sedikit.
TANGGUNGJAWAB PENYEDIA DAN PENGGUNA JASA KONSTRUKSI MENURUT SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 07/PRT/M/2011 & MENURUT GENERAL CONDITION FIDIC RED BOOK Garland, Yefta Gavra; Pasande, Ary Arland; Nugraha, Paulus
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

Dalam dunia konstruksi di Indonesia, standar yang digunakan untuk dokumen kontrak harus berdasarkan pada Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa dan Undang-Undang No.18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi. Dalam praktiknya, para pengguna dan penyedia jasa mulai menggunakan dokumen kontrak internasional karena tuntutan perkembangan konstruksi secara global. FIDIC (Fédération Internationale des Ingénieurs-Conseils) merupakan salah satu institusi yang mengeluarkan standar kontrak tersebut dan The New Red Book merupakan standar yang sering digunakan. Dalam standar tersebut terdapat General Conditions yang merupakan acuan umum yang berisi tanggungjawab pihak-pihak yang terlibat. Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap FIDIC, penelitian ini dilakukan dengan membandingkan tanggungjawab pihak-pihak yang terlibat dalam General Conditions FIDIC Red Book dengan salah satu kontrak Indonesia yang diterbitkan oleh Menteri Pekerjaan Umum berdasarkan Peraturan Menteri PU No.07/PRT/M/2011. Perbandingan dilakukan dengan melihat aspek teknis, hukum, keuangan, perpajakan, perasuransian, dan sosial ekonomi (Yasin 2014). Secara umum kedua syarat umum kontrak mencakup setiap aspek tersebut. Namun pada FIDIC, tanggungjawab pihak yang terlibat dicantumkan lebih jelas dan memiliki cakupan yang lebih luas. Pada Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK), beberapa klausul harus merujuk pada peraturan pemerintah di luar SSUK sehingga untuk memahami tanggungjawab secara utuh harus melihat peraturan-peraturan tersebut.
ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA Soetanto, Liziad Aditya; Setiobudi, Kenny Jonathan; Nugraha, Paulus
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

E-Procurement atau Pengadaan secara elektronik adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah melaksanakan E-Procurement sejak tahun 2002 hingga saat ini.. Banyaknya pihak yang terlibat dan jumlah serta nilai pekerjaan dalam pelaksanaan E-Procurement di Kementerian PU memberikan kendala dan tantangan tersendiri dari segi sumber daya manusia, infrastruktur dan teknologi yang digunakan, hingga proses pengawasan dalam pelaksanaannya secara langsung. Pada penelitian ini telah didapatkan aspek kendala secara umum selama pelaksanaan E-procurement hingga saat ini, aspek kendala utama yang memiliki peran besar dalam penentuan kesulitan pelaksanaan E-procurement selama ini dan aspek kendala yang bukan merupakan sebuah kesulitan selama pelaksanaan E-procurement hingga saat ini. Pada tulisan ini, penulis berharap untuk dapat berbagi pengalaman, solusi dan tantangan pengembangan E-Procurement kepada seluruh pengguna E-Procurement.
ANALISIS KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Winanda, Raynaldo Vea; Ham, Devin; Nugraha, Paulus
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan sumber daya manusia pada kontraktor di Surabaya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), terutama para tenaga kerja yang berada di Surabaya. Ketersediaan jumlah sumber daya manusia yang cukup banyak di Indonesia membuat aspek tersebut merupakan salah satu bagian yang perlu diperhatikan dalam menghadapi MEA. Dengan berlangsungnya MEA di negara-negara ASEAN maka aliran bebas tenaga kerja antar negara ASEAN akan semakin mudah dikarenakan dibebaskannya biaya pembuatan visa dan employment pass. Akibatnya, hal tersebut dapat memunculkan persaingan antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing untuk mendapatkan lapangan pekerjaan di Indonesia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% tenaga kerja belum siap secara administratif untuk menghadapi MEA yang akan berlaku mulai pada akhir tahun 2015 ini. Ketidaksiapan tersebut berupa ketidaklulusan syarat untuk mendaftar sebagai anggota ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) sesuai dengan MRA on Engineering Services. Selain itu unit kompetensi yang perlu ditingkatkan bagi para tenaga kerja kontraktor di Surabaya adalah Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Manajemen Lingkungan.
ANALISA KEMUNGKINAN PENINGKATAN SERTIFIKASI GREENSHIP DARI GOLD MENJADI PLATINUM (STUDI KASUS: APARTEMEN VENETIAN) Christian, Jimmy; Pratama, Ivan Adi; Nugraha, Paulus; Tumbelaka, Tirsa E.
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.638 KB)

Abstract

Indonesia khususnya di Surabaya, telah mendukung praktik pembangunan berkelanjutan. Satu – satunya apartemen di Surabaya yang telah mendapat sertifikatsi oleh badan resmi yang mempraktikkan bangunan hijau (Green Building Council Indonesia) adalah Apartemen Venetian yang telah mendapat sertifikasi Greenship gold. Sertifikasi ini mempunyai masa berlaku sehingga dalam beberapa tahun kedepan sertifikat ini dapat ditingkatkan kembali. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa alternatif terbaik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sertifikasi yang telah didapatkan dari Greenship New Bulding, sebagai rekomendasi untuk bangunan lain dan Greenship Existing Bulding untuk peningkatan sertifikasi kembali menjadi platinum. Langkah penelitian meliputi pencarian alternatif yang didapatkan berdasarkan hasil studi literatur, observasi lapangan, dan wawancara. Alternatif terbaik dianalisa menggunakan metode gabungan CPI dan AHP berdasarkan tingkat kepentingan owner yang dilihat dari 3 faktor yaitu biaya, kesulitan implementasi dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan untuk meningkatkan sertifikasi Greenship New Building, terdapat 8 alternatif terbaik dari 18 alternatif yang dapat dilakukan. Sedangkan untuk Greenship Existing Building, terdapat 21 alternatif terbaik dari 28 alternatif yang dapat dilakukan. Menurut owner terdapat aspek lain yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek kenyamanan penghuni.
ASPEK-ASPEK YANG MENDUKUNG PENINGKATAN KINERJA TUKANG DALAM PROYEK KONSTRUKSI DI SURAB Wineke, Monica Beatrick; Rismila, Vela; Nugraha, Paulus; Tumbelaka, Tirsa Endeli
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.627 KB)

Abstract

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proyek konstruksi adalah pengontrolan sumber daya manusia. Tukang merupakan sumber daya manusia yang terlibat langsung mulai dari awal hingga akhir proses konstruksi. Oleh karena itu, peningkatan kinerja tukang perlu diperhatikan. Aspek-aspek yang dapat mendukung kinerja tukang adalah sikap, pengalaman kerja, kemampuan, motivasi, lingkungan kerja, pelatihan, pemberian insentif, dan reputasi. Penelitian ini dilakukan dengan study literatur dan penyebaran kuesioner kepada 31 mandor dan 170 tukang pada proyek High Rise Building dan perumahan selama dua bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek-aspek yang paling mendukung kinerja tukang adalah menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar, bekerja untuk meraih kesuksesan, dapat menyelesaikan pekerjaan sulit, memiliki pengalaman, memiliki kemampuan menggunakan alat, dapat berkomunikasi dengan baik, memiliki kemampuan sesuai dengan keahliannya, terpenuhinya kebutuhan fisiologis, mendapatkan tunjangan kesehatan dan asuransi kecelakaan, adanya fasilitas proyek yang memadai, lingkungan pekerjaan yang aman dan harmonis, mendapatkan on the job training, dan mendapatkan bonus finansial.