Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MENGATUR KELAHIRAN DALAM PERSPEKTIF MORAL KATOLIK Yohanes Sudaryanto
Jurnal Teologi (Journal of Theology) Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : P3TK, Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jt.v4i1.473

Abstract

The Church believes that God calls human to become partner in the work of creation. He gives sex to human as a mean of the plan. Contraception is an instrument used by human for birth control. The Church, with her moral teachings doesnt forbid Catholic couples to control births, but she wants them to use the methods are that morally good. The study aims to determine the things that underlie Catholic couples in the Parish of St. Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten in choosing specific ways to regulate births. To collect the data, the author used questionnaires to all respondents and in depth interviews to some of the respondents. The results indicated that the majority of Catholic couples use contraception to regulate births in their family. There are several factors that influence this practices. The main factor is their lack of complete knowledge about contraception and the Church's teaching about it. Based on the data, the author proposes some pastoral suggestions for the Church in order to guide the Catholic couple to regulate births. Delivering the Church's teaching on birth control is one form of responsibility of parish priests to keep the values of the Catholic marriage.
Gelatin Dari Tulang Ikan Lele (Clarias Batrachus): Pembuatan Dengan Metode Asam, Karakterisasi Dan Aplikasinya Sebagai Thickener Pada Industri Sirup Yenita Permata W.; Faradhita Widiastri; Yohanes Sudaryanto; Adriana Anteng A.
Widya Teknik Vol. 15 No. 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/wt.v15i2.920

Abstract

Gelatin merupakan senyawa turunan yang dihasilkan dari serabut kolagen jaringan penghubung, kulit, tulang dan tulang rawan yangdikonversi dengan larutan asam atau basa. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi HCl pada proses demineralisasi dan waktu ekstraksi terhadap yield serta karakteristik gelatin dari tulang ikan lele. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode asam. Larutan HCl dengan konsentrasi HCl 2%, 4%, 6%, dan 8%, merupakan variasi konsentasi asam untuk tahap demineralisasi. Ekstraksi dilakukan dengan ratio massa ossein : volume aquades 1:2 dan suhu 70°C serta variasi waktu ekstraksi 1, 3, 5, dan 7 jam. Setelah proses ekstraksi, larutan ekstrak disaring dan dikeringkan kemudian dihitung yield. Gelatin yang diperoleh dengan yield yang tertinggi dianalisa menggunakan FTIR dan dilakukan karakterisasi. Untuk mempelajari pengaruh penambahan gelatin terhadap viskositas sirup, bubuk gelatin dilarutkan ke dalam sirup dengan berbagai macam variasi konsentrasi, kemudian diukur viskositasnya.Yield tertinggi yang didapat dari percobaan adalah dengan konsentrasi HCl 4% pada waktu ekstraksi 5jam, yaitu 10,9%. Hasil karakterisasi yang diperoleh adalah : pH = 4, kadar protein = 64,76 %, kadar air = 3,7 %, kadar abu = 13,37 %, kadar kalsium = 0,336 %, viskositas = 5,5 cp, bloom gel strength = 177 gBloom. Sedangkan analisa FTIR menunjukkan bahwa gelatin hasil percobaan dengan gelatin komersial memiliki gugus fungsional yang hampir sama. Dari percobaan penambahan gelatin ke dalam sirup disimpulkan bahwa gelatin berpotensi mejadi thickener sirup karena dapat meningkatkan viskositas sirup dengan signifikan. Kata kunci : Gelatin, ikan lele, thickener
Ekstraksi Oleoresin Dari Jahe Rosevicka Dwi Oktora; . Aylianawati; Yohanes Sudaryanto
Widya Teknik Vol. 6 No. 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/wt.v6i2.1240

Abstract

Jahe adalah salah satu tanaman rempah yang digunakan sebagai bumbu masakan dan obat-obatan. Selama penyimpanan, jahe dapat mengalami pengeriputan, perkecambahan, dan pencemaran oleh berbagai mikroba. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka jahe diolah dalam bentuk oleoresin. Dalam penelitian ini, oleoresin jahe dibuat dari jahe putih besar dengan ekstraksi solven organik. Variabel yang diteliti adalah variasi jenis solvent dan waktu perendaman jahe. Solvent yang digunakan adalah etanol dan n-heksana, dan waktu perendamannya divariasi selama berkisar 0-30 jam. Ekstraksi dilakukan pada jahe putih besar berukuran cmxcmxcm, sebanyak 50 g. Perbandingan massa jahe terhadap volume solvent yaitu 1:4. Ekstraksi dilakukan selama 6 jam dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Hasil ekstraksi merupakan campuran antara fixed oil dan minyak atsiri yang mudah menguap. Oleorein jahe berwarna kuning cerah, kuning sampai coklat gelap. Oleoresin yang dihasilkan masih mengandung sisa solvent. Pemurnian oleoresin jahe menggunakan alat rotary evaporator, di mana oleoresin dapat dipisahkan dari sisa solvent. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstraksi menggunakan etanol menghasilkan yield yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi menggunakan nheksana. Untuk semua jenis solvent yang digunakan dalam ekstraksi, semakin lama waktu perendaman potongan jahe maka oleoresin yang terekstrak semakin banyak. Kondisi optimum diperoleh pada ekstraksi jahe menggunakan etanol dan perendaman 30 jam dengan yield 85,40%.
Bleaching Vacuum Minyak Biji Kapuk David Rio; Hengkie Dwiputra; Yohanes Sudaryanto; Nani Indraswati
Widya Teknik Vol. 8 No. 1 (2009)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/wt.v8i1.1283

Abstract

Minyak biji kapuk sebelum digunakan sebagai minyak pangan perlu dibleaching terlebih dahulu. Bleaching dilakukan dengan menggunakan campuran adsorben activated carbon (AC) dan activated bentonit (AB) dalam kondisi vacuum atau bebas udara. Hal ini dikarenakan dalam kondisi vacuum dapat diminimalisasi terbentuknya peroksida yang berasal dari reaksi antara oksigen dengan asam lemak tak jenuh. Sebelum dilakukan proses bleaching, terhadap minyak dilakukan proses degumming terlebih dahulu menggunakan asam fosfat (H3PO4) 60% sebanyak 0,2% berat minyak dan diaduk selama 30 menit pada suhu konstan 90oC. Proses bleaching dilakukan dengan memanaskan minyak hasil degumming pada suhu tertentu (50, 60, 70, 80, 90oC). Setelah itu, adsorben dengan variasi rasio massa antara activated carbon (AC) dan activated bentonite (AB) sebesar 0% AC(100% AB), 5%AC, 10%AC, 15%AC, 20%AC, dan 100% AC) dimasukkan ke dalam minyak sambil dipanaskan dan diaduk selama 30 menit. Proses bleaching dilakukan dengan kondisi vacuum. Setelah penyaringan, dilakukan analisa warna, FFA dan PV. Dari penelitian didapatkan kondisi proses terbaik, yaitu suhu dan rasio massa karbon aktif-bentonit yang menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik, yaitu suhu 70oC dan rasio adsorben 0%AC (100%AB). Pada kondisi ini minyak memiliki grade warna Y=10, grade warna R=2,4 , kadar FFA= 8,153 % dan PV= 7 meq/kg minyak.