Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Borobudur Nursing Review

Penerapan teknik swedish massage untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 Wintika, Zsal Zsa Zara; Nugroho, Sri Hananto Ponco; Margono, Margono
Borobudur Nursing Review Vol 1 No 2 (2021): Borobudur Nursing Review Vol 1 No 2 (July-December 2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bnur.5439

Abstract

Introduction: Diabetes Mellitus is a chronic disease characterized by blood glucose levels exceeding normal limits. Diabetes Mellitus is a disease whose prevalence continues to increase in the world, both in developed and developing countries. Treatment of Diabetes Mellitus efforts to reduce blood sugar levels can be done by pharmacological and non-pharmacological methods. The pharmacological method can use drugs such as insulin and examples of non-pharmacological therapy to lower blood glucose levels can use Swedish massage because this massage technique can make the body feel relaxed and reduce stress thereby increasing adrenal hormones that stimulate insulin secretion. Objective : This application aims to determine the effectiveness of Swedish Massage to reduce blood glucose levels in Gelangan. Methods: The method used in this application is a case study applied to one patient suffering from type 2 Diabetes Mellitus. By doing the initial method of assessment. Results: There was a decrease in blood glucose levels in the sample with clients with type 2 Diabetes Mellitus at the age of 52 years with an average decrease of 50 mg/dL during the implementation of the Swedish massage twelve times using vaseline. Conclusion: Swedish Massage therapy can reduce blood glucose levels using vaseline. Suggestion: Therefore Swedish Massage can be applied to people with Diabetes Mellitus to help stabilize blood glucose levels. Keywords: Diabetes Mellitus, Swedish Massage, Blood Glucose
Terapi SEFT (spiritual emosional freedom technique) pada remaja dalam upaya peningkatan kualitas tidur pada kasus insomnia Fitriana, Nurinda; Wardani, Septi; Nugroho, Sri Hananto Ponco
Borobudur Nursing Review Vol 2 No 1 (2022): Borobudur Nursing Review Vol 2 No 1 (January-June 2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bnur.5443

Abstract

Latar belakang: Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang paling sering dijumpai dan dialami oleh remaja karena berbagai faktor salah satunya perubahan gaya hidup. Insomnia sering terjadi pada remaja dikarenakan penggunaan media elektronik secara instens yang berakibat padakualitas tidur. Insomnia menyebabkan beberapa masalah antara lain rentan mengalami masalah kesehatan fisik, gangguan memori dan gangguan perkembangan lainnya. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara terapi nonfarmakologi Spiritual emotional freedom technique (SEFT). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi SEFT terhadap upaya pengingkatan kualitas tidur pada remaja dengan kasus insomnia. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitiain ini adalah studi kasus yaitu dengan Teknik purposive sampling yakni dengan cara observasi, pengumpulan data, analisis informasi yang didapat, hingga menjadi laporan hasil yang dibahas secara mendalam dimana satuan penelitian adalah kasus tunggal dengan sampel yang diambil seorang remaja pria usia 15 tahun yang mengalami gangguan tidur insomnia. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi SEFT dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja dengan insomnia. Setelah pemberian terapi SEFT selama 3 hari didapatkan peningkatan kualitas tidur dibuktikan berdasarkan skor PSQI pre test sebesar 12 dan post test 4. Kesimpulan: Terapi SEFT dapat di gunakan untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja dengan gangguan tidur insomnia sebab membuat pernafasan serta denyut jantung menjadi teratur dan stabil kemudian melancarkan sirkulasi darah yang mengalir kedalam tubuh dan akan berada dalam keadaan rileks. Selanjutnya meningkatkan ketenangan pasien sehingga stimulus ke RAS menurun dan BSR mengambil alih dan menyebabkan tidur.