Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KADER POS BINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KOTA AMBON DAN PULAU SAPARUA Anggun L Husein; Christiana Rialine Titaley; Bertha Jean Que; Putri Ulandari; Aldo Evan Wijaya; Maxwell L. V. Malakauseya; Annastasia Ohoiulun; Filda de Lima; Lidya Saptenno; Leonardo S. Liesay
Molucca Medica VOLUME 14 JUNI 2021 : EDISI KHUSUS PENGABDIAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.111 KB) | DOI: 10.30598/molmed.2021.v14.ik.26

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu tantangan kesehatan yang utama pada abad ke-21. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pengidap penyakit tidak menular tidak menyadari dirinya sakit, hingga timbul komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Salah satu strategi Pemerintah Indonesia untuk mengendalikan PTM adalah dengan membentuk Pos Binaan Terpadu (Posbindu) PTM. Kader Posbindu merupakan agen perubahan terdepan dalam pencegahan dan pengendalian PTM. Permasalahan yang ditemui oleh kader Posbindu dapat menjadi hambatan untuk mencapai tujuan Posbindu PTM. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh kader dalam pelaksanaan Posbindu PTM di Kota Ambon dan Pulau Saparua. Penelitian menggunakan data penelitian kualitatif Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura yang dilakukan pada bulan Desember 2019 - Januari 2020. Data merupakan hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dari kader pada 2 puskesmas di Kota Ambon dan 3 puskesmas di Pulau Saparua. Sampel yang digunakan adalah 31 sampel yang dipilih menggunakan teknik non-probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan kader Posbindu PTM di Kota Ambon dan Pulau Saparua memiliki permasalahan yang sama antara lain kurangnya tenaga kerja kader, keterbatasan variasi pemeriksaan, serta antusiasme masyarakat yang berbeda. Kekurangan tenaga kerja kader juga mengakibatkan munculnya permasalahan lain yakni peran ganda kader sebagai kader Posbindu PTM dan kader Posyandu, serta adanya ketidakseimbangan insentif yang diterima kader dengan beban kerja yang dimiliki. Kerja sama antara pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat diperlukan untuk mengatasi permasalahan kader yang kompleks tersebut.
Peningkatan Pengetahuan tentang Stunting dan 1000 HPK Ibu-Ibu Balita Posyandu Bakti Mulya Desa Berancah: KKN Bangun Kampung Desa Berancah Farhanul Hilmy; Intan Permata Sari; Irma Nadia; Marolop Simanjorang; Bahara Juan Fernandez Silaban; Yiyin Syafika; Putri Wulandari; Putri Ulandari
MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT Vol 5 No 2 (2023): MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : LP2M Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang disebabkan kurang gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang dan tinggi anak dibawah standar yang ditetapkan. Dampak dari stunting cukup buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak baik mental maupun fisik. Meskipun penekanan angka stunting telah menjadi program pemerintah, namun belum seluruh masyarakat sadar pentingnya mengetahui dampak stunting dan konsep 1000 HPK. Oleh karena itu, para mahasiswa KUKERTA Universitas Riau Desa Berancah mengadakan sosialisasi tentang Pengenalan dan Pencegahan Stunting di Lingkungan Masyarakat Desa Berancah. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai stunting dan pentingnya konsep 1000 HPK pada orangtua dan calon pengantin dan dampak dari stunting itu sendiri. Hasil sosialisasi didapati bahwa mayoritas ibu-ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya stunting dan konsep 1000 HPK. Hal ini mengindikasikan bahwa sosialisasi ini berhasil untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu balita Posyandu Bakti Mulya desa Berancah tentang bahaya stunting. Namun begitu, perlu adanya pengawasan yang dilakukan secara berkala dan tiada henti dari semua pihak terutama tenaga kesehatan.