Proses penyamakan kulit merupakan suatu proses konversi bahan organik yang mudah membusuk menjadi bahan stabil yang mampu menahan serangan biokimia Salah satu parameter penting dalam proses penyamakan kulit adalah suhu pengkerutan kulit. Suhu pengkerutan kulit adalah suhu yang dicapai pada saat kulit mengkerut maksimum 0,3% dari panjang awal, jika kulit dipanaskan secara perlahan-lahan dalam media pemanas. Saat ini masih banyak pelaku industri di dalam negeri yang melakukan uji suhu pengerutan kulit penyamakan dengan menggunakan metode manual namun metode tersebut sangat tidak akurat karena tergantung kejelian operator dalam melihat kulit. Selain itu untuk mengetahui kemasakan kulit juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat Leather Shrinkage yang diperjual belikan salah satunya alat Leather Shrinkage merk Gester seri GT-KC23. Namun harga alat tersebut cukup mahal sehingga kurang aplikatif pada industri pengolahan kulit yang berskala kecil dan menengah. Pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun alat pengukuran suhu kerut kulit tersamak yang lebih praktis dan mudah dalam penggunaannya, serta metode pengujiannya sudah baku sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-7127-2005. Alat pengukuran suhu kerut menggunakan sensor suhu air PT-100, pemanas, dan rangkaian indikator pergerakan manual. Data dari sensor suhu akan diproses oleh mikrokontroler Arduino uno. Pada rancangan alat uji ini dilakukan uji coba pada 4 macam kulit yaitu, kulit nabati, kulit pickle, kulit chamois dan kulit aldehyde. Berdasarkan hasil pengujian alat pada kulit pickle, kulit chamois dan kulit aldehyde juka dibandingkan dengan hasil pengujian dengan alat Leather Shrinkage merk Gester seri GT-KC23 dianggap sudah cukup representatif.