Muhadjir Muhadjir
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DUKUNGAN ASPEK PRODUKSI DALAM SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL (SLIN) DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA Rismutia Hayu Deswati; Muhadjir Muhadjir
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 2 (2015): Desember (2015)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.094 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v10i2.1259

Abstract

Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) merupakan salah satu kebijakan nasional yang diluncurkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka untuk menanggulangi ketimpangan ketersediaan ikan dan harga antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur. Salah satu penyebab terjadinya ketimpangan ketersediaan dan harga ikan adalah masih kurang memadainya infrastruktur dalam pemasaran ikan dari daerah produksi menuju konsumen. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis dukungan dari sektor produksi dalam implementasi SLIN serta mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh sektor produksi dalam mendukung keberhasilan SLIN. Penelitian ini menggunakan metode survey pada daerah yang ditetapkan sebagai daerah hulu untuk program SLIN yaitu Kendari, Sulawesi Tenggara yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan bahan baku ikan pindang secara nasional sebesar 3.945 ton setiap hari sementara yang sudah terpenuhi sebesar 2.367 ton (60 %) dari total kebutuhan tersebut. Untuk memenuhi kekurangan pasokan bahan baku ikan pindang tersebut, dalam mendukung program SLIN, Kendari harus meningkatkan pasokan ikannya setidaknya sebanyak 1500 ton/hari. Hingga saat ini, Kendari baru bisa memproduksi maksimal sebanyak 375 ton/ hari yang disebabkan diantaranya oleh kemampuan dan peralatan nelayan Kendari kalah dibandingkan nelayan luar, adanya persaingan harga domestik antara nelayan mandiri dan nelayan binaan, tidak adanya jaminan harga dari operator SLIN dan pengurusan ijin kapal yang berbelit serta mahal. Oleh karena itu perlu adanya komitmen dari PT. Komira sebagai operator SLIN, KKP dan nelayan yang tegas untuk bisa mendukung keberhasilan program SLIN dan tercapainya tujuan. (Support of Production Aspect in National Fish Logistics System (SLIN) in the Kendari City, Southeast Sulawesi)National Fish Logistics System (SLIN) is one of the national policy launched by the Ministry of Marine Affairs and Fisheries in order to cope with a fish availability and price imbalances between the western and eastern part of Indonesia. One of the causes of this inequality is because of an inadequate infrastructure in the marketing of fish from production areas to consumers. Based on these problems, this research aims to identify and analyze the support of the production sector in the implementation of the SLIN program and also identify obstacles and challenges to be faced b on the area designated as the center for SLIN program that Kendari, Southeast Sulawesi, which is then to be analyzed descriptively. Results showed that the raw material needs for pindang (preserved fish) are 3.945 tons per day while already available by 2,367 tonnes (60%) of the total requirement. To meet the shortage of supply of raw material, in support the SLIN program, Kendari should increase the fish supply at least amounted for 1.500 tonnes/day. Up to now, Kendari could only produce 375 tons/day because the lack of ability and fishing equipment, competition in domestic prices between independent fishers and patron-client fisher, there was also no guarantee the price from the SLIN operator and some obstacles in ships licensing. Therefore, the commitment of PT. Komira as SLIN operator, MMAF and fisher are needed to support the program’s success and the achievement of SLIN program objectives.
STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA PERIKANAN PERAIRAN UMUM DARATAN SEBAGAI KAWASAN MINAPOLITAN Muhadjir Muhadjir; Zahri Nasution
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2012): JUNI 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v2i1.9260

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan per aspek maupun secara keseluruhan aspek serta strategi yang dapat dikembangkan dalam mendukung sentra perikanan perairan umum daratan (PUD) sebagai kawasan minapolitan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada 9 (Sembilan) kabupaten yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan minapolitan. Teknik pengumpulan data yaitu melalui studi pustaka, wawancara, Rapid Rural Appraisal (RRA) dan mail survey. Kajian ini menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan minapolitan. Hasil penelitian ini adalah berupa rumusan strategi pengembangan kawasan minapolitan pada 4 (empat) ekosistem PUD yaitu waduk, sungai/rawa, sungai dan danau. Strategi pengembangan kawasan minapolitan untuk pada ekosistem waduk (Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat) terkait dengan pengelolaan keberlanjutan sumber daya waduk (pengawasan danpembatasan KJA). Pada ekosistem sungai/rawa (Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Sumatera Selatan) strategi pengembangannya terkait dengan pemanfaatan sumber daya air sebagai saran transportasi maupun kegiatan perikanan. Pada ekosistem sungai (Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah) strategi pengembangan minapolitan yang perlu dilakukan terkait dengan pembangunan infrastruktur pendukung baik dari sisi transportasi dan pemasaran hasil produksi perikanan. Pada ekosistem danau (Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara) strategi yang perlu dilakukan terkait dengan perumusan kebijakan-kebijakan mengenai pengelolaan danau seperti pengawasan dan pengendalian penggunaan alat tangkap.Title: Economic and Social Characteristics and Development Strategy Inland Fisheries as Minapolitan Development Area This study aims to determine the readiness per aspect and overall aspects and strategies that can be developed in support the inland waters fisheries centers (PUD) as minapolitan area. The research approach was using a case study on a 9 (nine) districts that have the potential to be developed as the minapolitan. The data collection techniques were through literature study, interviews, Rapid Rural Appraisal (RRA) and mail surveys.The research was using the method of SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) to formulate development strategies of minapolitan area. The results of this study were the development strategy formulation of minapolitan area in 4 (four) PUD ecosystems, namely reservoirs, rivers / swamps, rivers and lakes. Development strategy of Minapolitan area for the reservoir ecosystem (Jatiluhur, Purwakarta Regency, West Java) related to sustainable management of reservoir resources (supervision and restriction KJA). On the river ecosystem / swamp (Ogan Ilir, South Sumatra Regency) the development strategy related to the use of water resources for transportation and fisheries activities. On the river ecosystem (South Barito Regency, Central Kalimantan) Minapolitan development strategy needs to be done related to the development of supporting infrastructure in terms of transportation and marketing of fishery products. In the ecosystem of the lake (Toba, Simalungun District, North Sumatra) strategies need to be linked to the formulation of policies concerning the management of the lake such as monitoring and controlling of fishing gears.