Maharani Yulisti
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SUPPLY CHAIN ANALYSIS PENGEMBANGAN BUDIDAYA PATIN PASUPATI DI TULUNG AGUNG, JAWA TIMUR Maharani Yulisti; Hertria Maharani Putri
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2013): DESEMBER 2013
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.9 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v3i2.323

Abstract

Pengembangan budidaya patin pasupati didorong oleh besarnya permintaan daging patinberwarna putih. Patin produksi Indonesia seperti patin siam dengan daging berwarna merah kurangdisukai di pasar Internasional, untuk itu diperlukan pengembangan patin pasupati yang memiliki dagingberwarna putih. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari supply chain patin Pasupati yang telahdikembangkan di Tulungagung. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan analisis supplydan value chain. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder melalui studi literatur dansurvei terhadap pembudidaya, pedagang serta informan kunci seperti peneliti dan pejabat dinas terkait.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Berdasarkan hasilanalisis, perbandingan rantai nilai patin pasupati dan patin siam dari pembudidaya dengan luasan lahansebesar 530 m2 ke pabrik fillet ikan ditunjukkan oleh nilai keuntungan yang diterima oleh pembudidayapatin siam lebih tinggi dibandingkan dengan pembudidaya patin pasupati. Sementara itu pada simpulpedagang pengumpul ke pabrik fillet ikan, patin pasupati lebih menguntungkan dibandingkan patin siam.Hal ini terjadi karena patin pasupati mempunyai harga relatif lebih tinggi dibandingkan denan hargapatin siam. Beberapa strategi pengembangan Patin di Tulungagung adalah: 1) penetapan kawasansentra patin pasupati di Tulungagung, 2) mengoptimalkan fasilitas Balai Bemih Ikan (BBI) denganBalai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi untuk produksi benih patin, 3) penguatan teknologibudidaya patin pasupati berdasarkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), 4) penguatan kapasitasSDM untuk pengolahan limbah patin, 5) membuka kembali pabrik pakan mandiri berbasis masyakaratdengan pemanfaatan limbah patin itu sendiri, serta 6) market intelligence untuk penetapan harga,sehingga usaha patin pasupati di pembudidaya tidak kalah dibandingkan dengan patin siam.Title: Supply Chain Analysis for Pangasius Pasupati AquacultureDevelopment at Tulungagung, East JavaAquaculture development of Pangasius sp. were driven by high demand of white meat ofpangasius. Indonesian Pangasius production such as Siamese conjoined with red meat is less preferredin the International market, it is necessary for the development of Pangasius aquaculture which haswhite meat. This research aimed to analyzed supply chain of Pasupati catfish that has been developedin Tulungagung. The method used is supply and value chain analysis approached. Data collected wereprimary and secondary data through literature studies and surveys of fish farmer , traders and keyinformants such as researchers and officers of relevant agencies . Data analysis in this research weredescriptive and quantitative. Based on the analysis, comparison of pasupati and siamese pangasiusvalue chain from farmers with land area of 530 m2 to fish fillet factory indicated that Siamese catfishfarmers gain more than pasupati catfish farmer. The value chain comparison of Pasupati and Siamesepangasius trading conjoined from the traders to the fillet factories is that Pasupati gained more profit ofselling. It happened because the price of Pasupati is better in fillet factories. Some development strategiesin Pangasius Development are: 1) Establishing The regional center of Pangasius at Tulungagung,2 ) Optimizing the facility of Fish Breeding Center owned the Agency with Sukamandi Fish Breeding Research Center (Marine and Fisheries Research and Development Agency) for seed production ofPangasius, 3) Strengthening the Pasupati aquaculture technology based on Standard of Aquaculture, 4)Strengthening the human resource capacity for pangasius waste treatment, 5) Reopen the independentfeed mills based on society with the raw material from the pangasius waste, and 6) Market intelligencefor pricing, untill the Pasupati business at farmers are not less than Siamese pangasius.
DAMPAK LETUSAN GUNUNG KELUD TERHADAP PELAKU USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KEDIRI, PROVINSI JAWA TIMUR Maulana Firdaus; Radityo Pramoda; Maharani Yulisti
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2014): DESEMBER 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.904 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v4i2.603

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak letusan Gunung Kelud terhadap pelaku usaha perikanan khususnya di Kabupaten Kediri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 denganfokus lokasi penelitian di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri yang merupakan sentra penghasil benih ikan lele. Data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letusan Gunung Kelud sangat berdampak pada masyarakat perikanan di Kabupaten Kediri baik secara sosial maupun ekonomi. Dampak secara sosial berupa perubahan status pembudidaya, perubahan sosial dan perubahan mata pencaharian. Secara ekonomi, dampak letusan Gunung Kelud menyebabkan 274 pembudidaya di 16 kecamatan mengalami kerugian dengan total kerugian sebesar 3,9 milyar rupiah. Rata-rata nilai kerugian yang dialami oleh setiap pembudidaya adalah 14,4 juta rupiah per orang yang meliputi kematian ikan, kematian benih ikan, kematian induk ikan, rusaknya kolam ikan, serta rusaknya peralatan budidaya.Title: The Impact of Mount Kelud Eruption To Fisheries Bussinessin Kediri District, East Java ProvinceThis study aims to assess the impact of the Kelud eruption on fisheries sector in Kediri. The study was conducted in April-May 2014 with a focus on research location in Pare Subdistrict, KediriDistrict which is the catfish seed production centers. Primary and secondary data used in this study. Informants were selected using purposive sampling technique. Data were analyzed qualitatively. The results showed that the Mount Kelud eruption greatly affected to the fisheries sector in Kediri, both socially and economically. Social impact in the form of changes in the status of farmers, changes in social status and changes in livelihood. Economically, the impact of the Kelud eruption caused 274 farmers in 16 districts experienced a loss with a total loss of 3.9 billion dollars. The average value of the losses suffered by each cultivator is 14.4 million dollars per person death of seeds, death of fish, damage to fishponds, and the destruction of farming equipment.