Maulana Firdaus
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POLA HUBUNGAN KERJA NELAYAN PERAIRAN UMUM DARATAN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN (Studi Kasus di Desa Berkat, Kecamatan Sirah Pulau Padang) Maulana Firdaus; Nensyana Shafitri
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2013): DESEMBER 2013
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.989 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v3i2.319

Abstract

Dalam kehidupan masyarakat perikanan terdapat berbagai macam hubungan kerja yangterjadi antara pemilik dan pekerja. Beberapa wilayah di Indonesia, pola hubungan kerja ini memilikikarakteristik tersendiri, seperti punggawa-sawi, juragan-pandega, tauke-nelayan. Adanya hubungankerja dalam masyarakat nelayan tidak terlepas dari kondisi sumberdaya ikan di perairan yang bersifatopen access. Sejauh ini informasi terkait pola hubungan kerja nelayan di perairan umum daratanbelum banyak diungkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola hubungan kerja pada nelayandi sungai dan rawa banjiran. Penelitian ini dilakukan di Desa Berkat, Kecamatan Sirah Pulau Padang,Kabupaten Ogan Komering Ilir. Dilaksanakan pada bulan Mei dan Agustus 2012. Data primer dansekunder digunakan dalam penelitian ini. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam denganinforman kunci secara individual dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur. Informan ditentukansecara purposive sampling. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, serta informasi dari instansiinstansiterkait baik pemerintah dan swasta.Title: Work Pattern of Inland Water Fishers in Ogan Komering Ilir District,South Sumatra Province (Case Study on Berkat Village,Sirah Pulau Padang Sub District)In the fishing communities there were varoius working relationship between owners andworkers. In some parts of Indonesia, the pattern of employment has its own characteristics, such asretainer-mustard, skipper-owner, employer-labor relations in the presence of fishers community wereinseparable with fish resources condition in open access waters. So far information related to fisher’semployment relations pattern in inland waters has not been revealed. This study aimed to examinefishers employment pattern in inland waters. The research was conducted in Berkat Village, Sirah PulauPadang Sub District, Ogan Komering Ilir District. This research was conducted in May and August2012. Primary and secondary data were used in this study. Primary data obtained from interviews withkey informants individually using a structured questionnaire. Informants are determined by purposivesampling. Secondary data obtained through the study of literature, as well as information from relevantagencies both government and private.
DAMPAK LETUSAN GUNUNG KELUD TERHADAP PELAKU USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KEDIRI, PROVINSI JAWA TIMUR Maulana Firdaus; Radityo Pramoda; Maharani Yulisti
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2014): DESEMBER 2014
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.904 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v4i2.603

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak letusan Gunung Kelud terhadap pelaku usaha perikanan khususnya di Kabupaten Kediri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 denganfokus lokasi penelitian di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri yang merupakan sentra penghasil benih ikan lele. Data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letusan Gunung Kelud sangat berdampak pada masyarakat perikanan di Kabupaten Kediri baik secara sosial maupun ekonomi. Dampak secara sosial berupa perubahan status pembudidaya, perubahan sosial dan perubahan mata pencaharian. Secara ekonomi, dampak letusan Gunung Kelud menyebabkan 274 pembudidaya di 16 kecamatan mengalami kerugian dengan total kerugian sebesar 3,9 milyar rupiah. Rata-rata nilai kerugian yang dialami oleh setiap pembudidaya adalah 14,4 juta rupiah per orang yang meliputi kematian ikan, kematian benih ikan, kematian induk ikan, rusaknya kolam ikan, serta rusaknya peralatan budidaya.Title: The Impact of Mount Kelud Eruption To Fisheries Bussinessin Kediri District, East Java ProvinceThis study aims to assess the impact of the Kelud eruption on fisheries sector in Kediri. The study was conducted in April-May 2014 with a focus on research location in Pare Subdistrict, KediriDistrict which is the catfish seed production centers. Primary and secondary data used in this study. Informants were selected using purposive sampling technique. Data were analyzed qualitatively. The results showed that the Mount Kelud eruption greatly affected to the fisheries sector in Kediri, both socially and economically. Social impact in the form of changes in the status of farmers, changes in social status and changes in livelihood. Economically, the impact of the Kelud eruption caused 274 farmers in 16 districts experienced a loss with a total loss of 3.9 billion dollars. The average value of the losses suffered by each cultivator is 14.4 million dollars per person death of seeds, death of fish, damage to fishponds, and the destruction of farming equipment.