Mei Dwi Erlina
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STATUS KEBERLANJUTAN INTRODUKSI TEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Tikkyrino Kurniawan; Mei Dwi Erlina
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2016): JUNI 2016
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2331.148 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v6i1.2609

Abstract

Banyak teknologi yang telah diintroduksikan oleh KIMBis Indramayu dari tahun 2011 hingga 2014. Tapi tidak semua teknologi tersebut diadaptasikan oleh stakeholder. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seberapa banyak teknologi yang telah diaplikasikan oleh stakeholder dan apa saja kendala-kendalanya. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Januari – Desember 2015. Lokasi PEK SIS TAL Indramayu di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan FGD, observasi, pengamtatan di lapangan dan wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur, studi literatur dan dokumentasi yang terkait. Metode analisa PEK SIS TAL selain menggunakan analisis deskriptif, juga menggunakan analisis kuantitatif. Kesimpulan penelitian ini adalah Hasil FGD menunjukkan bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa, teknologi yang diintroduksikan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sederhana sehingga seharusnya sudah diterapkan oleh stakeholder dimasyarakat. Teknologi yang paling banyak diadopsi adalah pada sektor budidaya (37%), tambak garam (25%) dan nelayan (25%). Teknologi yang berhasil diintroduksikan adalah teknologi budidaya terutama pada budidaya air payau. Implikasi kebijakan yang dapat disarankan adalah harus dibuat persyarakat standar SDM yang dapat menerima teknologi atau melakukan pengkategorian penerima teknologi (adopter), sehingga penerapan teknologi dapat diterapkan secara maksimal. Selain standar kemampuan, pemilihan penerima teknologi juga harus melihat kemauan dan pengalaman usaha. Hal ini harus diseleksi dengan baik agar teknologi dapat diadopsi dan diterapkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraanya serta yang telah mendapatan introduksi teknologi dapat menjadi Trainer of Trainer (TOT) sehingga teknologi yang telah diintroduksikan dapat disebar luaskan oleh mereka. Title: The Effectiveness on Introductions on Marine And Fisheries Technology on Indramayu’s Fisheries Science and Business Clinical (KIMBis) LocationMarine technology and fisheries have been introduced by KIMBis Indramayu from 2011 to 2014. While not all of these technologies adopted by the Community users. The aims of this study are (1) to analyze the sustainability of marine and fisheries technology that were introduced in Indramayu District and (2) to analyze the effectiveness of marine and fisheries technology in Indramayu District. This study was conducted from January to Desember 2015 in Indramayu District, West Java Province. The data were collected by FGD, field observations and interviews using a structured questionnaire, literature, and related documentations. The analytical methods are using both descriptive and quantitative methods. The fisheries business activities have utilized and implemented technology such as aquaculture (37%), salt farming (25%), and capture fisheries (25%), while the least using technology are fisheries product processing activity (13%). Most of them have already adopted by the community, even more there are technologies that have undergone diffusion the marine and fisheries technology in Indramayu are effective. 
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Garam Rakyat untuk Mendukung Industri Garam di Indonesia Mei Dwi Erlina; Tikkyrino Kurniawan
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1, No. 2, Tahun 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.933 KB) | DOI: 10.15578/marina.v1i2.2071

Abstract

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memutuskan bahwa usaha garam dari hulu sampai hilir memiliki prospek usaha yang stategis. Kebijakan ini tidak hanya memperhatikan kuantitas dan kualitas garam, tetapi juga memperhatikan aspek sosial ekonomi para petambak, pengumpul, pengolah, pedagang garam. Selain itu, aspek kelembagaan(Kelompok Usaha Pegaraman dan Koperasi Garam) agar terjadi peningkatan kesejahteraan, pemasaran, harga jual garam, serta impor garam. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Melakukan kajian tentang kinerja kelembagaan dan pelaku usaha garam rakyat; (2) Melakukan kajian tentang upaya pembentukan badan penyangga garam untuk mengawasi produksi dan distribusi garam; (3) Melakukan kajian terkait dengan kinerja POKJA pegaraman pada masing-masing lokasi; dan (4) Melakukan kajian tentang upaya penguatan kelembagaan koperasi sebagai lembaga penyangga garam di lokasi. Metode analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengambilan responden/sampel ditentukan secara sengaja (purposive), lokasi penelitian adalah lokasi sentra garam di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas kelembagaan garam rakyat yang menopang industri garam di indonesia diklasifikasikan menjadi dua, yaitu terhadap kelembagaan yang ada dan menciptakan kelembagaan yang baru Kedua jenis peningkatan kapasitas kelembagaan garam rakyat tersebut tidak serta merta untuk dijalankan secara bersamaan. Penguatan kelembagaan yang sudah ada merupakan prioritas disertai dengan perbaikan kelemahan-kelemahan yang ada dan penambahan tugas dan tanggungjawab dalam kerangka meningkatkan peran garam rakyat dalam industri pergaraman nasional.