Abstrak: Kegagalan dalam embangun sistem pelatihan (Kursus) keterampilan, adalah ketidakmampuan mendesain program pembelajaran dan praktik, yang adaptif, inovatif serta mudah dicerna dan dadopsi oleh siswa. Seorang instruktur dituntut memiliki paling tidak tiga yakni (a) penguasaan materi pelatihan, (b) kemampuan komunikasi, dan (c) pemanfaatan teknologi. Kemampuan dasar instruktur yang baik dalam proses transformasi pengetahuan, pengalaman dan penguasaan teknologi terbaru yang terus berkembang sesuai kecepatan ilmu pengetahuan dan teknologi, sangat diperlukan. Pelatihan ini diselenggarakan untuk memberikan alternatif pengetahuan dan informasi kebaruan perkembangan keilmuan dan teknologi pembelajaran, kepada instruktur yang tergabung dalam organisasi Asosiasi Instruktur Seluruh Indonesia (AISI) Kota Makassar, dan aktif bekerja pada pusat kursus keterampilan atau Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Dari kegiatan itu, dapat disimpulkan bahwa instruktur LPK di internal AISI Kota Makassar, belum menaikkan standar program pelatihan, penggunaan teknologi pembelajaran, serta minimnya inovasi dalam menaikkan motifasi belajar siswa, juga kesulitan dalam monitoring hasil dan pencapaian kualitas mutu luaran LPK.Abstract: Failure to build a skills training system (Course), is the inability to design learning programs and practices, which are adaptive, innovative and easily digested and adopted by students. An instructor is required to have at least three, namely (a) mastery of training materials, (b) communication skills, and (c) use of technology. The basic ability of a good instructor in the process of transforming knowledge, experience and mastery of the latest technology that continues to evolve at the speed of science and technology, is very necessary. This training was held to provide alternative knowledge and new information on the development of science and learning technology, to instructors who are members of the Makassar Indonesia Association of Instructors (AISI), and actively work in the center of skills courses or Job Training Institutions (LPK). From this activity, it can be concluded that the LPK instructors in the Makassar City AISI have not yet raised the standard of training programs, the use of learning technology, as well as the lack of innovation in increasing student learning motivation, as well as difficulties in monitoring results and achieving the quality of LPK outcomes