Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER KESEHATAN TERKAIT PENTINGNYA PENGKAJIAN DATA KEBIDANAN DALAM REKAM KESEHATAN IBU HAMIL Rea Ariyanti; Romaden Marbun; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7172

Abstract

ABSTRAKProvinsi Jawa Timur, Khususnya Kota Malang belum mampu memenuhi target SDG’s untuk penurunan AKI yang ditergetkan sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup. Dusun Sukosari, Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo merupakan salah satu daerah di kabupaten Malang. Kurangnya pengetahuan masyarakat di Dusun Sukosari terkait pentingnya data rekam medis bagi pelayanan kesehatan, menyebabkan masih banyaknya masyarakat di Dusun Sukosari yang tidak jujur dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, padahal hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tindakan yang akan diberikan karena terlambatnya pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan risiko kematian. Dengan dilakukan pemberdayaan kader kesehatan ini diharapkan masyarakat dapat memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan jelas sesuai yang dibutuhkan oleh tenaga Kesehatan. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kader dan juga masyarakat terkait pentingnya pentingnya pengkajian data kebidanan dalam rekam Kesehatan ibu hamil. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan metode sosialisasi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa pengetahuan kader kesehatan antara sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi meningkat 31%, dimana sebelum diberikan edukasi, rerata nilai pretest sebesar 64.60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai postest menjadi 84.80.  Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya ibu hamil dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: kebidanan; pengkajian data; rekam kesehatan. ABSTRACTEast Java Province, especially Malang City, has not been able to meet the SDG's target for reducing the MMR which is targeted at 70 per 100,000 live births. Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo District is one of the areas in Malang Regency. The lack of public knowledge in Sukosari Hamlet regarding the importance of medical record data for health services, causes there are still many people in Sukosari Hamlet who are dishonest in providing the information needed by health workers, even though this greatly affects the actions to be taken due to delays in decision making that can lead to delays in decision making. increase the risk of death. By empowering health cadres, it is hoped that the community can provide honest, complete, and clear information as needed by health workers. This partnership program aims to increase the understanding of cadres and also the community regarding the importance of reviewing midwifery data in the health records of pregnant women. This activity was carried out 3 times with the method of socialization and interactive discussion to 25 health cadres. From the evaluation results, it is known that the knowledge of health cadres between before and after being given socialization increased by 31%, where before being given education, the average pretest score was 64.60, and after being given education, the average post-test score was 84.80. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness, and encourage the public, especially pregnant women, to provide appropriate information to health workers. keywords: midwifery; data assessment; health record
EDUKASI KESEHATAN PADA REMAJA DALAM PENTINGNYA GIZI SEIMBANG DAN AKTIVITAS FISIK DI ERA PANDEMI COVID-19 Romaden Marbun; Sugiyanto Sugiyanto; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.399 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4791

Abstract

ABSTRAKPandemi COVID-19 di Indonesia sangat memberikan dampak pada berbagai sektor di seluruh dunia, tidak terkecuali kenaikan frekuensi Penyakit Tidak Menular. Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit atau kondisi medis yang tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu lainnya atau dengan pengertian lain merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Masalah gizi lebih atau obesitas merupakan masalah global dan menjadi masalah utama di negara-negara maju dan berkembang karena mengalami peningkatan tiap tahun yang berkaitan dengan penyakit tidak menular. Dari survei awal diketahui pengetahuan para remaja masih kurang terkait Pentingnya Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) . Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keselamatan para remaja dalam masalah gizi dan penyakit tidak menular khususnya di era pandemi covid-19 sekarang. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pemberian materi dan video tentang  Pentingnya Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Era Pandemi Covid-19 . Disetiap akhir kegiatan dilakukan evaluasi terhadap pemahaman remaja. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat terdapat sebanyak 68% pemahaman remaja dalam katergori baik, cukup sebanyak 20% dan kurang sebanyak 12%. Kegiatan berjalan dengan baik dan perlu adanya monitoring lebih lanjut. Kata kunci: Penyakit Tidak Menular (PTM); gizi seimbang; aktivitas fisik; covid-19 ABSTRACTThe COVID-19 pandemic in Indonesia has had a profound impact on various sectors around the world, including the increase in the frequency of Non-Communicable Diseases. Non-communicable disease (PTM) is a disease or medical condition that cannot be transmitted from one individual to another or in other terms is a disease that is not caused by an infectious (non-infectious) process. The problem of over nutrition or obesity is a global problem and is a major problem in developed and developing countries because it has increased every year related to non-communicable diseases. From the initial survey, it was found that teenagers' knowledge was still lacking regarding the importance of balanced nutrition and physical activity in preventing non-communicable diseases (PTM). The purpose of this activity is to improve the safety of adolescents in nutrition and non-communicable diseases, especially in the current Covid-19 pandemic era. This activity is packaged in the form of providing materials and videos about the Importance of Balanced Nutrition and Physical Activity in Efforts to Prevent Non-Communicable Diseases (PTM) in the Covid-19 Pandemic Era. At the end of each activity, an evaluation of the understanding of adolescents is carried out. The results of community service activities were as much as 68% of the residents' understanding was in the good category, 20% enough and 12% less. Activities are running well and further monitoring is needed. Keywords: Non-Communicable Diseases (PTM); balanced nutrition; physical activity; covid-19
EDUKASI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) SERTA PAKET MANFAAT BPJS KESEHATAN UNTUK PENYAKIT KRONIS Romaden Marbun; Arief Setiyoargo; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5377

Abstract

ABSTRAKPenyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan Dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam Dunia kesehatan karena penyakit ini merupakan salah satu dari penyebab kematian. Penyakit Tidak Menular juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Pemerintah membuat program pengelolaan program penyakit kronis sebagai upaya pengendalian risiko dan menekan kejadian kasus PTM begitu juga dan dalam rangka mencapai universal health converege Badan Penyelenggara Jaminan Sosial  (BPJS) juga membuat program untuk para pesertanya yang menderita penyakit kronis guna mereduksi kejadian kasus PTM yang dikenal dengan Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang disingkat dengan Prolanis. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga terkait Penanggulangan Penyakit Tidak Menular serta Paket Manfaat BPJS Kesehatan untuk Penyakit Kronis. Kegiatan dilakukan dalam bentuk diskusi secara online maupun offline melalui grup whatsapp dan pertemuan terbatas dengan kader kesehatan dan perangkat desa. Dari kegiatan ini masyarakat dan kader kesehatan telah memperoleh pemahaman mengenai Penanggulangan Penyakit Tidak Menular serta Paket Manfaat BPJS Kesehatan untuk Penyakit Kronis. Kata kunci: penyakit tidak menular; badan penyelenggara jaminan sosial ABSTRACTNon-Communicable Disease (PTM) is one of the health problems in the world and Indonesia which is still a concern in the world of health because this disease is one of the causes of death. Non-Communicable Diseases are also known as chronic diseases, they are not transmitted from person to person, they have a long duration and generally develop slowly. The government makes a chronic disease management program as an effort to control risk and reduce the incidence of PTM cases as well and in order to achieve a universal health converege the Social Security Administration (BPJS) has also created a program for participants who suffer from chronic diseases to reduce the incidence of PTM cases known as The Chronic Disease Management Program, abbreviated as Prolanis. This community service activity aims to increase citizens' understanding regarding the Prevention of Non-Communicable Diseases and the BPJS Health Benefit Package for Chronic Diseases. Activities carried out in the form of online and offline discussions through the whatsapp group and limited meetings with health cadres and village officials. From this activity, the community and health cadres have gained an understanding of the Prevention of Non-Communicable Diseases and the BPJS Health Benefit Package for Chronic Diseases. Keywords: non-communicable diseases; social security administering bodies
PELATIHAN KADER KESEHATAN TERKAIT PENGGUNAAAN FORMULIR PENILAIAN RISIKO JATUH PADA LANSIA Rea Ariyanti; Romaden Marbun; Vincensia Dea
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.8929

Abstract

ABSTRAKLansia merupakan seseorang yang memasuki usia 60 tahun ke atas. Memasuki usia tua, seseorang akan mengalami kondisi kemunduran fisik salah satunya ditandai dengan penurunan kekuatan otot yang mengakibatkan gerakan menjadi tidak proporsional dan juga berisiko jatuh. Di Indonesia prevalensi cidera jatuh mayoritas terjadi pada penduduk =usia 65 tahun keatas yaitu sebesar 67,1%. Dusun Sukosari merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Malang. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan di Dusun Sukosari dalam menilai risiko jatuh pada lansia menyebabkan kurangnya identifikasi atau penilaian risiko jatuh pada lansia sebagai bentuk upaya pencegahan sedari dini. Dengan dilakukannya pelatihan penilaian risiko jatuh pada lansia di Dusun Sukosari, Desa Pandansari, Poncokusumo, Kabupaten Malang diharapkan kader kesehatan dapat melakukan upaya guna mencegah risiko jatuh pada lansia. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam melakukan upaya identifikasi risiko jatuh pada lansia. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan metode sosialisasi, praktikum, dan diskusi interaktif mengenai penggunaan formulir penilaian risiko jatuh pada lansia yang dilakukan kepada 30 orang kader kesehatan. Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa pengetahuan kader kesehatan antara sebelum dan sesudah diberikan sosiali meningkat sebesar 70%, dimana sebelum diberikan edukasi, rerata nilai pretest sebesar 46,00 dan setelah diberikan edukasi rerata nilai postest menjadi 81,00. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan kader kesehatan dalam melakukan identifikasi risiko jatuh pada lansia. Kata kunci: lansia; formulir penilaian; risiko jatuh. ABSTRACTElderly is someone who enters the age of 60 years and over. Entering old age, a person will experience a condition of physical decline, one of which is marked by a decrease in muscle strength which results in disproportionate movements and is also at risk of falling. In Indonesia, the prevalence of fall injuries mostly occurs in the population aged 65 years and over, which is 67.1%. Sukosari Hamlet is one of the areas in Malang Regency. The lack of knowledge of health cadres in Sukosari Hamlet in assessing the risk of falling in the elderly causes a lack of identification or assessment of the risk of falling in the elderly as a form of early prevention. By conducting fall risk assessment training for the elderly in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo, Malang Regency, it is hoped that health cadres can make efforts to prevent the risk of falls in the elderly. This partnership program aims to increase the knowledge and skills of health cadres in identifying the risk of falling in the elderly. This activity was carried out 3 times with the method of socialization, practicum, and interactive discussion regarding the use of the fall risk assessment form in the elderly which was carried out to 30 health cadres. From the evaluation results, it is known that the knowledge of health cadres between before and after being given socialization increased by 70%, where before being given education, the average pretest score was 46.00 and after being given education the average post-test score was 81.00. This activity needs to be done as an effort to improve the ability of health cadres in identifying the risk of falling in the elderly. Keywords: elderly; assessment form; fall risk.