Achmad Djunaidi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Guru dan Masyarakat Sekolah Dalam Menghadapi Pengaruh Media Sosial Terkait dengan Kenakalan Remaja di SMA Negeri 1 Mauponggo Gufran Sabarin; Achmad Djunaidi
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No 2: September 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.61 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i2.676

Abstract

Arus globalisasi yang diikuti dengan perkembangan tekhnologi memberikan berbagai pengaruh yang cukup besar terhadap keadaan masyarakat, terutama pada kalangan remaja dapat membuat mereka berbuat positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan menggambarkan peran guru dan masyarakat sekolah dalam menghadapi pengaruh media sosial terkait dengan kenakalan remaja di SMA 1 Mauponggo dan usaha-usaha apakah yang dilakukan pihak sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja tersebut. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa. Data yang sudah terkumpul dianalisis melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru, maupun mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk mengkaji proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya. Peran guru dalam proses belajar mengajar adalah guru sebagai pendidik, guru sebagai pengajar dan fasilitator, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pengarah, guru sebagai pelatih, guru sebagai penilai, guru sebagi pemimpin, guru sebagai mediator, dan guru sebagai evaluator. The current of globalization which is followed by the development of technology provides a considerable amount of influence on the condition of society, especially among adolescents can make them do positive and negative. This study aims to describe the role of teachers and school community in dealing with the influence of social media related to juvenile delinquency in Mauponggo 1 High School and what efforts have been made by the school to overcome the juvenile delinquency. This research method uses qualitative with a descriptive approach. The technique of collecting data uses observation, interviews, and documentation. Key informants in this study were principals, teachers and students. Data that has been collected is analyzed through steps of data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the study indicate that the role of the teacher will always describe the expected patterns of behavior in various interactions, both with students, fellow teachers, and teaching, can be seen as central to their role. Because whether it is realized or not, a portion of the teacher's time and attention is devoted to studying the learning process and interacting with students. The role of the teacher in the teaching and learning process is the teacher as an educator, the teacher as the teacher and facilitator, the teacher as the guide, the teacher as the director, the teacher as the trainer, the teacher as the assessor, the teacher as the leader, the teacher as the mediator, and the teacher as the evaluator.
PENERAPAN NILAI-NILAI MORAL DAN KARAKTER DALAM PPKn DI SMP DARUL HIKMAH MATARAM Azhar Azhar; Achmad Djunaidi
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1: Maret 2018
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.681 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v6i1.629

Abstract

Nilai-nilai moral dan karakter di Indonesia masih sangat memprihatinkan terutama dalam dunia pendidikan maraknya terjadi tindakan kekerasan dan perbuatan asusila seperti, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, pelecehan seksual dan lain sebagainya. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan penerapan nilai-nilai moral dan karakter dalam pembelajaran PPKn di SMP Darul Hikmah Mataram,  dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi moral dan karakter siswa di SMP Darul Hikmah Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, pengumpulan digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah, guru PPKn, guru BK, siswa SMP, serta kepala sekolah. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai moral dan karakter dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dibutuhkan kesiapan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap, nilai-nilai moral dan karakter siswa perlu diajarkan. Nilai-nilai moral dan karakter yang ajarkan yaitu mengamalkan nilai-nilai pancasila, juga diajarkan karakter sikap toleransi, menghargai, berbicara sopan santun, kejujuran, dan saling menghargai dan tolong menolong untuk diajarkan kepada peserta didik tersebut. Faktor yang mempengaruhi nilai-nilai moral dan karakter siswa dilihat dari segi positif seperti, mengajarkan hal-hal bernuansa agama, merubah peserta didik menjadi lebih baik, patuh dan taat. Segi negatif seperti, factor lingkungan, factor teman sepergaulan, dan factor teknologi.Moral and character values in Indonesia are still very alarming especially in the world of education where there are widespread acts of violence and immoral acts such as rape, brawls between students, sexual harassment and so on. The purpose of the study was to explain the application of moral and character values in PPKn learning at Darul Hikmah Middle School in Mataram, and identify factors that influence the morale and character of students in Darul Hikmah Middle School in Mataram. The research method used is qualitative research with a descriptive approach, the collection used is observation, interviews, and documentation. The research subjects were PPKn teachers, BK teachers, middle school students, and school principals. Data analysis using interactive models. The results of this study indicate that the application of moral values and character in the learning of Pancasila and Citizenship Education requires readiness to prepare a complete learning device, moral values and character of students need to be taught. Moral values and characters that teach are practicing the values of the Pancasila, also taught the character of tolerance, respect, speaking of manners, honesty, and mutual respect and helping help to be taught to these students. Factors that influence students' moral and character values are seen in a positive way, such as teaching religious nuances, changing students to be better, obedient and obedient. Negative aspects such as environmental factors, peer factors, and technological factors.
Analisis Putusan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) No 100/PUU-XIII/2015 Terkait Pemilihan Calon Tunggal Pilkada Serentak di Indonesia Anasrullah Anasrullah; Achmad Djunaidi; Candra Candra
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 5 No. 1: Maret 2017
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.182 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v5i1.781

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pertimbagan hukum  putusan Hakim Mahkamah Konstitusi No. 100-PUU-8-2015 Tentang Pemilihan Calon Tunggal Pilkada Serentak di Indonesia dan implikasinya dalam pelaksanaan. Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif, pendekatan dalam  penelitian adalah perundang-undangan dan pendekatan kepustakaan, jenis dan sumber datanya ialah data perimer dan data sekunder, tehnik pengumpulan data dengan menggunakan studi pustaka dan tehnik analisis data adalah dari hal yang bersifat induktif kededuktif yaitu data umum tentang konsepsi hukum baik berupa asas-asas hukum, postulat serta ajaran-ajaran (doktrin). Putusan Mahkamah Konstitusi calon tunggal dalam pilkada adanya kekosongan hukum mana kala syarat paling kurang dua pasangan calon tersebut tidak terpenuhi. Mahkamah Konstitusi menilai adanya kekosongan hukum tersebut telah mengancam tidak terlaksananya hak-hak rakyat untuk dipilih dan memilih karena dua alasan. Pertama, penundaan kepemilihan serentak berikutnya sesungguhnya telah menghilangkan hak Rakya untuk dipilih dan memilih pada pemilihan serentak berikutnya. Kedua apabila penundaan demikian dapat dibenarkan, tetap tidak ada jaminan bahwa pada pemilihan serentak berikutnya itu, hak Rakyat untuk dipilih dan memilih akan dipenuhi. Dengan demikian menurut Mahkamah Konstitusi Pilkada yang ditunda sampai pemilihan berikutnya hanya kerena tidak terpenuhinya syarat paling sedikit dua pasangan calon bertentangan dengan UUD 1945. The purpose of this study is to explain the legal considerations of the decision of Constitutional Court Judge No. 100-PUU-8-2015 Regarding the Election of Single Candidates for Simultaneous Local Elections in Indonesia, the legal implications of the decision of the judges of the Constitutional Court No. 100 / PUU / 8/2015 on the election of a single candidate for simultaneous elections in Indonesia. This research includes normative legal research, the approach in research is legislation and library approach, the types and sources of data are perimer data and secondary data, data collection techniques using library studies and data analysis techniques are from things that are inductive, that is general data about the concept of law in the form of legal principles, postulates and teachings (doctrine). The decision of the Constitutional Court is the sole candidate in the election where there is a legal vacuum where when the requirements of at least two candidate pairs are not fulfilled. The Constitutional Court assesses that the legal vacuum has threatened the failure of the people's rights to be elected and elected for two reasons. First, the next simultaneous election delay has actually eliminated the Rakya's right to be elected and elected in the next simultaneous election. Second, if such delays are justified, there is still no guarantee that in the next simultaneous election, the people's right to be elected and elected will be fulfilled. Accordingly, according to the Constitutional Court Pilkada which was postponed until the next election only because it did not fulfill the requirements of at least two candidate pairs contrary to the 1945 Constitution.