Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STUDI KEANEKARAGAMAN SPESIES NYAMUK ANOPHELES SP. DI KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH Fahmi, Mohammad; Fahri, Fahri; Nurwidayati, Anis; Suwastika, I Nengah
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 Number 2 (August 2014)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.321 KB)

Abstract

The aim of this study is to determine the diversity of morphological and genetic variation of the Anopheles sp. This study was conducted in the periode of November 2013 - February 2014 in two (2) malaria endemic areas; Labuan Village, in North Donggala and Lalombi Village, in South Banawa of South Donggala Regency. Sample collection was done around cattle cage throughout the night between 18:00 to 6:00. The capture period was 15 minutes oh each, and it was done in every hour. The collection was done by using an aspirator and the sampel was stored in paper cup prior covered by gauze pads. Morphological identification of samples was performed at Entomology Laboratory, Vector Borne Disease Research and Development Unit Donggala. Identification was done based on O'connor and Soepanto (1981). Analysis of genetic was done by RAPD-PCR method. Morphological identification found that there were three (3) species of mosquitoes from the two (2) sites, namely An. tesselatus, An. subpictus, and An. vagus. The highest spesies diversity index obtained in the Lalombi village with H' = 1,07 and the lowest value in the Labuan village with a value of  H' = 0,33. RAPD analysis showed that there were similarity on DNA amplification band patterns on An. tesselatus from the village of Labuan  and it from  Lalombi. But interestingly, there were different on DNA amplification pattern of An. vagus from these two sites.  This  results indicating that the there was genetic variation on An. vagus from these two different villages, even though its have similarity in morphological characters.
Modifikasi Lingkungan untuk Pengendalian Schistosomiasis di Daerah Endemis Sulawesi Tengah Nurwidayati, Anis
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.005 KB)

Abstract

Schistosomiasis merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria. Schistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di dataran tinggi Lindu, Kabupaten Sigi dan dataran tinggi Napu dan dataran tinggi Bada, Kabupaten Poso. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda Schistosoma japonicum. Cacing ini membutuhkan keong perantara untuk melangsungkan siklus hidupnya, yaitu Oncomelania hupensis lindoensis. Keong tersebut berkembang biak di habitat yang disebut daerah fokus. Pengendalian fokus keong menjadi salah satu upaya penting dalam memutus rantai penularan schistosomiasis. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai modifikasi lingkungan sebagai upaya pengendalian fokus keong perantara schistosomiasis dalam rangka pengendalian schistosomiasis. Makalah disusun berdasarkan studi literatur dan data sekunder yang dikumpulkan. Hasil menunjukkan bahwa pengendalian keong yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan adalah secara mekanik dan kimia. Pengendalian secara mekanik dilakukan dengan manajemen dan modifikasi lingkungan berupa penanaman lahan kosong dengan tanaman produktif, mengubah daerah fokus keong menjadi sawah atau kolam ikan. Kesimpulan yang diperoleh adalah modifikasi lingkungan yang dilakukan secara tepat, terpadu dan intensif dapat membantu menurunkan angka prevalensi schistosomiasis.
Survei Keong Air Tawar dalam Rangka Identifikasi Potensi Keong Perantara Schistosomiasis di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Nurwidayati, Anis; Widjaja, Junus; Maksud, Malonda; Nelfita, N; Syahnuddin, Muchlis
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.411 KB)

Abstract

Schistosomiasis merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda Schistosoma japonicum. Cacing ini membutuhkan keong perantara untuk melangsungkan siklus hidupnya, yaitu Oncomelania hupensis lindoensis. Wilayah endemis schistosomiasis selama ini dikeahui hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Tengah, akan tetapi perlu dilakukan survei keong perantara schistosomiasis di daerah lain yang berbatasan langsung dengan daerah endemis schistosomiasis. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan survei keong air tawar dalam rangka identifikasi keong perantara schistosomiasis di wilayah Kecamatan Rampi Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Survei keong dilakukan pada Bulan November 2017. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil survei keong air tawar yang dilakukan di wilayah yang berbatasan dengan daerah endemis schistosomiasis. Hasil survei ditemukan empat jenis keong, yaitu Sulawesidrobia bonnei, Sulawesidrobia sp., Melanoides sp., dan Helicorbis sp. berdasarkan hasil survei dpaat disimpulkan bahwa tidak ditemukan keong perantara schistosomiasis, O.hupensis lindoensis di wilayah Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Jenis Tikus dan Potensi Penularan Penyakit Zoonosis di Daerah Endemis Schistosomiasis Napu, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah Nurwidayati, Anis; Siahaan, Hayani Anastasia
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.014 KB)

Abstract

Tikus dikenal sebagai reservoir alami dari beberapa infeksi cacing yang penting bagi kesehatan masyarakat, salah satunya schistosomiasis. Tikus mengandung mikroorganisme parasit yang dapat ditularkan melalui kontak dengan kotoran tikus yang terinfeksi atau melalui ektoparasit, maupun secara tidak langsung melalui hospes keong perantara schistosomiasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tikus dan telur cacing zoonotik pada tikus di daerah endemis schistosomiasis Napu, khususnya di Desa Dodolo dan Kaduwaa, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan studi observasional yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2018. Penangkapan tikus dilakukan selama tiga malam berturut-turut menggunakan 100 perangkap hidup yang dipasang pada tempat yang berbeda, yaitu kebun cokelat, kebun sagu, ladang jagung, dan semak belukar. Jumlah total tikus yang tertangkap di Desa Dodolo adalah 15 ekor dari 100 perangkap yang dipasang selama tiga malam (trap succes 5%). Jenis tikus yang ditemukan yaitu Rattus argentiventer, Rattus sp., R.tanezumi, R.exulans, Maxomys muechenbroekii, dan Paruromys dominator. Jumlah tikus yang terinfeksi schistosomiasis adalah tujuh ekor (infection rate 46,67%), Hymenolepis diminuta delapan ekor (53,33%), dan nematoda darah delapan ekor (53,33%). Jumlah total tikus yang tertangkap di Desa Kaduwaa adalah 13 ekor dari 100 perangkap yang dipasang selama tiga malam (trap succes 4%). Jenis tikus yang ditemukan yaitu Rattus argentiventer, R.tanezumi, dan R.exulans. Jumlah tikus yang terinfeksi schistosomiasis adalah tiga ekor (infection rate 23%), Capillaria hepatica dua ekor (15,38%) Hymenolepis diminuta dua ekor (15,38%), dan nematoda darah empat ekor (26,67%). Dengan ditemukannya telur cacing pada tikus perlu diwaspadai sebagai investigasi awal sumber penularan penyakit kecacingan melalui tikus.