Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Evaluation of one-house one-larvae observer program in controlling dengue hemorrhagic fever in Central Sulawesi Koraag, Meiske Elisabeth; Samarang, Samarang; Nurjana, Made Agus; Octaviani, Octaviani; Widjaja, Junus; Massie, Roy Glen Albert
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 13, No 1: March 2024
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v13i1.23122

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a health problem in Poso District. This can be seen from the high number of DHF cases and potential outbreaks from 2017 to 2018. The local government took the initiative to prevent DHF outbreaks in Poso Regency. The Central Sulawesi Provincial Health Office and the Poso Regency Health Office have implemented onehouse one-larvae observer program in the Poso Kota Selatan District area by engaging the local government and community. The implementation of the program and its accomplishments requires evaluation. This study aims to evaluate the one-house one-larvae observer program using input, process, output, and outcome indicators. The research adopts a descriptive-qualitative approach, employing observation and interviews within an evaluation research design. Data analysis was performed using interpretation and triangulation methods. Policy documents are available, and human resources supporting the program are in compliance with the decree. However, the budget for the program is insufficient, while the available infrastructure is sufficient. The process indicators demonstrate satisfactory progress. Based on outputs, there was an increase in achievement against the program target of the number of buildings inspected by house larvae observers over four years. The outcome indicator in the form of the larvae-free rate increased by >90% during one year of program implementation. The implementation of local innovations initiated by the Regency Health Office and stakeholders’ engagement has been proven to increase community participation in programs that impact the achievement of program outputs and outcomes.
Keong Sulawesidrobia sp Kandidat Kompetitor Inang Perantara Schistosoma japonicum Di Dataran Tinggi Bada Kabupaten Poso: Sulawesidrobia sp Snails as Competitor Candidates for Intermediate Hosts of Schistosoma japonicum in the Bada Highlands of Poso Regency widjaja, Junus; Satrija, Fadjar; Ridwan, Yusuf; Garjito, Triwibowo Ambar
Aspirator Vol 16 No 1 (2025): Jurnal Aspirator Volume 16 Nomor 1 2025
Publisher : Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58623/aspirator.v16i1.120

Abstract

Schistosomiasis, a disease caused by the trematode worm Schistosoma japonicum, with the intermediate host snail Oncomelania hupensis lindoensis, is a complex issue that requires ongoing investigation. The Bada highlands of Poso Regency, one of Indonesia's endemic areas, was found to be an endemic area for schistosomiasis in 2008 due to the presence of cases in humans and the intermediate host snail O. h. lindoensis. This article discusses the Sulawesidrobia sp snail, a significant finding in the Bada endemic area.  Surveys were conducted on the same O. h. lindoensis snail habitat in 2017 and 2019, using the man per minute and crushing methods. In 2019, the Sulawesidrobia sp snail habitat was more dominant, with as many as 22 habitats, and the type of habitat was the same as the type of O. h lindoensis habitat. This led to a decrease in the habitat of O. h lindoensis. Sulawesidrobia sp snails, with their small shells, slightly convex circles, and two red lines, were found to inhabit water channels in gardens, rice fields, and ponds, highlighting the need for further research in this area.
Profil Hematologi Pasien Malaria di RS Ratu Zaleha Martapura, Kalimantan Selatan Tahun 2019-2022 Widjaja, Junus; Puspawati, Puspawati; Tanzil, Yurnia; Rizki P, Hayati; Dewi, Rooswidiawati
Bomba: Jurnal Pembangunan Daerah Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.65123/bomba.v4i1.71

Abstract

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kalimantan Selatan masih memiliki daerah endemis malaria dengan API tahun 2018 sebesar 0,20 permil. Masih adanya penularan malaria di Provinsi Kalimantan Selatan hal ini berkaitan dengan faktor lingkungan, hospes dan faktor agen penyakit. Banyaknya daerah pertambangan serta pembukaan perkebunan karet dan kelapa sawit mempengaruhi transmisi malaria di daerah tersebut. Lahan pertambangan menyebabkan genangan air pada bekas galian sehingga menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles yang menjadi vektor malaria. Diagnosis malaria mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium, serta pemeriksaan penunjang, Pemeriksaan hematologi secara laboratorium merupakan pemeriksaan wajib dalam penegakan diagnose. untuk mengetahui gambaran pemeriksaan hematologi pada pasien malaria di RS Ratu Zalecha Martapura periode tahun 2019-2022. Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan bentuk studi deskriptif observatorial dengan pendekatan atau disain studi potong lintang (cross sectional). Distribusi frekuensi penderita Malaria di RS Ratu Zalecha pada tahun 2019-2022 menurut usia paling banyak pada kelompok umur 31–40 tahun dan 41-50 tahun, jenis kelamin terbanyak pada laki- laki (88%). Jenis Plasmodium yang ditemukan paling banyak adalah P. vivax (89%). Hasil pemeriksaan hematologi pasien positif malaria mengalami Anemia, kadar trombosit dibawah normal dan leukosit berada pada rentang normal. Profil pemeriksaan laboratorium penderita Malaria di RS Ratu Zalecha pada tahun 2019-2022 menurut usia terbanyak pada kelompok umur 31–40 tahun dan 41-50 tahun, jenis kelamin terbanyak pada laki-laki, Jenis Plasmodium yang ditemukan pada umumnya P. vivax. Hasil pemeriksaan hematologi pasien positif malaria mengalami Anemia sedangkan trombosit dibawah normal dan leukosit normal.
Infeksi Telur Cacing Pada Sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) di Kab. Sigi Propinsi Sulawesi Tengah Tolistiawaty, Intan; Widjaja, Junus
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.568 KB)

Abstract

Penyakit pada ternak akibat cacing parasit sering ditemui pada ternak sapi di Rumah Potong Hewan. Infeksi cacing parasit dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia juga merugikan peternak karena menghambat pertumbuhan ternak sehingga daging dan karkas yang dihasilkan kualitasnya menjadi jelek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan intensitas telur cacing parasit pada hewan potong di Rumah Pemontongan Hewan (RPH) Biromaru Kab.Sigi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional study yang dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Dilakukan pengambilan sampel feses dari hewan yang siap dipotong untuk dikonsumsi sebanyak 97 ekor sapi dan pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Parasitologi Balai Litbangkes Donggala. Dari hasil pemeriksaan sampel feses ditemukan adanya 62 ekor sapi terinfeksi kecacingan dengan jenis infeksi telur parasit tunggal (69,3 %) dan campuran (30,7 %). Dan telur cacing yang ditemukan dalam feses sapi sebanyak 4 jenis yakni Fasciola sp (14,5 %), Paramphistomum sp (50%), Trichuris sp (3,2%), dan Oesophagustomum sp (1,6 %). Dengan ditemukannya infeksi telur cacing pada sapi yang akan dipotong,maka perlu ditingkatkan pengawasan Kesehatan sebelum hewan disembelih sehingga daging atau karkas yang dihasilkan aman dan layak dikonsumsi.
Survei Keong Air Tawar dalam Rangka Identifikasi Potensi Keong Perantara Schistosomiasis di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Nurwidayati, Anis; Widjaja, Junus; Maksud, Malonda; Nelfita, N; Syahnuddin, Muchlis
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.411 KB)

Abstract

Schistosomiasis merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda Schistosoma japonicum. Cacing ini membutuhkan keong perantara untuk melangsungkan siklus hidupnya, yaitu Oncomelania hupensis lindoensis. Wilayah endemis schistosomiasis selama ini dikeahui hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Tengah, akan tetapi perlu dilakukan survei keong perantara schistosomiasis di daerah lain yang berbatasan langsung dengan daerah endemis schistosomiasis. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan survei keong air tawar dalam rangka identifikasi keong perantara schistosomiasis di wilayah Kecamatan Rampi Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Survei keong dilakukan pada Bulan November 2017. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil survei keong air tawar yang dilakukan di wilayah yang berbatasan dengan daerah endemis schistosomiasis. Hasil survei ditemukan empat jenis keong, yaitu Sulawesidrobia bonnei, Sulawesidrobia sp., Melanoides sp., dan Helicorbis sp. berdasarkan hasil survei dpaat disimpulkan bahwa tidak ditemukan keong perantara schistosomiasis, O.hupensis lindoensis di wilayah Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.