Abdul Rahman Saleh
Institut Pertanian Bogor

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PETA PENELITIAN TERHADAP 12 JENIS BUAH LOKAL INDONESIA PADA SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI LULUSAN IPB Ratnaningsih Ratnaningsih; Deden Himawan; Abdul Rahman Saleh
VISI PUSTAKA: Buletin Jaringan Informasi Antar Perpustakaan Vol 19, No 3: Desember 2017
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/visipustaka.v19i3.67

Abstract

Fruits is generally one of the commodities needed by humans to live healthy. Although Indonesia is a large fruit-producing country, it still imports fruits from other countries, especially from the People's Republic of China. Imported fruits are often chosen by consumers because they look more attractive, the supply is guaranteed, and there are standards of quality. To produce fruits that have attractive appearance, have high production, as well as meet the quality standards it requirs quality seeds as result of long research activities on the fruits. This paper examined and mapped the results of research published in the form of bachelor thesis, thesis, and dissertation of /PB graduates. From the results of analysis, it was known that researches on 12 types of Indonesian local fruits during the last 5 years (2012-2016) were as many as 558 publications that consist of bachelor thesis as many as 417 titles, thesis as many as 117 titles, and dissertation as many as 24 titles. In bachelor thesis, the research on banana was the most conducted research that was 79 titles (18.9%) and the least was research on watermelon that was only 4 titles (1%). In thesis, the research on orange was the most conducted research that was 26 titles (22.2%) and the least was on avocado that was only 1 title (0.9%) and there was even no research on rambutan and watermelon. In dissertation, the research on mangosteen was the most  conducted research that was 9 titles (37.5%) and the least research was on salak and on mango, each of which was only 1 title (4.2%). Even the doctoral program students have not conducted any research on avocado, rambutan, papaya, melon and watermelon.
Catatan Penilaian Angka Kredit Pustakawan: Kajian Berdasarkan Pengalaman Menilai Abdul Rahman Saleh
Media Pustakawan Vol 16, No 1&2 (2009): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.961 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v16i1&2.900

Abstract

Jabatan pustakawan sudah diakui sebagai jabatan fungsional oleh Pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1988 yaitu dengan terbitnya Kepmenpan Nomor 18 Tahun 1988 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Tetapi hingga saat ini JF Pustakawan masih mengalami banyak permalasalahan salah satu permasalahan yang cukup menonjol, khususnya bagi Pustakawan Madya dan Pustakawan Utama adalah kegiatan yang menyangkut kajian dan pengembangan profesi. Kajian ini adalah kajian faktual dengan metodologi deduktif yaitu menarik kesimpulan praktis dari kasus-kasus yang dijumpai selama penulis melakukan penilaian DUPAK para pustakawan yang masuk ke tim penilai pusat.Dari beberapa pengalaman melakukan penilaian dan rapat tim penilai, penulis mencatat ada beberapa persoalan yang patut kiranya menjadi perhatian. Persoalan tersebut antara lain adalah: masih banyak ditemukan tugas limpah, pustakawan yang mengusulkan kegiatan yang mereka sendiri tidak mengerti apa sebenarnya kegiatan tersebut, banyak Pustakawan Madya yang mengusulkan angka kredit dengan bertumpu hanya pada pekerjaan teknis, kualitas pustakawan khususnya Pustakawan Madya dan Pustakawan Utama, kualitas tim penilai, dan pengusulan DUPAK yang tidak disertai bukti kegiatan yang lengkap.Dari pengamatan dan analisis selama penulis menjadi anggota tim penilai tingkat pusat, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu: Kualitas kerja pustakawan masih perlu ditingkatkan, kemampuan menulis pustakawan masih perlu ditingkatkan, kemampuan tim penilai menilai karya tulis masih perlu ditingkatkan,  tim penilai tingkat instansi perlu memeriksa dengan teliti sehingga berkas tersebut tidak dikirim ke tingkat pusat bila masih terdapat kekurangan. Hal ini untuk mempercepat proses penilaian DUPAK di tingkat pusat. 
Studi Bibliometrik dan Sebaran Topik Penelitian pada Jurnal Media Peternakan Terbitan 2012-2016 Sri Rahayu; Abdul Rahman Saleh
Media Pustakawan Vol 24, No 2 (2017): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/medpus.v24i2.14

Abstract

Jurnal ilmiah merupakan sumber informasi yang sangat penting karena di dalamnya memuat hasil penelitian dan pemikiran dari para ahli di bidangnya. Hasil penelitian tersebut dituangkan ke dalam tulisan ilmiah berupa artikel. Jurnal Media Peternakan sebagai salah satu jurnal ilmiah akan dikaji pada tulisan ini. Tujuan kajian adalah untuk mengidentifikasi sebaran bidang ilmu/topik penelitian, produktifitas kepengarangan artikel, derajat kolaborasi kepengarangan, keusangan (obsolescence) serta informasi referensi yang digunakan. Data kajian yang diambil dari seluruh artikel Jurnal Media Peternakan yaitu volume 35 tahun 2012 sampai dengan volume 39 tahun 2016. Kurun waktu tersebut Jurnal Media Peternakan memuat 162 artikel dari 392 nama penulis yang berbeda. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebaran topik penelitian yang paling banyak dibahas mengenai pakan ternak atau nutrisi pakan sebanyak 68 artikel (41.98 %), penulis paling produktif adalah K.G. Wiryawan, C. Sumatri, Zakari dan L. Abdullah. Derajat kolaborasi kepenulisan rata-rata Jurnal Media Peternakan adalah (95.06 %). Kolaborasi yang paling banyak adalah sepuluh penulis dalam satu artikel. Pustaka yang paling banyak digunakan adalah artikel sebanyak 83.80 %, Referensi baru (0-5 tahun) 34.22 %, keusangan referensi yang digunakan dalam Jurnal Media Peternakan rata-rata 7,2 tahun.
Produktivitas dan Pola Kepengarangan Pustakawan pada terbitan Visi Pustaka dan Media Pustakawan edisi tahun 2016-2019 Abdul Rahman Saleh; Khosy Alfin Maulana
Media Pustakawan Vol 27, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.273 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v27i2.905

Abstract

Prestasi dan karier pustakawan salah satunya, walaupun bukan satu-satunya, ditunjukkan oleh produktivitasnya dalam menulis dan memublikasikan karya tulisnya di media terutama yang terbit dan diakui secara nasional. Dua majalah yang dipublikasikan oleh Perpustakaan Nasional RI dan diakui secara nasional adalah Majalah Visi Pustaka dan Majalah Media Pustakawan. Secara umum penulis terbanyak yang dimuat di dua majalah tersebut adalah berasal dari Perpustakaan Nasional RI yaitu 34 penulis dengan frekuensi kemunculan nama penulis sebanyak 49 kali, kemudian PDII-LIPI dengan 17 penulis dengan frekuensi 33 kali, Perpustakaan IPB 8 penulis dengan frekuensi 26 kali, Perpustakaan UGM dengan 14 penulis dengan frekuensi 19 kali, dan Perpustakaan UNDIP dengan 4 penulis dengan frekuensi 9 kali. Namun urutan produktivitas pustakawan yang tertinggi adalah Pustakawan PDII-LIPI (1,94), kemudian Pustakawan IPB (1,53), Pustakawan UGM (0,43), Perpustakaan Undip (0,38), dan Perpustakaan Nasional RI (0,16). Derajat kolaborasi penulis dari kedua majalah tersebut adalah 0,34 atau 34% artikelnya ditulis oleh penulis yang berkolaborasi.
Komposisi Angka Kredit pada PAK (Penetapan Angka Kredit) Kenaikan Pangkat/Jabatan Pustakawan Tingkat Keahlian Abdul Rahman Saleh
Media Pustakawan Vol 25, No 1 (2018): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.218 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v25i1.188

Abstract

Abstrak Pustakawan merupakan salah satu jabatan fungsional tertentu yang kenaikan pangkat dan atau jabatannya ditentukan oleh Angka Kredit yang diperoleh oleh pejabat fungsional tersebut memenuhi untuk syarat yang sudah ditetapkan. Angka Kredit tersebut dibagi dua bagian yaitu yang termasuk unsur utama di mana angka kredit yang diperoleh tidak boleh kurang dari 80% dan unsur penunjang di mana jumlah angka kredit yang diperoleh tidak boleh melebihi 20%. Angka kredit dari unsur utama terdiri dari AK yang diperoleh dari kegiatan pendidikan dan pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang menjadi tupoksi pustakawan seperti perencanaan, pengolahan, pelayanan, dan pengkajian, serta kegiatan pengembangan profesi pustakawan. Sedangkan AK unsur penunjang diperoleh pustakawan dari kegiatan-kegiatan Kepustakawanan yang bersifat menunjang kegiatan pokok pustakawan seperti antara lain keterlibatan pustakawan dalam organisasi profesi, memberikan pelatihan di bidang kepustakawanan, keterlibatan pustakawan dalam tim penilai AK pustakawan dan lain-lain. Jabatan Fungsional Pustakawan ini sudah cukup lama diberlakukan yaitu sejak diberlakukannya Kepmenpan Nomor 18 Tahun 1988 yang efektif mulai berjalan sejak 1991. Dengan demikian sudah banyak pustakawan yang naik dengan cara mengajukan DUPAK. Namun sayangnya kajian terhadap prestasi pustakawan yang naik dengan cara mengajukan DUPAK ini belum banyak. Dari kajian ini diperoleh bahwa sebagian besar pustakawan yang naik pangkat/jabatan dengan AK berasal dari kegiatan Pengembangan Profesi yaitu dengan proporsi AK sebesar 54,19%. Bahkan sebanyak 14,29% pustakawan naik dengan AK seluruhnya berasal dari pengembangan profesi. Rekomendasi dari kajian ini adalah perlunya pembatasan perolehan AK yang berasal dari pengembangan profesi. 
INDIKATOR KINERJA PERPUSTAKAAN MENURUT ISO 11620: 2008 (Information and Documentation – Library Performance Indicators) Bagian Pertama dari Dua Tulisan Abdul Rahman Saleh
Media Pustakawan Vol 20, No 2 (2013): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.117 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v20i2.934

Abstract

Mengukur kinerja sebuah perpustakaan merupakan upaya untuk mengetahui pencapaian perpustakaan tersebut terhadap visi, misi, dan tujuan perpustakaan. Sejak tahun 1998 ISO telah menerbitkan standar cara mengukur indikator kinerja perpustakaan yaitu dengan menerbitkan ISO 11620:1998. Sesuai dengan perkembangan layanan yang ada di perpustakaan standar ISO tersebut sudah tidak dapat mengakomodir indikator-indikator kinerja baru, khususnya kinerja yang berkaitan dengan layanan elektronik dan digital. Oleh karena itu ISO merevisi standar yang diterbitkannya tahun 1998 tersebut menjadi standar ISO 11620:2008. Makalah ini akan terbit dua bagian (pada dua nomor yang terpisah). Bagian pertama dari tulisan ini memperkenalkan apa itu ISO 11620:2008 dengan menjelaskan indikator apa saja yang diukur. Sedangkan bagian yang kedua akan membahas bagaimana cara mengukur indikator kinerja tersebut.
Mengenal ICS Sebagai Salah Satu Sistem Klasifikasi Dokumen Abdul Rahman Saleh
Media Pustakawan Vol 20, No 1 (2013): Maret
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1203.332 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v20i1.895

Abstract

Abstrak Bagi pustakawan skema klasifikasi DDC, UDC maupun LC sudah sangat akrab dan selalu digeluti setiap hari. Namun demikian ada satu skema klasifikasi yang mungkin jarang dikenal oleh pustakawan. Padahal skema klasifikasi ini digunakan oleh pusat-pusat informasi dan pusat-pusat dokumentasi bidang standardisasi di seluruh dunia. Skema klasifikasi tersebut adalah ICS atau International Classification for Standard. Artikel ini hanya memperkenalkan skema klasifikasi ICS dengan tujuan meningkatkan awereness para pustakawan terhadap skema klasifikasi dokumen yang suatu saat mungkin berguna bagi pustakawan dalam mengelola dokumen yang menjadi tanggung jawabnya.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu di Perpustakaan Abdul Rahman Saleh
Media Pustakawan Vol 22, No 2 (2015): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6122.294 KB) | DOI: 10.37014/medpus.v22i2.821

Abstract

Beberapa tahun belakangan banyak perpustakaan yang berlomba-lomba untuk mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001. Anda pasti bertanya-tanya, mengapa perpustakaan berusaha memperoleh sertifikat SMM yang memerlukan biaya relatif mahal? Padahal perpustakaan bukanlah organisasi yang mendatangkan keuntungan. Alih-alih mendatangkan keuntungan, perpustakaan malah menjadi organisasi yang menghabiskan biaya atau disebut “cost center”. Fenomena ini dapat dijelaskan bahwa karena Sertifikat Sistem Manajemen Mutu tersebut bisa dijadikan jaminan bahwa perpustakaan yang sudah memiliki sertifikat SMM tersebut sudah menerapkan sistem manajemen berstandar internasional dan sudah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang dipercaya oleh dunia internasional. Perpustakaan yang sudah bersertifikat SMM dapat dipastikan Anda akan mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Untuk mengetahui lebih jauh apa itu Sistem Manajemen Mutu maka pembahasan berikut akan mengupas tentang sistem tersebut.
Perkembangan Penelitian dan Pemetaan Topik pada Riset Sapi Bali berdasarkan Publikasi Jurnal Ilmiah dan Prosiding Abdul Rahman Saleh; Sri Rahayu; Jakaria Jakaria
Media Pustakawan Vol. 30 No. 2 (2023): Agustus
Publisher : Perpustakaan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37014/medpus.v30i2.4877

Abstract

Animals that have the potential to produce meat that can be developed are Bali cattle. Unlike imported cattle, Bali cattle are superior because they can withstand all weather and adapt easily. Research on Bali cattle is quite a lot. However, we do not yet know the direction and status of the research. For this reason, it is necessary to conduct a study of the research that has been carried out. The research data comes from secondary data, namely scientific journal articles and proceedings articles. Data publication year is limited to June 2023. Data is tracked using Publish or Perish software. The data obtained was processed using Zotero, MS-Excel and VOSviewer software. There were 983 studies found, with the highest number of animal feed and nutrition, with 190 studies (19.31%). The most productive researcher is Jakaria (49 titles). The number of Bali cattle studies each year varies greatly with the highest number occurring in 2020 (169 studies). It is known that the authorship pattern of the Bali cattle research results article is in accordance with Lotka's law with an exponent value of 2.1 and a constant value of 66%. The researcher collaboration map and research topic map were successfully created using VOSviewer. The degree of author collaboration was 0.91. Related research including animal waste, animal welfare, animal farm and conservation can still be developed because there are not many researches in these fields.