Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INDEKS KEKERINGAN HIDROLOGI BERDASARKAN DEBIT DI DAS KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI Putri Pramudya Wardhani; Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.792 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37274

Abstract

Dampak kekeringan yang di timbulkan sangat merugikan makhluk hidup dan alam sekitar, sehingga indeks kekeringan hidrologi dari daerah aliran sungai (DAS) perlu dikaji dalam mengantisipasimusim kemarau kedepanya.Karena aliran sungai Keduang ini masuk ke waduk Wonogiri maka daerah aliran sungai ini dipilih agar pengendalian bencana kekeringan di wilayah Wonogiri dan sekitarnya dapat berjalan lancar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kekeringan hidrologi menggunakan data debit simulasi dari hasil metode mock yang digunakan untuk membantu mencari debit normal Q50 sebagai ambang batas threshold. Besar nilai defisit adalah selisih volume kekurangan air dan thershold. Durasi adalah total waktu terjadinya defisit. Indeks kekeringan di dapat dari defisit di bagi luas DAS. Setelah itu mencari ketajaman kekeringan menggunakan batas kriteria kering. Dari hasil analisis menunjukan kekeringan yang parah terjadi pada tahun 2010. Selama tahun 2000-2013 terjadi durasi kekeringan rata-rata selama 5-6 bulan yang menunjukan termasuk kriteria zona 3 menurut oldeman. Indeks kekeringan tahun 2010 menghasilkan -0,024 dimana Qdefisit<11,061 m3/s yang setara amat sangat kering .
ANALISIS KEANDALAN METODE MOCK DENGAN DATA HUJAN 5, 10, 15 HARIAN DAN 1 BULANAN Bintang Suncaka; Rintis Hadiani; Agus Hari Wahyudi
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v1i4.37504

Abstract

Untuk pembangunan sumberdaya air di suatu DAS, (Daerah Aliran Sungai) kadang-kadang diperlukan analisis pendekatan baik secara fisik maupun matematik. Dikarenakan data yang tersedia tidak cukup panjang, maka dibutuhkan model sederhana untuk prediksi awal. Namun demikian jika data yang tersedia cukup panjang, maka model yang sempurna perlu dibuat. Di Indonesia pada umumnya alokasi air dilakukan untuk periode setiap 15 harian atau setengah bulanan. Hampir sebagian besar DAS di Indonesia tidak mempunyai data debit. Namun demikian perkiraan ketersediaan debit di sungai dapat diprediksi dengan suatu metode untuk menduga besar debit sungai yang salah satunya dikembangkan oleh Dr. F. J. Mock pada tahun 1973. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan data sekunder yang di peroleh dari instansi terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari perhitungan Mock dengan data hujan yang dimasukkan adalah 15, 10, dan 5 harian dan mengetahui seberapa besar keandalan terhadap Mock dengan data hujan bulanan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai debit andalan rata-rata bulanan dalam rentang waktu 10 tahun dari tahun 2002-2011 adalah sebesar 5,4083 m³/detik, untuk data hujan 15 harian sebesar 5,3554 m³/detik, untuk data hujan 10 harian sebesar 5,6959 m³/detik, dan untuk data hujan 5 harian sebesar 5,9126 m³/detik. Hasil komparasi dengan nilai korelasi (R) antara mock 1bulanan dengan 15, 10, dan 5 harian menghasilkan nilai 0,9903 untuk bulanan dengan 15 harian, 0,9598 untuk bulanan dengan 10 harian, 0,9678 untuk bulanan dengan 5 harian. Dengan hasil nilai korelasi diatas menunjukkan nilai korelasi yang tertinggi adalah pada metode Mock dengan data hujan 15 harian, kemudian nilai korelasi tertinggi yang kedua adalah metode Mock dengan data hujan 5 harian dan ketiga adalah metode Mock dengan data hujan 10 harian.
PENELUSURAN BANJIR DI DAS TEMON DENGAN METODE MUSKINGUM-CUNGE MENGGUNAKAN HYDROCAD Dhiky Pediano; Rintis Hadiani; Suyanto Suyanto
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.475 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37370

Abstract

Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang seringkali terjadi. Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan penggunaan lahan yang salah. Oleh karena itu peranan penelusuran banjir (flood routing) yang merupakan bagian analisis hidrologi menjadi cukup tinggi. Penelusuran banjir merupakan metode penting dalam menangani prakiraan dan upaya pengendalian banjir. Sistem peringatan dini memberikan peringatan tentang waktu kejadian dimana banjir akan datang dengan waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi sebelum banjir datang. Metode ini merupakan metode yang murah dan efektif untuk mengurangi jumlah kerugian serta korban akibat banjir. Banyak metode yang dapat digunakan untuk penelusuran banjir, pada penelitian ini digunakan metode Muskingum-Cunge menggunakan HydroCAD. HydroCAD merupakan salah satu dari banyak aplikasi komputer yang dapat digunakan untuk mengetahui berapa besar debit yang terjadi pada suatu DAS. Penelitian ini dilakukan di DAS Temon berdasarkan data hujan harian maksimum tahunan. Pada penelitian ini didapatkan besar debit maksimum tiap kala ulang sebagai berikut : Q2 sebesar 0,5356 m3/dtk, Q5 sebesar 3,1488 m3/dtk, Q10 sebesar 6,6097 m3/dtk, Q25 sebesar 14,4799 m3/dtk, Q50 sebesar 23,1901 m3/dtk, Q100 sebesar 33,9149 m3/dtk, Q200 sebesar 45,2443 m3/dtk dan Q1000 sebesar 84,0819 m3/dtk. Dan didapatkan pias yang memiliki kemungkinan banjir paling tinggi yaitu pada pias 9 dengan tinggi muka air tiap kala ulang sebagai berikut : Q2 sebesar 8 cm, Q5 sebesar 23 cm, Q10 sebesar 37 cm, Q25 sebesar 61 cm, Q50 sebesar 83 cm, Q100 sebesar 106 cm, Q200 sebesar 126 cm dan Q1000 sebesar 184 cm.
INDEKS KEKERINGAN HIDROLOGI DI DAS KEDUANG BERDASARKAN METODE FLOW DURATION CURVE (FDC) Andi Khalifa Avicenna; Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.942 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37283

Abstract

Pada dasarnya jumlah air yang berputar di bumi relative tetap karena adanya siklus hidrologi. Namun dengan semakin berubahnya kondisi iklim dunia memberikan dampak yang cukup besar terhadap terjadinya kekeringan di beberapa daerah. Salah satu yang menjadi tinjauan adalah di Daerah Aliran Sungau Keduang yang berada di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan mengetehui nilai Indeks Kekeringan Hidrologi (IKH) dan mengetahui kriteria kekeringan berdasarkan durasi dan defisit yang terjadi menggunakan analogi Kriteria dari Oldeman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode ini berupa pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna pengambilan keputusan dan kesimpulan. Menggunakan analisis kekeringan dengan metode flow duration curve (FDC) di DAS Keduang.Yang kemudian kriteria kekeringan berdasarkan pada kriteria bulan kering dari Hadiani,R., tahun 2009. Yang merupakan anologi dari kriteria bulan basah dari Odeman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai durasi dan defisit serta indeks kekeringan hidrologi di DAS Keduang. Hasil analisis menunjukan bahwa pada tahun 2006 nilai IKH terendah mencapai -0.0019 dengan durasi 7 bulan. Pada tahun 2008 nilai IKH terendah mencapai -0,0019 dengan durasi kekeringan mencapai 6 bulan dan pada tahun 2012 nilai IKH terendah mencapai -0,0019 dengan durasi kekeringan mencapai 6 bulan. Sedangkan Indeks Kekeringan Hidrologi (IKH) di DAS Keduang memiliki besaran sebagai berikut kriteria Kering (K) antara : 0,000 < IKH < 0,0155 Kriteria Sangat Kering (SK) antara : - 0,0006 < IKH < 0,0000 Kriteria Amat Sangat Kering (ASK) antara : IKH < -0,0006 Kata Kunci : DAS Keduang, Kekeringan, Indeks Kekeringan Hidrologi, Kriteria Kering
ANALISIS ARUS BALIK AIR PADA SALURAN DRAINASE PRIMER GAYAM KABUPATEN KULON PROGO DENGAN METODE INTEGRASI NUMERIK Fendika Titok Kurniawan; Adi Yusuf Muttaqien; Rintis Hadiani
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.442 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37112

Abstract

Sungai memiliki banyak manfaat untuk manusia namun jika tidak ada penanganan dan pemeliharaan secara berkelanjutan sungai juga dapat mendatangkan bencana banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah salah satu upaya mencegah terjadinya bencana banjir yang diakibatkan oleh arus balik air. Pencegahan ini dilakukan dengan menganalisis profil aliran dari saluran drainase primer Gayam akibat ketinggian maksimum Sungai Serang. Profil aliran yang diketahui dapat digunakan untuk pengambilan tindakan lebih lanjut untuk perbaikan infrastruktur bangunan air. Penelitian ini akan dilakukan pada salah satu saluran drainase di Kabupaten Kulon Progo yang terletak di Kecamatan Wates. Saluran ini berada pada daerah dengan kelandaian yang cenderung datar dan padat penduduk. Analisis profil aliran saluran drainase primer Gayam akan dilakukan menggunakan metode integrasi numerik dan menggunakan program Hydrologic Engineering Center-River Analysis System (HEC-RAS). Data yang digunakan pada saluran drainase primer Gayam menggunakan data hujan dari tiga stasiun hujan pada DAS Serang pada tahun 2004-2013 yang selanjutnya digunakan untuk perhitungan perhitungan debit saluran drainase primer Gayam. Data debit yang digunakan pada Sungai Serang antara tahun 2011-2013. Saluran drainase primer Gayam termasuk jenis profil aliran permukaan landai atau profil M (Mild) karena kemiringan dasar saluran lebih kecil dari kemiringan kritis. Nilai maksimum terjadi pada bulan November yaitu sebesar 1,78 m dan nilai sebesar 1,43 m. Arus balik air terdeteksi pada perhitungan menggunakan integrasi numerik maupun menggunakan software HEC-RAS. Panjangnya arus balik air berbeda-beda tiap bulan tergantung debit saluran drainase primer Gayam. Arus balik air terpanjang terjadi pada bulan Desemner yaitu sepanjang 432 m. Hasil analisis menunjukkan ketinggian profil aliran lebih tinggi dari tanggul dan dimensi