Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

REDUKSI BANJIR MENGGUNAKAN KOLAM RETENSI DI SUNGAI BAKALAN, KABUPATEN JEPARA Sunu Ardhi Nugroho; Rintis Hadian; Adi Yusuf Muttaqien
Jurnal Teknik Sipil Vol. 14 No. 3 (2017)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.781 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i3.1984

Abstract

Abstract: Bakalan River in Jepara Regency is a river with extreme runoff category that often causes flooding that overflows into the river embankment. Flood are often referred to as disas-ters caused by three consecutive days of rain. But the flood analysis that ever happened due to rain 2 days in a row. To overcome the flood, one of the suggested alternatives is retarding ba-sin. This study aims to determine the maximum flood discharge based on repeat period of 5, 20, 50 years and 2-days maximum annual rain in Bakalan River, to know the deposit volume of retarding basin and flood reduction potential after retarding basin was made. Maximum flood discharge were calculated using synthetic hydrograph method (HSS) of Nakayasu and Gama I. The deposit volume of retarding basin and the flood reduction potential can be calculate from flood routing analysis result with HEC-RAS. Flood routing were performed at 46 cross section point (RS) under existing and with retarding basin condition. From the calculation, the maxi-mum flood discharge on repeat period of 5 year (Q5), 20 year (Q20), 50 year (Q50) and 2 day maximum annual rain (Q-2 daily) is 151.641 m3/s; 218.772 m3/sec; 279.463 m3/s and 361.832 m3/sec. Flood routing results indicate that in existing condition there are floods in RS 44 due to Q50 and Q-2 daily, so retarding basin is planned on right site of RS 44 with an area of 60.000 m2 and elevation of +17 m. With retarding basin, flood routing results indicate that the Bakalan River can accommodate maximum flood discharge with deposit volume of retarding basin for Q50 and Q-2 daily respectively 91.480 m3 and 199,890 m3. This volume is equivalent to the flood reduction potential respectively 12.23% and 22.24%. Abstrak: Sungai Bakalan di Kabupaten Jepara merupakan sungai dengan kategori kelas limpasan ekstrim sehingga sering menimbulkan banjir yang melimpas tanggul sungai. Banjir sering disebut sebagai bencana akibat hujan 3 hari berturutan. Namun analisis banjir yang pernah terjadi disebabkan hujan 2 hari berturutan. Untuk mengatasi banjir, salah satu alternatif yang disarankan adalah kolam retensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui debit banjir maksimum kala ulang 5, 20, 50 tahun dan 2 harian maksimum tahunan di Sungai Bakalan, mengetahui volume simpanan kolam retensi dan potensi penurunan banjir setelah dibuat kolam retensi. Debit banjir maksimum dihitung dengan metode hidrograf satuan sintetis (HSS) Nakayasu dan Gama I. Perhitungan volume simpanan dan potensi penurunan banjir didapatkan dari pengolahan hasil penelusuran banjir dengan HEC-RAS. Penelusuran banjir dilakukan di 46 titik potongan melintang (RS) pada kondisi eksisting dan dengan kolam retensi. Dari perhitungan, dihasilkan debit banjir maksimum kala ulang 5 tahun (Q5), 20 tahun (Q20), 50 tahun (Q50) dan 2 harian maksimum tahunan (Q-2 harian) berturut-turut sebesar 151,641 m3/dt; 218,772 m3/dt; 279,463 m3/dt dan 361,832 m3/dt. Hasil penelusuran banjir menunjukkan bahwa pada kondisi eksisting terjadi banjir di RS 44 akibat Q50 dan Q-2 harian sehingga direncanakan kolam retensi pada lokasi kanan RS 44 dengan luas 60.000 m2 dan elevasi +17 m. Dengan kolam retensi, hasil penelusuran banjir menunjukkan bahwa Sungai Bakalan dapat menampung debit banjir maksimum dengan volume simpanan kolam retensi untuk Q50 dan Q-2 harian berturut-turut sebesar 91.480 m3 dan 199.890 m3. Volume ini setara dengan penurunan banjir masing-masing 12,23% dan 22,24%.
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO WADUK PONDOK Orien Kalam Simanjuntak; Agus Hari Wahyudi; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37226

Abstract

Pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga air banyak dipilih karena tenaga air merupakan energi yang dapat diperbaharui. Bendungan Pondok mempunyai potensi sumber daya air yang belum termanfaatkan secara penuh yaitu debit air dan tinggi tekan hidrolik atau tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa produksi listrik yang dapat dihasilkan, dan besar biaya investasi untuk pembangunan, serta mengetahui hasil analisis ekonomi dari pembangunan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro) Waduk Pondok. Penelitian ini termasuk metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang dilakukan adalah menghitung potensi air yang masuk ke waduk atau inflow dengan menggunakan metode Mock. Hasil perhitunganinflow digunakan dalamperhitungansimulasi pola operasi wadukdan perhitungan produksi listrik. Desain konstruksi bangunan PLTM dilakukan untuk mengetahui tata letak dan dimensi PLTM untuk perkiraan biaya investasi. Tahap selanjutnya adalah analisis ekonomi yaitu membandingkan besar manfaat yang didapat dari pembangunan PLTM dengan biaya untuk pembangunannya. Berdasarkan hasil analisis debit dan tinggi jatuh dapat diperoleh besarnya daya dan energi listrik. Daya listrik yang dihasikan pada simulasi pola operasi debit andalan Q90 adalah 1500 kW dan energi listrik adalah 544.000 kWh. Daya listrik yang dihasikan pada simulasi pola operasi tahun kering Q80 adalah 2300 kW dan energi listrik 826.000 kWh. Daya listrik yang dihasikan pada simulasi pola operasi tahun normal Q50 adalah 4900 kW dan energi listrik 1.775.000 kWh. Daya listrik yang dihasikan pada simulasi pola operasi tahun basah Q30 adalah 7200 kW dan energi listrik 2.613.000 kWh. Besar biaya investasi untuk pembangunan unit PLTM Waduk Pondok adalah Rp 5.821.153.000,00. Analisis ekonomi yang dilakukan menunjukkan bahwa pembangunan PLTM Waduk Pondok tidak layak.
STUDI EVALUASI HARGA AIR PADA BENDUNGAN WONOGIRI UNTUK PLTA AKIBAT PENGERUKAN SEDIMEN Ariet Setiawan; Sugiyarto Sugiyarto; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.114 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37207

Abstract

Bendungan Wonogiri terletak di Kecamatan Wuryorejo, Kabupaten Wonogiri terletak ±10 km disebelah selatan Kota Wonogiri. Akibat banyaknya sedimen yang menumpuk dari hulu DAS Keduang merupakan masalah yang terjadi pada Bendungan Wonogiri Hal ini mengakibatkan tampungan air pada bendungan berkurang. Sehingga mengurangi kinerja pasokan pembangkit listrik tenaga air untuk PT. Indonesia Power. Studi ini dilakukan untuk mengetahui harga jual air minimal untuk pembangkit listrik yang harus dibayar oleh PT. Indonesia Power untuk biaya operasional dan pemeliharaan serta biaya pengerukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ini adalah deskriptif evaluatif, penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu dengan analisis data-data yang ada. Studi evaluasi ini mengkaji kelayakan Analisa ekonomi Bendungan Wonogiri ditinjau terhadap Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), Selisih Biaya Manfaat (B-C) atau NPV, Tingkat Pengembalian Internal (IRR) serta Analisa Sensivitas. Dari hasil Hasil Analisa sensitivitas sesudah pengerukan dapat diperoleh dan B/C sesudah pengerukan sebesar 1,48, NPV sesudah pengerukan pengerukan untuk harga air pada suku bunga 11% yaitu 1,065.,884.078.824, IRR sesudah pengerukan diperoleh hasil 18,055 %, Titik Impas atau BEP tercapai setelah 34 tahun 5 bulan, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian harga jual minimal air PLTA sebesar Rp. 154,9 per kWh layak dari sisi ekonomi
STUDI SIMULASI BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH UNTUK MENDAPATKAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN YANG OPTIMAL (STUDI KASUS JIAT TW 017 R DAN PWS 231 DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN) Agus Hari Wahyudi; Adi Yusuf Muttaqien; Rn Claresta Vania
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2019): JUNI
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i2.36507

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga pengelolaan jaringan air irigasi, yang termasuk dalam biaya operasi dan pemeliharaan merupakan hal penting dalam menunjang keberhasilan pertanian. Maka diperlukan adanya penelitian untuk menganalisa pengaruh  biaya OP terhadap hasil produksi pertanian, yaitu lamanya operasi pompa jaringan irigasi air tanah untuk mendapatkan nilai benefit cost ratio yang optimum. Studi ini dilakukan pada sumur pompa TW 017 dan PWS 231  yang terletak di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Tahap awal dalam studi ini dengan menghitung kebutuhan air di sawah untuk mendapatkan nilai Faktor K (ketersedian/kebutuhan). Dari Faktor K, maka didapat besarnya hasil pertanian. Setelah itu menghitung besarnya biaya OP sesuai dengan beberapa alternatif lama waktu operasi pompa. Lalu menghitung nilai BCR, sehingga didapatkan nilai lama waktu operasi pompa per hari yang membuat nilai BCR optimum. Dari grafik hubungan antara lama waktu operasi pompa dengan nilai BCR, didapatkan hasil pada pompa TW 017 R lama waktu operasi yang menghasilkan nilai BCR optimum adalah lama waktu operasi pompa selama 11,903 jam/hari,dengan nilai BCR 1,949. Sedangkan pada Pompa PWS 231 lama waktu operasi yang menghasilkan nilai BCR optimum adalah lama waktu operasi pompa 12,168 jam/hari, dengan nilai BCR  2,23.
PREDIKSI PASOK DAN KEBUTUHAN AIR SUNGAI CILIWUNG RUAS BENDUNG KATULAMPA-JEMBATAN PANUS DEPOK Slamet Rahman Raharjo; Mamok Suprapto; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i2.36993

Abstract

Jakarta merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan kebutuhan air juga semakin besar. Sungai Ciliwung menjadi salah satu sumber air yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui debit yang bisa diandalkan di Sungai Ciliwung ruas Bendung Katulampa-Jembatan Panus Depok dan mengetahui kondisi water balance nya. Analisis prediksi kebutuhan air hanya mengacu pada kebutuhan domestik saja. Data hujan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hujan dari stasiun penakar hujan Gunungmas, Gadok, Katulampa, dan Cibinong. Data hujan selanjutnya diuji keabsahan/kepanggahannya menggunakan RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) dan menghasilkan data yang panggah. Kebutuhan air domestik diperhitungkan berdasarkan kebutuhan bulanan dikalikan jumlah penduduk dengan besar kebutuhan per individu 100lt/hari. Debit andalan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan data hujan yang ditransformasikan menjadi debit menggunakan bantuan software HEC-HMS. Parameter yang digunakan adalah standar lag sebesar 0,6 dan peaking koefisien sebesar 0,2. Debit andalan yang digunakan adalah 80% yang diperoleh dengan metode Weibull. Hasil analisis menunjukkan bahwa debit andalan rerata pada ruas Bendung Katulampa-Jembatan Panus Depok adalah berkisar antara 0.012-13.31 m3/dtk. Perkiraan besar debit tahun 2022 menggunakan model Thomas Fiering menghasilkan debit antara 0.26-23.01 m3/dtk. Dengan besar debit andalan tersebut menunjukkan kondisi neraca air mengalami kekurangan air terutama pada saat musim kemarau.
ANALISIS DAN PERENCANAAN PAH SEBAGAI SUMBER AIR BAKU ALTERNATIF (Studi Kasus: Perumahan Nilagraha Pabelan Surakarta) Rendra Elgara; Siti Qomariah; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.396 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37020

Abstract

Krisis sumber daya air disebabkan oleh kebutuhan air yang semakin besar akibat dari peningkatan jumlah penduduk dan perubahan fungsi lahan. Krisis tersebut mengakibatkan sumber air bersih semakin langka dan mahal. Salah satu upaya mengatasi krisis air bersih adalah dengan menggunakan konsep memanen air hujan (rainwater harvesting), yaitu konsep pengumpulan air hujan yang ditampung dalam suatu tangki untuk kemudian air yang telah dikumpulkan dapat dimanfaatkan sebagai air baku. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Nila Graha Pabelan Surakarta yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penghematan biaya dengan menggunakan PAH. Data yang dikumpulkan berupa luas atap Perumahan Nilagraha, data curah hujan tahunan dari stasiun terdekat, dan kebutuhan air yang diperlukan. Dari hasil analisis didapatkan kapasitas PAH pada perumahan Nila Graha terdiri dari Blok IA dengan volume PAH 40 m3, Blok 1B volume PAH 65 m3, Blok 3B 50 m3, dan Blok 4A volume PAH 50 m3. Biaya penghematan air dengan PAH pada Blok IA tahun ke-I sebesar Rp. -20,390,240.00 dan tahun ke-II sebesar Rp. 1,059,760.00. Pada Blok 1B biaya penghematan air dengan PAH tahun ke-I Rp. -24,126,000.00 dan tahun ke-II Rp. 1,211,800.00. Blok 3B tahun ke-I Rp. -28,088,200.00 dan tahun ke-II Rp. 858,850.00. Blok 4A tahun ke-I Rp. -23,541,150.00 dan tahun ke-II Rp. 1,374,000.00. Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan penggunaan air hujan dapat menghemat penggunaan air dari PDAM 58-65 %, tetapi biaya pembangunan konstruksi tangki PAH tersebut relatif mahal sehingga penghematan dari air hujan baru dapat dirasakan ditahun ke II dan seterusnya.
ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION MENURUT KONTRAKTOR DI SURAKARTA Nurul Fatimah; Widi Hartono; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.585 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37040

Abstract

Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 Perserikatan Bangsa Bangsa menyepakati upaya penurunan konsentrasi CO2 sebesar 26% sampai 41% akhir tahun 2020. Sustainable Construction digunakan sebagai agenda penurunan konsentrasi CO2. Sustainable Construction merupakan green contruction dengan proses menjaga keseimbangan lingkungan alami dan buatan. Perangkat penilaian green contruction dikembangkan Green Building Council Indonesia berupa Sistem Rating GREENSHIP. Penilaian meliputi tahap perencanaan (62,2%), tahap pengoperasian (33,3%) dan tahap pembangunan (4,5%). Masih kecilnya tingkat penilaian tahap pembangunan, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penilaian green construction pada tahap pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keinginan kontraktor mengenai penerapan green construction dan kriteria green construction paling sesuai untuk diterapkan berdasarkan kepentingan dan kemudahan operasional pelaksanaan menurut kontraktor. Metode analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis (IPA). Metode ini digunakan untuk menilai performa kriteria green construction berdasarkan tingkat kepentingan (x) dan tingkat operasional (y). Data didapatkan melalui kuesioner yang dibagikan ke beberapa proyek kontruksi di Surakarta dan sekitarnya. Hasil rekapitulasi data menunjukkan keinginan kontraktor mengenai penerapan green construction sangat tinggi terbukti dari jawaban keinginan menjalankan green construction 89,74% dan pentingnya melaksanakan green construction 94,87%. Namun kesiapan kontraktor untuk menjalankan green contruction rendah terbukti dari kurang dari 60% kontraktor yang mengetahui kriteria penerapan green construction. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan kriteria green construction yang paling sesuai diterapkan harus memiliki nilai performa tingkat kepentingan dan operasional yang tinggi. Kriteria yang sesuai dapat dilihat dari letak kriteria pada diagram kuadran important performance analysis. Kriteria green construction yang paling sesuai untuk dilaksanakan adalah safety and security, earthquake resistance, maintenance dan user engegement.
ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA BENDUNG BRANGKAL GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI SIWALUH KABUPATEN KARANGANYAR Gary Widayanto Sadono; Suyanto Suyanto; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.051 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37319

Abstract

Keseimbangan Air atau Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode tertentu. Penelitian ini menggunakan cara deskriptif kuantitatif dengan mengaplikasikan metode Penmann dan metode Mock. Hasil penelitian menggunakan metode penman diperoleh nilai Eto pada bulan Januari = 3,527 mm/hari, Pebruari = 4,016 mm/hari, Maret 3,782 mm/hari, April = 3,475 mm/hari, Mei = 3,405 mm/hari, Juni = 3,115 mm/hari, Juli = 3,566 mm/hari, Agustus = 3,541 mm/hari, September = 3,926 mm/har, Oktober = 3,863 mm/hari, Nopember = 3,874 mm/hari, Desember = 3,875 mm/hari. Ketersediaan dan kebutuhan air di daerah Irigasi Siwaluh dengan metode Mock pada tahun 2003-2012, diperoleh nilai rata - rata ketersediaan air pada bendung brangkal sebesar 0,29 m3/detik. Nilai maksimum dari kebutuhan air pada daerah irigasi siwaluh yang diperoleh dari perhitungan pola tanam yang dimulai pada bulan November dengan jenis pola tanam berupa padi - padi - jagung adalah sebesar 0,77 m3/detik. Dari hasil yang diperoleh atas ketersediaan dan kebutuhan air dapat di simpulkan selisih ketersediaan air dan kebutuhan air tiap musim tanam pada lokasi pengamatan diperoleh -0,21 m3/detik pada musim tanam ke I, -0,24 m3/detik pada musim tanam ke II, dan -0,23 m3/detik pada musim tanam ke III.
Pengaruh Variasi Ketinggian Muka Air dan Ketebalan Batu Bata Interlock Terhadap Stabilitas Lereng Bangunan Pelindung Tebing Agus Hari Wahyudi; Adi Yusuf Muttaqien; Arfan Yosanurahman
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2019): JUNI
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.294 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i2.36509

Abstract

Sungai Kedung Keris merupakan sungai yang berbentuk meander. Sungai tipe ini memiliki masalah yang sering dihadapi yaitu erosi atau gerusan pada tebing sungai terutama di daerah tikungan luar sungai. Untuk melindungi tebing sungai dibuatlah bangunan pelindung tebing. Salah satu material ramah lingkungan untuk pelindung tebing yang akan diteliti adalah bata Interlock yang terbuat dari tanah merah bakar. Bata Interlock adalah material penyusun dinding yang mempunyai pengait pada sisi-sisinya untuk mengunci pergerakan akibat gaya tekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi muka air dan ketebalan batu bata interlock terhadap stabilitas lereng bangunan pelindung tebing. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif melalui pendekatan eksperimen dalam bentuk uji material di Laboratorium Mekanika Tanah dan Mekanika Bahan Universitas Sebelas Maret. Parameter yang dicari berupa parameter dari material tanah dan batu bata interlock. Parameter material mencakup massa jenis, kohesi dan sudut geser dalam. Lalu dari parameter yang dihasilkan akan dilakukan pemodelan menggunakan software geoslope yang akan menghasilkan angka keamanan lereng dari tiap variasi muka air dan ketebalan batu bata Interlock. Berdasarkan pemodelan menggunakan software hec ras dan geoslope, diperoleh ketinggian tebing adalah 7 meter. Dari pengaruh ketinggian section bagian bawah pelindung tebing terhadap stabilitas lereng didapatkan hasil angka keamanan maksimum pada ketinggian section bagian bawah pelindung tebing 2,5 meter sebesar 1,451. Dari pengaruh ketebalan bata interlock terhadap stabilitas lereng didapatkan hasil angka keamanan maksimum pada ketebalan 3 bata sebesar 1,459. Dari pengaruh variasi muka air terhadap stabilitas lereng didapatkan hasil angka keamanan paling kecil pada ketinggian 2 meter dari atas pondasi sebesar 1,347.
Pemanfaatan Air Hujan melalui PAH dan Biopori Dalam Mereduksi Beban Drainase Pada Kawasan Pemukiman (Studi Kasus: Kawasan Banjir di Kelurahan Kedung Lumbu, Surakarta) Febrina R Meliala; Siti Qomariyah; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.154 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37140

Abstract

Tingginya curah hujan di Kota Surakarta telah menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Salah satu bentuk pemanfaatan air hujan adalah melalui tangki penampung air hujan (PAH) dan biopori yang dapat menjadi sumber air baku alternatif dan juga dapat mereduksi beban drainase. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kapasitas tangki PAH, mengetahui jumlah lubang resapan biopori (LRB) yang dapat dibuat serta mengetahui besarnya reduksi beban drainase dari pemanfaatan tangki PAH dan Biopori. Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif Kuantitatif, dengan mengumpulkan data kemudian menganasilis dan menyimpulkan hasil penelitian. Objek penelitian adalah kawasan banjir Kelurahan Kedung Lumbu, Surakarta. Data hujan yang digunakan dalam ananlisis hidrologi yaitu tahun 1992 - 2013 dari stasiun hujan Pabelan. Hasil penelitian ini didapatkan kapasitas tangki PAH adalah sebagai berikut ; RT 02/RW I = 1900 m3, RT 03/RW I = 1900 m3, RT 01/RW III = 600 m3, RT 02/RW III = 1350 m3, RT 03/RW III = 2020 m3 , dan RT 04/RW III = 650 m3. Sedangkan Lubang Resapan Biopori (LRB) yang dapat dibuat di daerah rawan banjir kelurahan Kedung Lumbu adalah sebanyak 4939 LRB dengan ø 10 cm dan kedalaman 100 cm. Beban drainase yang dapat tereduksi adalah sebesar 50,4% atau sebesar 18,632 m3/det dari debit hujan yang jatuh di seluruh wilayah (Qwilayah = 36,957 m3/det).