Ronnie Susman Natawidjaja
Universitas Padjadjaran

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERTANIAN KONVENSIONAL DAN PUPUK ORGANIK : IMPLEMENTASI PROGRAM UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO) DI KELOMPOK TANI SILIH ASIH Asri Nurrizka Hendarliana; Mahra Arari Heryanto; Ronnie Susman Natawidjaja; Pandi Pardian
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i2.5490

Abstract

The negative impact of the green revolution for the agriculture sector is soil damageand pest population. The government issued an organic farming program using the SRI and UPPO method. The Silih Asih Farmers Group implements manure pasan effprt to approach organic rice farming with the aim of increase soil looseness so the productivity can increase and be stable. However, UPPO activities have not developed since 2016 due to changes in the business concept applied. The aims of this research include : 1). Knowing the reason UPPO is not growing, 2). What factors caused UPPO not to develop. The method used in this study is a qualitative method using a system thinking and Participatory Rural Appraisal (PRA) approach. The analytical tool usesd is vensim as well as a chart of changes and trends. The results of this study are: 1). UPPO of the Silih Asih farmer group did not develop because of a change in business so that the livestock population did not increase, 2). Factors that may hinder the development of a UPPO include a reduced or fixed population, limited operational cost, and low member participation.
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK SINGKONG (Studi Kasus Sentra Produksi Keripik Singkong Pedas di Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi) Sulaiman Sulaiman; Ronnie Susman Natawidjaja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 5, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.056 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v5i1.1445

Abstract

Banyaknya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia membuka peluang bagi para pengusaha untuk mengusahakan keripik singkong menjadi usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah ubi kayu. Kota Cimahi merupakan salah satu daerah sentra produksi keripik singkong, yang bertempat di Kampung Pojok-Kademangan, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaan agroindustri pengolahan keripik singkong, nilai usaha dan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ubikayu menjadi keripik singkong. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan teknik studi kasus. Analisis data terdiri dari analisis nilai usaha, analisis nilai tambah dengan metode Hayami dan deskriptif dengan data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan keripik singkong masih menggunakan peralatan yang relatif sederhana dan rata-rata merupakan industri kecil. Pemasaran keripik singkong dilakukan oleh pengusaha yaitu pengusaha langsung menjual keripik singkong kepada konsumen, selain itu melalui pedagang grosir lalu ke pedagang-pedagang pengecer kemudian ke konsumen. Hasil analisis nilai usaha menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh usaha keripik singkong di Sentra Produksi Keripik Singkong Pedas Cimahi sebesar Rp4.598.410,53 dengan rata-rata penerimaan yang diterima sebesar Rp5.955.600,00 dan rata-rata pendapatan/keuntungan yang diterima pengusaha keripik singkong adalah sebesar Rp1.393.585,30 dalam satu kali produksi. Hasil analisis efisiensi usaha menunjukkan bahwa rata-rata R/C rasio yang didapatkan adalah 1,30. Yang artinya agroindustri keripik singkong sudah efisien atau layak karena sudah melebihi angka 1,00. Rata-rata nilai tambah diterima pada usaha keripik singkong sebesar Rp5.232,18 per kilogram dengan rasio nilai tambah terhadap nilai output rata-rata sebesar 23,76% per proses produksi. Rasio nilai tambah ini termasuk dalam nilai tambah tersebut termasuk dalam kategori sedang karena berada diantara 15-40% berdasarkan pernyataan Hubeis.
ANALISIS RANTAI NILAI INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN TERONG MENJADI CHEESESTICK TERONG Muhammad Aqil; Ronnie Susman Natawidjaja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 5, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.335 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v5i1.1469

Abstract

Cheesestick terong menjadi suatu inovasi dalam pengolahan agroindustri untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desa Genteng kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Karena adanya rantai dalam produksi menimbulkan adanya ketergantungan dan kurangnya keterlibatan dalam aktivitas rantai tersebut, hal tersebut berdampak terhadap ketidakpastian pendapatan yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rantai nilai pengolahan terong dari petani ke IAAS, mengetahui laba dari masing-masing pelaku berdasarkan keterlibatan dan ketergantungan antar pelaku dalam rantai nilai, mengetahui besarnya keuntungan pengolahan terong tersebut dan kontribusinya terhadap pendapatan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari dan memberikan strategi penguatan produksi cheesestick terong di desa Genteng. Analisis data terdiri dari analisis rantai nilai, analisis nilai tambah, analisis usaha, dan analis kontribusi pendapatan. Hasil penelitian terdapat tiga aktor pelaku dalam rantai nilai cheesestick terong yaitu petani, KWT Mentari, dan IAAS. Pelaku KWT Mentari adalah pelaku yang mendapatkan nilai tambah tertinggi yaitu Rp 43.200/Kg dan pelaku yang mendapat nilai tambah terendah adalah IAAS yaitu Rp 2.370/Kg.