Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINGKAT KESADARAN PARA MAHASISWI REMAJA DARI BERBAGAI PERGURUAN TINGGI TERHADAP GEJALA KEPUTIHAN Windy Wiga Regilta; Alfina Sofianawati

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/asjn.v1i2.18206

Abstract

ABSTRACT: Vaginal discharge is still a matter of concern among young Indonesian women today. Many adolescent women are not yet aware of the symptoms of vaginal discharge that arise physiologically or normally with vaginal discharge that appears pathologically or abnormally. The lack of knowledge of young women about vaginal discharge and sexual health and intimate organs causes many perceptions. Normal or abnormal vaginal discharge is a disease that occurs in every young woman which is very important to realize so as not to cause a disease. In fact, many also prove that abnormal vaginal discharge can be prevented in various ways. On the other hand, current teenage students are mature enough to said adolescents with different levels of stress and hormones. Shaking teenagers in Indonesia, of course, already know a lot about normal or abnormal vaginal discharge symptoms and maintain vaginal hygiene. This study aims to determine the level of awareness of teenage female students from various universities in Indonesia on normal and abnormal vaginal discharge symptoms. This type of research method used quantitative methods, namely the data analysis technique questionnaire survey given to 70 adolescent respondents from various universities in Indonesia. The results of this study were that 90% (63) of the respondents were able to notice the symptoms of vaginal discharge while 10% (7) of the respondents could not realize that besides that there were results from various appropriate ways for adolescents to do to prevent vaginal discharge abnormal namely with vaginal hygiene. The conclusion in this study obtained data that the fact that many female students are aware of normal or abnormal vaginal discharge symptoms but also do not realize the symptoms of normal or abnormal vaginal discharge with various symptoms of symptoms they experience.Keywords: Normal vaginal discharge, Abnormal vaginal discharge, vaginal hygiene, knowledge, awareness, adolescent crown ABSTRAK:Keputihan masih menjadi sebuah hal yang cukup mencemaskan di kalangan remaja wanita Indonesia hingga saat ini. Banyak para remaja wanita yang belum bisa menyadari akan adanya gejala – gejala keputihan yang timbul secara fisiologis atau normal dengan keputihan yang timbul secara patologis atau abnormal. Minimnya pengetahuan para remaja wanita mengenai keputihan dan kesehatan seksual serta organ intimlah yang menimbulkan banyaknya persepsi dan kecemasan. Keputihan yang normal maupun abnormal adalah penyakit yang umum terjadi pada setiap remaja wanita yang sangat penting untuk disadari agar tidak menimbulkan sebuah penyakit. Sebenarnya banyak juga yang membuktikan bahwa keputihan abnormal itu bisa dicegah dengan berbagai cara. Di sisi lain, mahasiswi remaja saat ini memiliki usia yang sudah cukup matang bila dikatakan remaja dengan tingkat stres dan hormon yang berbeda – beda. Mahasiswi remaja di Indonesia tentunya juga sudah mengetahui banyak mengenai gejala keputihan normal atau abnormal dan cara menjaga kebersihan vagina. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tingkat kesadaran para mahasiswi remaja dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia terhadap gejala keputihan normal dan abnormal. Jenis metode dari penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan teknik pengumpulan datanya survey kuesioner yang diberikan kepada 70 responden remaja dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh data banyaknya remaja yang bisa menyadari akan gejala keputihan pada dirinya sebanyak 90% (63) responden sedangkan 10% (7) responden belum bisa menyadarimya selain itu terdapat hasil berbagai cara yang tepat untuk dilakukan para remaja dalam mencegah keputihan abnormal yaitu dengan vaginal hygiene. Kesimpulan dalam penelitian ini diperoleh data bahwa masih banyak mahasiswi ada yang menyadari gejala keputihan normal atau abnormal namun juga ada yang tidak menyadari adanya gejala keputihan normal atau abnormal dengan berbagai macam gejala yang meraka alami.Kata Kunci: Keputihan normal, Keputihan abnormal, Kebersihan vagina, Pengetahuan, Kesadaran, Mahasiswi remaja
Demonstrasi Pembuatan Makanan Tambahan Berbahan Pangan Local dari Puding Wortel untuk Kader Posyandu Desa Biting Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Alfina Sofianawati; Ernika Saputri; Cindi Ameilia; Aryadea Reza Fahlevi; Yusuf Adam Hilman
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 6 (2023): September
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8379818

Abstract

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan program intervensi untuk anak-anak yang kurang gizi di mana saja untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan gizi anak agar tercapainya status gizi dan gizi yang sesuai dengan anak-anak tersebut. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu, keamanan pangan,dan mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Terobosan yang dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan memanfaatkan bahan pangan lokal sebagai bahan baku PMT. Pembuatan PMT dengan menggunakan bahan makanan lokal dapat menekan pengeluaran anggaran karena harganya yang lebih terjangkau. Kandungan gizinya pun tidak kalah bagus. Bahan pangan lokal merupakan bahan pangan yang sudah sangat lumrah di masyarakat. Pangan lokal adalah pangan yang diolah dan dikonsumsi berdasarkan tempat tinggal. Namun, di era globalisasi ini tidak ada perkembangan mengenai pengolahan bahan pangan lokal untuk balita. oleh sebab itu, diperlukan inovasi dari ibu-ibu balita agar pemanfaatan bahan pangan lokal bisa terkelola dengan baik dan bukan hanya untuk orang dewasa namun juga untuk balita. Sehingga, diperlukan PMT (pemberian makanan tambahan) pada balita yang berasal dari bahan pangan lokal. Selain itu, dengan adanya inovasi baru mengenai pengolahan bahan pangan local maka akan berdampak kepada peningkatan keterampilan pada ibu balita dan kemudian dengan sendirinya ini akan mendorong ibu balita untuk membuat usaha sehat yaitu pengolahan pangan lokal sebagai PMT bagi balita dengan kualitas gizi yang baik. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang teknologi tepat guna pengolahan pangan lokal sebagai pmt dan bernilai gizi tinggi pada balita.  Wortel merupakan salah satu bahan pangan lokal dengan harga yang terjangkau dan kandungan gizi yang apik. Manfaat wortel bagi anak-anak salah satu fungsi wortel adalah sebagai sumber beberapa vitamin dan mineral yang baik, khususnya vitamin A, biotin, vitamin K1, kalium, dan vitamin B6. Selain itu, wortel juga kaya akan beta-karoten. Karena itulah tidak heran apabila manfaat wortel dapat meningkatkan imunitas tubuh, terutama bagi balita dan anak-anak
Demonstrasi Pembuatan Makanan Tambahan Berbahan Pangan Local dari Puding Wortel untuk Kader Posyandu Desa Biting Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Alfina Sofianawati; Ernika Saputri; Cindi Ameilia; Aryadea Reza Fahlevi; Yusuf Adam Hilman
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 6 (2023): September
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8379818

Abstract

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan program intervensi untuk anak-anak yang kurang gizi di mana saja untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan gizi anak agar tercapainya status gizi dan gizi yang sesuai dengan anak-anak tersebut. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu, keamanan pangan,dan mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Terobosan yang dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan memanfaatkan bahan pangan lokal sebagai bahan baku PMT. Pembuatan PMT dengan menggunakan bahan makanan lokal dapat menekan pengeluaran anggaran karena harganya yang lebih terjangkau. Kandungan gizinya pun tidak kalah bagus. Bahan pangan lokal merupakan bahan pangan yang sudah sangat lumrah di masyarakat. Pangan lokal adalah pangan yang diolah dan dikonsumsi berdasarkan tempat tinggal. Namun, di era globalisasi ini tidak ada perkembangan mengenai pengolahan bahan pangan lokal untuk balita. oleh sebab itu, diperlukan inovasi dari ibu-ibu balita agar pemanfaatan bahan pangan lokal bisa terkelola dengan baik dan bukan hanya untuk orang dewasa namun juga untuk balita. Sehingga, diperlukan PMT (pemberian makanan tambahan) pada balita yang berasal dari bahan pangan lokal. Selain itu, dengan adanya inovasi baru mengenai pengolahan bahan pangan local maka akan berdampak kepada peningkatan keterampilan pada ibu balita dan kemudian dengan sendirinya ini akan mendorong ibu balita untuk membuat usaha sehat yaitu pengolahan pangan lokal sebagai PMT bagi balita dengan kualitas gizi yang baik. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang teknologi tepat guna pengolahan pangan lokal sebagai pmt dan bernilai gizi tinggi pada balita.  Wortel merupakan salah satu bahan pangan lokal dengan harga yang terjangkau dan kandungan gizi yang apik. Manfaat wortel bagi anak-anak salah satu fungsi wortel adalah sebagai sumber beberapa vitamin dan mineral yang baik, khususnya vitamin A, biotin, vitamin K1, kalium, dan vitamin B6. Selain itu, wortel juga kaya akan beta-karoten. Karena itulah tidak heran apabila manfaat wortel dapat meningkatkan imunitas tubuh, terutama bagi balita dan anak-anak