Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Potensi Medication Error Akibat Ketidak-Lengkapan Administratif dan Polifarmasi Resep pada Pengobatan Gastritis Peserta Mandiri In Health di Apotek Sehat Bersama Sarmalina Simamora; Arief Wibisana
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6945.129 KB)

Abstract

Kejadian medication error dapat terjadi dalam penggunaan obat, mulai dari fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing, dan fase administrasion oleh pasien, Kesalahan yang terjadi pada fase prescribing dan transcribing dapat berpotensi menjadi penyebab kesalahan pada fase dispensing. Salah satunya adalah akibat ketidak-lengkapan administrasi resep dan adanya interaksi obat akibat poli farmasi.Ketidak-lengkapan administrasi resep berpotensi medication error. Peresepan Polifarmasi tidak berpotensi medication error, namun interaksi obat berpotensi medication error.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TENTANG PENGELOLAAN SEDIAAN OBAT PSIKOTROPIKA DI APOTEK WILAYAH SEBERANG ILIR KOTA PALEMBANG Mellysa Mellysa; Sarmalina Simamora
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 13 No 2 (2018): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v13i2.229

Abstract

Latar belakang: Sesuai dengan Permenkes No.3 tahun 2015 tentang tentang Peredaran, Penyiapan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor Farmasi dan Peraturan Kepala Badan POM tentang PedomanTeknis Cara Distribusi Obat Yang Baik, maka setiap SDM di apotek wajib mengetahui dan menjalankan aturan terkait psikotropika dengan baik dan benar. Bila pengetahuannya baik, maka diharapkan semua apotek sudah menjalankan peraturan dan perundang-undangan tersebut dengan benar. Dari beberapa kasus dijumpai bahwa masih banyak praktek yang tidak benar terutama dalam pelayanan di apotek Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan pengetahuan dan perilaku SDM di apotek tentang pengelolaan sediaan obat psikotropika yang benar sesuai dengan aturan yang berlaku Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental analitik dengan rancangan cross-sectional. Dilakukan pada beberapa apotek di wilayah Seberang Ilir Palembang, dengan jumlah responden sebanyak 147 orang yang merupakan SDM di Apotek, baik apoteker, TTK maupun tenaga yang lain. Data didapat dari kuisioner yang memuat sejumlah pertanyaan tentang pengetahuan dan praktek pelayanan psikotropika. Lalu diuji dengan kai-kuadrat. Hasil: 124 responden memiliki pengetahuan yang tinggi sisanya rendah. Namun dari jumlah tersebut hanya 103 responden yang memiliki perilaku baik dan sisanya tidak baik. Dari analisis secara kai-kuadrat ternyata tidak ada hubungan yang proporsional antara pengetahuan dengan perilaku SDM apotek tentang pengelolaan obat psikotropika (P-value = 0,290). Kesimpulan: Pengetahuan tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan tidak berhubungan langsung dengan perilaku SDM di apotek, karena selain dipengaruhi oleh pengetahuan, perilaku SDM di apotek juga dipengaruhi oleh kebijakan Pemilik Sarana Apotek (PSA), ketersediaan psikotropika dan jenis kegiatan yang pernah dilakukan terkait psikotropika.
Peran Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas dalam Mencegah Potensi Resistensi Bakteri Sarmalina Simamora; Sarmadi Sarmadi; Mona Rahmi Rulianti; Ferawati Suzalin
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5477

Abstract

ABSTRAK Penggunaan antibiotik yang tidak rasional, masih terjadi dimana mana. Kejadian resistensi, efek samping akibat antibiotik, munculnya super infeksi merupakan masalah yang dapat timbul akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat.. Kurangnya pengetahuan dan perilaku petugas dan pasien menjadi penyebab utamanya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk itu, namun masih selalu ditemukan adanya ketidak pahaman penggunaan antibiotik. Kegiatan ini untuk mendampingi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) agar mampu membuat informasi tertulis dalam bentuk brosur dan meningkatkan pengetahuan pasien yang menerima antibiotik dari dokter di Puskesmas melalui pemberian brosur informasi obat. Dilaksanakan dengan metode pendampingan dan penyebaran informasi.  TTK  diberikan pengarahan dan didampingi dalam pembuatan brosur. Lalu TTK juga diarahkan dalam pendistribusian brosur kepada pasien. Kegiatan ini melibatkan  4 (empat) Puskesmas yang belum memiliki Apoteker. Jumlah total pasien yang diberi brosur adalah 135 orang, dengan tingkat pendidikan dari SD sampai S1. 2 Puskesmas berhasil membuat brosur sendiri. 2 lainnya dibuatkan oleh kelompok dosen. Pasien diukur pengetahuannya sebelum dan sesudah diberi brosur melalui kuisioner. Hasilnya menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan secara bermakna (sig 0,000) pada pasien dari Puskesmas Mitra yang diberi brosur antibiotik buatan kelompok dosen Kata kunci: antibiotic; brosur; informasi;Tenaga Teknis Kefarmasian  ABSTRACT Irrational use of antibiotics is still occur everywhere. The incidence of resistance, side effects due to antibiotics, the emergence of super infections were the problems that can arise due to the use of inappropriate antibiotics. Knowledge and behavior of health technicians and patients are the main causes. So many effort have been made to do this, but there is still a lack of understanding of the use of antibiotics. The objective of this activities were assist pharmacy technicians in order to be able to make written information in the form of brochures and to increase the knowledge of patients who receive antibiotics from doctors at the  by providing Primary Health Centre (PHC) drug information brochures. Method was mentoring and information dissemination was briefed and assisted in making brochures. Then the pharmacy technician was also directed in distributing brochures to patients. This activity involved 4 (four) of PHC which did not yet have a pharmacist. The total number of patients given the brochures was 135, with educational degree from basic school to bachelor. Two PHC managed to produce their own brochures. The other two were made by a group of lecturers. The patient's knowledge was measured before and after being given a brochure through a questionnaire. The results show that there has been a significant increase in knowledge (sig 0,000) in patients from PHC who were given antibiotic brochures made by lecturers' groups.  Keywords: antibiotics; brochures; information; pharmacy techniciant
PENYULUHAN DAN PEMBERIAN COMPLEMENTER MEDICINE DALAM PENGUATAN PERAN KELUARGA MENDAMPINGI PENDERITA TB Sarmalina Simamora; Ratnaningsih Dewi Astuti; Tedi Tedi
Jurnal LINK Vol 18, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.09 KB) | DOI: 10.31983/link.v18i2.8547

Abstract

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah global hingga saat ini . Persoalan TBC di dunia termasuk Indonesia masih menjadi beban negara yang memerlukan perhatian serius. Pengetahuan, kondisi kesehatan, status ekonomi, dukungan keluarga, tenaga kesehatan dan efek obat merupakan faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Pasien yang menjalani pengobatan dengan baik mengalami kesembuhan, namun beberapa pasien tidak sembuh karena tidak menjalani pengobatannya dengan patuh. Diperlukan dukungan keluarga agar pasien dapat sembuh tepat pada waktunya. Tujuan kegiatan ini adalah memberi edukasi kepada pasien dan keluarganya agar meningkatkan peran keluarga dalam mendampingi pasien TB sehingga berperilaku baik agar tidak menularkan penyakitnya kepada keluarga dan orang lain. Dalam kegiatan ini juga diperkenalkan dan diberikan beberapa obat complementer berbasis herbal untuk pendamping pengobatan TB. Metode kegiatan adalah penyuluhan, pemberian buku saku dan pemberian bantuan bahan obat complementer berbasis herbal. Dampak dari penyuluhan dievaluasi melalui pengisian kuisioner untuk mengukur sikap yang menunjukkan kepedulian anggota keluarga dalam mendampingi pasien menjalani pengobatannya. Dampak dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya perubahan perilaku anggota keluarga dalam mendampingi pasien TB setelah mereka mendapat edukasi, diperkenalkan dan mendapat bantuan complementer medicine.
Hubungan Status Pendidikan Dengan Ketepatan Perilaku Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Sarmalina Simamora; Nisrina Rosyadah
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v2i2.1694

Abstract

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Penyakit diabetes dapat bersifat fatal apabila penggunaan obatnya tidak tepat. Di RS terkadang informasi tentang obat jarang atau bahkan sama sekali tidak diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat menyebabkan pasien kurang teapat dalam penggunaan obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukiur ketepatan perilaku penggunaan obat pada pasien DM. Hasil uji crosstab menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status pendidikan dengan ketepatan perilaku penggunaan obat pada pasien DM di RS Bhayangkara Palembang dengan nilai p (sig-2-tailed ) 0,242 > 0.05.
Peningkatan Kualitas Informasi Pada Pembeli Obat Maag Secara Bebas Setelah Pemberian Brosur Pada Apotek Kimia Farma Dikota Palembang Sarmalina Simamora; liwista liwista
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v1i1.1765

Abstract

Obat maag merupakan obat bebas yang dapat diperoleh tanpa menggunakanresep. Namun dalam penggunaan nya obat maag harus di konsumsi dengan benaragar mendapat khasiat yang optimal. Di apotek terkadang informasi tentang obatjarang diberikan oleh pegawai sehingga dapat menyebabkan pasien kurang tepatdalam penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitasinformasi pada pembeli obat maag bebas setelah pemberian brosur pada ApotekKimia Farma dikota Palembang. Jenis penelitian adalah quasi experimentaldengan rancangan equivalent pre-test and post-test with control group. Penelitiankuasi eksperimen (Quasi Eksperimental research). Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh Apotek Kimia Farma Palembang. sampel apotek dilakukanmetode probability sampling dengan pengambilan secara acak sederhana (metodesampel random sampling). Cara menentukannya dengan metode lotere. Dari datapenelitian menunjukan bahwa Apotek Kimia Farma cenderung memiliki kualitasinformasi yang kurang baik dapat dilihat kelompok perlakuan (37,5%) apotekyang memberikan informasi obat. Dan kelompok control (11,1%) apotek yangmemberikan informasi obat. Hasil penelitian ini nilai sig. 2-tailed lebih kecil dari0,05%.
Hubungan Edukasi Gema Cermat Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Obat-Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Ariodillah Sarmalina Simamora; Verawati Suzalin; Aditya Purwanto
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v2i1.1769

Abstract

Pemahaman masyarakat yang kurang tentang penggunaan obat secara rasional berupa penggunaanberlebihan, penggunaan yang kurang dari seharusnya, kesalahan dalam penggunaan resep atau tanpa resep,polifarmasi dan swamedikasi yang tidak tepat. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan edukasi GemaCermat terhadap pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat-obat di wiliyah kerja puskesmasAriodillah. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan edukasi Gema Cermat terhadap pengetahuanmasyarakat tentang penggunaan obat-obat di wiliyah kerja puskesmas Ariodillah. Penelitian ini adalah surveyanalitik dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ariodillah pada bulan Maretsampai Juni 2019. Data di uji menggunakan metode Chi Square dengan analisi cross tab menggunakan aplikasianalisa statistik. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Assymp sig pearson’s chi square sebesar 0,013 yangmenunjukkan bahwa Ho < 0,05 berarti Ho di tolak yang artinya ada hubungan antara edukasi Gema Cermatterhadap pengetahuan tentangg penggunaan obat-obat di wilayah kerja puskesmas Ariodillah secara signifikan
Peresepan Obat Kortikosteroid Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuk Linggau Sarmalina Simamora; Zulia Lestari
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.854 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v3i1.965

Abstract

Latar Belakang : Obat kortikosteroid diresepkan sebagai antiinflamasi, antialergi, pengobatan artritis dan asma. Obat kortikosteroid mempunyai banyak efek samping yang membahayakan apabila digunakan dalam dosis tinggi dan jangka panjang, terutama pada anak-anak dan lansia, juga mempunyai potensi interaksi dengan obat-obat lain. Metode : Penelitian adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriftif retrospektif, dilakukan pada bulan Mei-Juni 2020 di Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau, dengan sampel data sekunder yaitu lembar resep yang terdapat obat kortikosteroid. Jumlah sampel 162 lembar resep. Hasil : Persentase peresepan obat kortikosteroid dalam periode Juli-Desember 2019 sebanyak 405 lembar resep (27,80%). Obat kortikosteroid yang banyak diresepkan adalah metilprednisolon sebesar 33,73% dengan jumlah item obat kortikosteroid 166 item (26,69%). Diagnosa terbanyak yaitu Faringitis Akut 23,45%. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki 40,12% dan perempuan 59,88%. Kelompok usia yang paling banyak mendapat peresepan obat kortikosteroid adalah kelompok umur dewasa (15-64 tahun) berjumlah 124 orang (76,54%). Peresepan obat kortikosteroid yang berpotensi terjadinya interaksi obat sebesar 25,9%. Kesimpulan : Peresepan obat kortikosteroid di Puskesmas Simpang Periuk ditujukan pada pengobatan inflamasi dan antialergi sesuai dengan indikasi dari sebagian besar obat kortikosteroid, akan tetapi dapat pula terjadi potensi interaksi obat pada kombinasi obat kortikosteroid dengan jenis obat yang lain meliputi interaksi farmakodinamik atau interaksi farmakokinetik.
Pencegahan Drop-Out Pengobatan TB Akibat Efek Samping Pada Penggunaan Oat Fix Dose Combination Sarmalina Simamora; Sonlimar Mangunsong; Mona Rahmi Rulianti
Jurnal LINK Vol 20, No 1 (2024): MEI 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/link.v20i1.11297

Abstract

Pasien TB harus minum obat secara teratur minimal enam bulan. Bisa saja mereka berhenti minum obat sebelum selesai pengobatan karena tidak paham dan tidak tahan efek samping. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat pasien dan keluarganya paham dan dapat mengatasi efek samping yang timbul dengan tindakan atau dengan obat yang sesuai, sehingga tidak menghentikan pengobatan. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan, pembagian brosur dan video penanggulangan efek samping obat. Diserahkan juga obat yang dapat digunakan untuk mengatasi efek samping. Pesertanya 12 pasien TB dan 12 anggota keluarganya. Kepatuhan di monitor melalui grup whats-app. Peserta melaporkan aktifitas minum obatnya dan menginformasikan jika mengalami efek samping. Evaluasi kepatuhan minum obat dilakukan setelah tiga bulan dimonitor. Selama itu semua peserta tetap patuh menjalani pengobatannya, termasuk pasien yang mengalami efek samping obat, karena sudah memahami pentingnya kepatuhan minum obat TB. Selanjutnya peserta yang belum selesai pengobatan masih tetap melaporkan aktifitas minum obatnya sampai benar benar selesai. Semua pasien berhasil menyelesaikan pengobatannya sampai tuntas. Kesimpulannya bahwa melalui pendekatan yang simpatik pasien TB dapat dimotivasi untuk mematuhi aturan penggunaan obat meskipun mengalami efek samping, sehingga hal ini dapat mencegah pasien dari kegagalan terapi.