Inflasi merupakan gejala ekonomi yang memiliki pengaruh besar terhadap kestabilan politik, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Peningkatan harga kebutuhan pokok sebagai pendorong utama inflasi tidak hanya berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat, tetapi juga memicu keresahan sosial yang berpotensi mengancam legitimasi pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara inflasi terutama yang disebabkan oleh penyiaran harga barang kebutuhan pokok dengan kestabilan politik di Indonesia. Fokus kajian diarahkan pada bagaimana kebijakan politik ekonomi nasional menanggapi tekanan inflasi dari sudut pandang pelaku pasar serta dinamika sosial yang menyertainya. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara lapangan dan studi dokumen. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pedagang bahan pokok di pasar tradisional yang terdampak langsung oleh memutar harga, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui telaah publikasi ilmiah, laporan resmi pemerintah, serta berbagai dokumen relevan lainnya dalam periode 2018 hingga 2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa inflasi menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, terganggunya stabilitas usaha mikro, serta peningkatan ketegangan sosial yang dapat mempengaruhi stabilitas politik. Kebijakan seperti Operasi Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah dipandang oleh para pedagang tidak hanya sebagai bentuk intervensi ekonomi, tetapi juga sebagai strategi politik untuk meredakan kesejahteraan masyarakat dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kesimpulannya, pengendalian inflasi perlu dijadikan prioritas dalam strategi politik ekonomi nasional, tidak hanya untuk menjaga kestabilan perekonomian, tetapi juga untuk memastikan keberlangsungan stabilitas politik dan kesejahteraan sosial di tingkat akar rumput. Kata Kunci: inflasi1, stabilitas politik2, harga barang pokok3, kebijakan ekonomi4, Indonesia5