Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemahaman Pesan Moral pada Cerita Pendek melalui Storytelling di TPA Al-Ikhlas Diyah Iis Andriani; Selviana Teras Widy Rahayu; Prichatin Prichatin
Acitya Bhakti Vol 1, No 2 (2021): ACITYA BHAKTI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/acb.v1i2.10877

Abstract

Karakter seorang anak harus dibentuk karena tidak muncul dengan sendirinya. Selain orang tua, sekolah, lingkungan, dan pemerintah, TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) memiliki peran strategis untuk mendukung pendidikan karakter anak. TPA Al-Ikhlas merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam di daerah Tangerang Selatan yang diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia agama sejak usia dini. Namun, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh peserta didik yaitu, kurangnya pemahaman pentingnya pembentukkan karakter sejak usia dini dan kesulitan dalam belajar bahasa Inggris yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan latar belakang orang tua. Oleh sebab itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) kami terjun dan menawarkan solusi permasalahan berupa pengajaran menggunakan metode storytelling dengan menggunakan media buku cerita bergambar dan roll puppet berbahasa Inggris. Pesan moral yang diperoleh diantaranya menjadi lebih percaya diri, tidak pilih-pilih dalam berteman, tidak menghakimi teman, bersikap ramah, dan sebagainya. Pesan moral yang disampaikan melalui media ajar yang atraktif mampu memberikan pendidikan karakter pada anak dengan maksimal. Terlebih lagi, para peserta didik dapat belajar bahasa Inggris bersama-sama sekaligus meningkatkan pemahaman pesan moral dalam cerita dengan lebih menyenangkan. Pada intinya, Kegiatan PkM dengan storytelling ini bertujuan untuk membentuk karakter anak, memberikan pesan moral dan nasehat, menghibur, serta memotivasi anak untuk berbahasa Inggris.
ERROR ANALYSIS OF STUDENTS’ QUESTION SENTENCES Prichatin Prichatin
Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/ljlal.v4i1.19065

Abstract

Indonesia and English have different grammatical rules. That is why some students make mistake in writing or speaking English sentences. For example, in Indonesia Language, the question sentence does not use auxiliary, while in English, we need different auxiliaries in making question sentence. The aim of this research is to know the errors which have been made by the second semester students at English Department in Pamulang University in question sentences, to identify the error made by the students, and to correct the errors. The research uses theory of grammatical errors taxonomy by Ho (2005). According to Ho, there are four types of Grammatical errors; are noun and noun group errors, verb and verb group errors, prepositional errors, and sentence structure errors. Qualitative method is used to obtain valid finding. Twenty five (25) question sentences were collected from 41 students in the second semester Faculty of Letters Pamulang University. Based on the error analysis conducted, it is found that the most dominant errors is errors regarding to verb-verb group (11 case or 44%), with the omission of auxiliary verb is the highest number of errors done by students (36%). This is followed by the errors regarding to sentence structure (28%). In the third position, there are errors regarding noun-noun group (12%) and capitalization errors (12%), which is not categorized in the (Ho, 2005) theory. Last the error regarding to the preposition is in percentage 4%. The finding indicates that some students find difficulties in using auxiliary verbs in their question sentence. This problem may occur because Indonesian does not use auxiliary verb in the question sentences.
PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENSTIMULASI KOSAKATA BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK TBM KOLONG CIPUTAT Ratu Prayuana; Diyah Iis Andriani; Prichatin Prichatin; Selviana Teras Widy Rahayu
JAMAIKA: JURNAL ABDI MASYARAKAT Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.522 KB)

Abstract

Kosakata bahasa Inggris dianggap sulit untuk dipelajari. Tidak terkecuali peserta didik di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) KOLONG, Ciputat. Mereka mengalami kesulitan dalam memelajari dan menguasai kosakata bahasa Inggris. Selain faktor latar belakang keluarga, metode belajar membosankan yang diterapkan oleh pengajar membuat peserta didik kurang termotivasi untuk menguasi kosakata bahasa Inggris. Oleh karena itu, TBM Kolong dianggap sebagai tempat yang tepat untuk melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) untuk membantu para peserta didik lebih mengenal dan mampu menggunakan kosakata sederhana berbahasa Inggris. Awalnya, metode yang digunakan dalam PkM di tempat ini adalah dengan cara para pengajar mendatangi TBM secara langsung dan memberikan materi. Namun, selama Pandemi virus Covid-19, kegiatan PkM dilakukan dengan menerapkan social distancing. Sehingga, pada kegiatan PkM kali ini para pengajar memutuskan untuk membuat buku ajar yang tentunya telah disetujui pihak TBM guna menunjang kegiatan belajar mengajar kosakata bahasa Inggris para peserta didik di TBM. Dalam kegiatan PkM tersebut, para pengajar membuat buku ajar yang menitikberatkan pada penggunaan media visual guna menstimulasi kosakata bahasa Inggris para peserta didik. Sebagai hasilnya, buku ajar bergambar tersebut mampu membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar kosakata bahasa Inggris dengan lebih menyenangkan. Warna, cerita dan seluruh tampilan menarik yang disajikan dalam buku ajar tersebut membuat peserta didik lebih tertarik untuk membacanya. Perasaan semangat dan keingintahuan tinggi yang dirasakan oleh peserta didik membuat mereka lebih mudah mengingat kosakata yang di baca. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media visual mampu meningkatkan motivasi peserta didik TBM KOLONG dalam belajar kosakata bahasa Inggris.
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUI PENGENALAN KARYA SASTRA PUISI DI TPA AL-IKHLAS PONDOK AREN Selviana Teras Widy Rahayu; Diyah Iis Andriani; Prichatin Prichatin; Ratu Prayuana
JAMAIKA: JURNAL ABDI MASYARAKAT Vol 3, No 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.562 KB)

Abstract

Teknologi yang berkembang di era transformasi industri 4.0 memberi dampak positif sekaligus negatif di segala aspek kehidupan manusia. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan jika masyarakat hanya berfokus cara menghadapi revolusi, tanpa mengindahkan pembentukan karakter anak yang dapat menyebabkan merosotnya nilai moral bangsa. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Ikhlas yang berlokasi di Pondok Aren merupakan salah satu lembaga pendidikan agama yang dipercaya mampu memberikan pendidikan karakter anak. Di TPA tersebut mengalami beberapa kendala dalam proses pendidikan karakter anak, yaitu minimnya pemahaman orang tua tentang pentingnya pendidikan karakter anak, kurangnya peran lingkungan dalam pembentukan karakter anak usia dini, rendahnya minat baca anak-anak, dan metode pembelajaran yang monoton. Oleh sebab itu, TPA Al-Ikhlas dijadikan tempat pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat berupa pengajaran pendidikan karakter menggunakan karya sastra puisi berbahasa Inggris guna meningkatkan motivasi belajar para peserta didik. Metode yang digunakan adalah Total Phisycal Response mengingat peserta didik adalah anak usia dini. Para pendidik berperan secara aktif memberi contoh membacakan puisi, mempraktekkan dengan gerak tubuh dan intonasi yang tepat, menjelaskan isi kandungan puisi, dan di akhir kegiatan peserta didik akan dibimbing untuk membacakan puisi secara bergantian, membuat gambar ilustrasi, dan juga membuat puisi. Sehingga, pesan moral yang disampaikan melalui metode yang interaktif diharapkan mampu memberikan pendidikan karakter pada peserta didik secara maksimal. Terlebih lagi, para peserta didik dapat belajar bahasa Inggris bersama-sama dengan lebih menyenangkan. Kegiatan PkM dengan puisi ini mampu membentuk karakter anak, memberikan pesan moral dan nasehat, menghibur, serta memotivasi anak untuk berbahasa Inggris.