Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hemodynamic Profiles as a Predictor of Mortality and Length Of Stay in ICCU: Insight from Registry of Acute and Intensive Cardiovascular Care Outcome Isman Firdaus; Gracia Lilihata; Ardeno Kristianto; Cindya K. Simanjuntak; Siska S. Danny; Irmalita Irmalita; Surya Dharma; Dafsah A. Juzar; Daniel P.L. Tobing
Jurnal Kardiologi Indonesia Vol 38 No 3 (2017): July - September 2017
Publisher : The Indonesian Heart Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30701/ijc.v38i3.779

Abstract

Aims: The ability to differentiate high risk and low risk patients in ICCU is beneficial. Hemodynamic profiles can be used to describe patient’s condition immediately. Based on the presence of congestion and poor perfusion, patients can be divided into four hemodynamic profiles. We aim to evaluate the prognostic value of hemodynamic profiles for patient’s mortality and length of stay (LOS) in intensive cardiac care unit (ICCU). Methods: In this retrospective cohort study, patients who admitted to ICCU of National Cardiovascular Center Harapan Kita Jakarta, Indonesia, were classified into four hemodynamic profiles: dry-warm, dry-cold, wet-warm, and wet-cold. Bivariate analysis was performed to see the significance between hemodinamic profiles with mortality and LOS, continued with multvariate analysis to evaluate the contribution of other significant factors. Results: Of 742 patients included, the mortality rate was 7.8%. With dry-warm profile as reference, relative risk for mortality was 2.3 (95% CI 1.303-4.076), 5.8 (95% CI 1.992-16.906), and 8.7 (95% CI 3.513-21.567) for wet-warm, dry-cold and wet cold, consecutively. Mean differences of LOS (days) as follows: wet-warm (1.719; 95% CI 1.21-2.23), dry-cold (3.418; 95% CI 1.52-5.32), and wet-cold (4.654; 95% CI 2.64-6.67) compared to dry-warm. Hemodynamic profiles, especially wet-cold profile, consistently predicted mortality and longer LOS in ICCU by multivariable analysis. Conclusion: The presence of “wet” profile double the risk of death, “cold” profile has five fold risk of death, while the presence of both has the highest risk for mortality and longer LOS. Hemodynamic profiles assessme Abstrak Latar Belakang: Kemampuan untuk membedakan pasien resiko tinggi dan resiko rendah di ICCU sangat penting. Profil hemodinamik dapat digunakan untuk mengenali kondisi pasien secara cepat. Berdasarkan adanya tanda kongesti dan perfusi yang buruk pasien dapat dikelompok­kan ke dalam empat profil hemodinamik. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai prognostik profil hemodinamik terhadap mortalitas dan lama rawat pasien di Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Metode : Studi kohort retrospektif ini dilakukan di Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, Jakarta, Indo­nesia. Pasien yang dirawat di ICCU dikelompokkan ke dalam empat profil hemodinamik: kering-hangat, kering-dingin, basah-hangat dan basah-dingin. Analisis bivariate dilakukan untuk menilai hubungan antara profil hemodinamik dengan mortalitas dan lama rawat di ICCU, dilanjutkan dengan analisis multivariate untuk mengevaluasi kontribusi faktor-faktor lain yang signifikan Hasil : Total pasien yang ikut dalam studi sebanyak 742 pasien dan tingkat mortalitas sebesar 7,8%. Resiko relatif (RR) mortalitas untuk profil basah-hangat, kering-dingin dan basah-dingin berturut-turut sebesar 2.3 (95% CI 1.303-4.076), 5.8 (95% CI 1.992-16.906), dan 8.7 (95% CI 3.513-21.567) bila dibandingkan terhadap profil kering-hangat sebagai referensi. Rerata perbedaan lama rawat sebesar 1.719 (95% CI 1.21-2.23), 3.418 ( 95% CI 1.52-5.32), (4.654 (95% CI 2.64-6.67) untuk profil basah-hangat, kering-dingin, dan basah dingin berturut-turut bila dibandingkan dengan profil kering-hangat. Profil hemodinamik, terutama profil basah-dingin secara konsisten memprediksi mortalitas dan lama rawat yang lebih panjang setelah analisis multivariat. Kesimpulan: Profil “basah” memiliki resiko mortalitas dua kali lipat, profil “dingin” memiliki resiko mortalitas lima kali lipat, sedangkan ked­uanya secara bersamaan memiliki resiko mortalitas dan lama rawat lebih panjang paling tinggi. Profil hemodinamik dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas dan lama rawat pasien di ICCU secara efektif.
Work Life Balance: Studi Empiris Keterlibatan Anggota, Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja Anggota Organisasi di Polda Metro Jaya Sasya Aisha Balqis; Chairul Muriman Setyabudi; Surya Dharma
Jurnal Litbang Polri Vol 24 No 2 (2021): JURNAL LITBANG POLRI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Polri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46976/litbangpolri.v24i2.152

Abstract

Tulisan ini mengkaji mengenai pengaruh keterlibatan anggota, iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap keseimbangan kehidupan kerja (work life balance) anggota organisasi di Polda Metro Jaya. Dalam perspektif manajemen sumber daya manusia, fenomena keseimbangan kehidupan kerja (work life balance) merupakan faktor penting karena dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas individu dan organisasi. Work life balance merupakan kondisi dimana individu dapat menyeimbangkan tanggungjawab pekerjaan dengan keluarga yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Dengan demikian, dalam tulisan ini penekanan keseimbangan terletak pada kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan peran yang dikarenakan oleh kehidupan kerja dan kehidupan keluarga. Tulisan ini dianalisis dengan menggunakan Teori Keseimbangan Kehidupan Kerja dengan melihat variabel keterlibatan anggota, iklim organisasi, dan kepuasan kerja. Tulisan ini memfokuskan kepada fenomena work life balance anggota polisi yang bekerja pada fungsi-fungsi operasional di Polda Metro Jaya seperti Ditreskrim, Direktorat Inteligen, Direktorat Lalu lintas, Direktorat Binmas Dan Direktorat Shabara. Tulisan ini menemukan bahwa keseimbangan kehidupan kerja telah terbukti mempengaruhi individu dan organisasi. Tulisan ini menyimpulkan bahwa keterlibatan anggota, iklim organisasi dan kepuasan kerja di Polda Metro Jaya berpengaruh terhadap keseimbangan kehidupan kerja para anggotanya. Kata kunci: Keseimbangan Kehidupan Kerja, Polda Metro Jaya, Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja