Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT NYLON PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI GAS TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN MODULUS ELASTISITAS Purnawan Gunawan; Wibowo Wibowo; Aries Munandar
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.985 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37275

Abstract

Kebutuhan beton yang semakin lama semakin meningkat menjadikan beton semakin menjadi lebih berkembang dengan adanya beton ringan yang memiliki berat jenis yang lebih rendah dari pada beton pada umumnya sehingga dapat memperkecil beban sendiri elemen struktur yang mengakibatkan kebutuhan dimensi tampang melintang menjadi lebih kecil. Untuk itu, muncul berbagai penelitian mengenai beton ringan. Satu diantaranya adalah pembuatan beton ringan dengan teknologi gas.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat Nylon terhadap sifat-sifat mekanik beton berupa kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di Laboratorium Bahan UNS. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm untuk pengujian modulus elastisitas, kuat tekan, dan kuat tarik belah. Benda uji masing-masing berjumlah 3 buah untuk 1 variasi kadar penambahan serat. Persentase serat yang digunakan adalah 0%; 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%. Pengujian menggunakan alat UTM (UltimateTesting Machine). Peningkatan paling maksimum terdapat pada kadar penambahan serat sebesar 1% dari berat volume beton. Berat jenis benda uji berturut-turut 0%,0,25%,0,50%,0,75%,1% adalah 1883,43 kg/m3, 1855,85 kg/m3, 1843,47 kg/m3, 1834,65 kg/m3, dan 1820,11 kg/m3, sehingga masih termasuk beton ringan karena mempunyai berat jenis dibawah 1900 kg/m3. Nilai rata-rata kuat tekan beton ringan gas dengan kadar penambahan serat nylon sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% yang diuji pada umur 28 hari berturut-turut adalah 9,27 MPa, 9,98 MPa, 10,71 MPa, 12,20 MPa, dan 13,94 MPa. Nilai rata-rata kuat tarik belah beton ringan gas dengan kadar penambahan serat nylon sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% yang diuji pada umur 28 hari berturut-turut adalah 2,00 MPa, 2,48 MPa, 2,62 MPa, 2,76 MPa, dan 2,92 MPa. Nilai rata-rata modulus elastisitas beton ringan gas dengan kadar penambahan serat nylon sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% yang diuji pada umur 28 hari berturut-turut adalah 4379,98 MPa, 4906,08 MPa, 5704,86 MPa, 6765,16 MPa, dan 7147,12 MPa.
IMPLEMENTASI PROGRAM PENURUNAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMBUANKABUPATEN SELUMA Abelia Riski Alifta, Abel; Abelia Riski Alifta; Tamrin Bangsu; Aries Munandar
Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial Dan Politik Vol. 13 No. 1 (2024): Mimbar : Jurnal Penelitian Sosial dan Politik (Juni)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof Dr Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/33hw7428

Abstract

Salah satu persoalan kesehatan di Indonesia yaitu tingginya angka stunting sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program penurunan stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tumbuan Kabupaten Seluma. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan informan berjumlah 23 orang, ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program penurunan stunting telah dilaksanakan dengan cukup baik namun belum maksimal. Hal ini dikarenakan beberapa faktor penghambat seperti pola asuh orangtua, rendahnya asi eksklusif, tingginya cakupan ibu hamil kurang energi kronis, dan tingginya persentase keluarga yang merokok. Penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa sosialisasi belum diterima dengan maksimal oleh masyarakat dikarenakan stereotip masyarakat kepada pemerintah, masyarakat yang masih belum mengikuti pelaksanaan program dengan maksimal dikarenakan kegiatan yang berbarengan, adat setempat dan lainnya. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara rutin dan bertahap dilaksanakan sehingga wilayah kerja puskesmas dapat melaksanakan program penurunan stunting dengan cukup baik.