Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Regenerasi Nilam Aceh ‘Sidikalang’ melalui Organogenesis tak Langsung dan Multiplikasi Tunas dalam Produksi Tanaman True-to-Types Natasha Florenika; Agnes Natalia Wijaya; Didik Puji Restanto; Poppy Hartatie Hardjo
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 1 (2022): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i1.447

Abstract

Nilam Aceh ‘Sidikalang’ (Acehnese Patchouli) merupakan salah satu anggota kelompok dari Lamiaceae, famili mint. Minyak aromatik yang biasa disebut juga dengan minyak patchouli dapat diproduksi dari daunnya, yang mana bernilai tinggi dalam industri parfum dan aromaterapi, karena wangi aromatik yang segar. Minyak patchouli juga memiliki variasi senyawa fitokimia yang memiliki efek terapeutik, seperti antimikroba, antidepresan, anti-inflamasi, dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan protocol yang efisien dan reprodusibel untuk refenerasi tak langsung dari eksplan daun dan banyak tunas dari eksplan nodus. Organogenesis tak langsung telah dilakukan menggunakan medium MS (Murashige-Skoog) dengan beberapa perlakuan, seperti NAA 0,5 mg/L + BAP 0,1 mg/L, NAA 1 mg/L + BAP 0,1 mg/L, dan NAA 1,5 mg/L + BAP 0,1 mg/L, sedangkan tunas majemuk yang dihasilkan dari eksplan nodus dikulturkan pada media MS dengan berbagai variasi konsentrasi BAP, yakni 0,5 mg/L, 1,0 mg/L, dan 1,5 mg/L kemudian, untuk tahap perakaran dari tunas, tunas akan dikulturkan pada media ½ MS tanpa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan media MS dengan beberapa perlakuan, yakni tanpa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), IBA (Indole-3-Butyric Acid) 0,5 mg/L, dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) 0,5 mg/L. Selanjutnya, planlet yang dihasilkan dari tahap perakaran secara in vitro akan diaklimatisasi pada kombinasi tanah : kompos (1:1). Sebagai tambahan, tunas in vitro juga akan ditanam secara langsung sebagai stek tunas mikro pada kombinasi tanah : kompos (1:1). Perlakuan optimal untuk organogenesis tak langsung menggunakan media MS dengan NAA 1 mg/L + BAP 0,1 mg/L. Dalam perbanyakan tunas majemuk dari eksplan nodus, media MS dengan BAP 0,5 mg/L merupakan media optimum. Tunas yang dikulturkan pada media ½ MS untuk tahap perakaran, tumbuh membentuk planlet dengan morfologi akar normal. Secara keseluruhan, planlet nilam lebih cepat  terbentuk melalui penanaman langsung stek tunas mikro pada kondisi ex vitro dibandingkan melalui tahap perakaran in vitro.
Induction of Protocorm-Like Bodies (PLBs) Phalaenopsis spp. Hybrids Mutation through Ultraviolet Irradiation (UV254) and Ethyl Methane Sulfonate (EMS) Agatha Sullivania Kurniadi; Fenny Irawati; Sulistyo Emantoko Dwi Putra; Poppy Hartatie Hardjo
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 7 No 1 (2023): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v7i1.512

Abstract

Phalaenopsis sp. is the most-produced orchid species in Indonesia. Compared to conventional breeding, mutation induction by using mutagens, such as Ultraviolet Light-C (λ = 254 nm) (UV254) and Ethyl Methane Sulfonate (EMS), could probably result in new superior orchid variants. This research aims to get some mutants with phenotypes that have visual differences in the Phalaenopsis spp. hybrids wild type. There were 4 durations of UV254 irradiation: 5’ on, 85’ off; 10’ on, 80’ off (1 day and 7 days for each treatment); 4 concentrations of EMS used in this research: 0.05%; 0.06%; 0.07%; 0.08% for 6 hours of immersion; selected UV254 irradiation (5’ on, 85’ off (7 days)) combined with these concentrations. UV254 irradiation treatment (5’ on, 85’ off (1 day and 7 days); 10’ on, 80’ off (7 days)) resulted in some mutants with leaf phenotypes that were visually different from the wild type; 0.05% EMS treatment resulted in PLBs mutant with a visually larger size than the wild type; 0.08% EMS treatment and combination treatments (for EMS 0.05% and 0.08% for each treatment) resulted in non-growing albino PLBs. Hence, mutation induction using UV254 and EMS in this research produced several most likely mutants having visual differences that may be more desirable than the wild type.