Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perkecambahan Benih Kisik Lampung (Luffa spp.) Berdasarkan Letak Posisi Biji dalam Buah : Seed Germination of Kisik Lampung ((Luffa spp.) Based on Seed Position in Fruit Miranda Ferwita Sari; Dulbari Dulbari; Destieka Ahyuni; Lina Budiarti; Hidayat Saputra
J-Plantasimbiosa Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1735

Abstract

Kisik Lampung memiliki karakter morfologi yang hampir mirip dengan gambas bahkan memiliki ukuran buah yang lebih panjang dibandingkan gambas. Buah kisik Lampung memiliki rasa yang sama dengan gambas bahkan lebih enak dibandingkan gambas. Akan tetapi komoditas ini masih belum banyak diteliti terkait budidayanya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi awal kisik Lampung dan mengetahui pengaruh posisi biji dalam buah terhadap perkecambahan kisik Lampung yang digunakan sebagai penelitian pendahuluan pengembangan kisik Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kisik lampung yang dipisah berdasarkan posisinya di dalam buah yaitu pangkal, tengah, ujung dan benih yang dicampur serta gambas varietas pagoda yang digunakan sebagai kontrol dengan variabel pengamatan daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan indeks vigor. Data yang diperolah dianalisis dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kisik Lampung memiliki beberapa perbedaan morfologi awal dibandingkan dengan gambas varietas pagoda, gambas varietas pagoda memiliki daya berkecambah dan kecepatan tumbuh yang paling tinggi dibandingkan dengan kisik Lampung dan letak posisi biji kisik Lampung pada bagian pangkal memiliki daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan indeks vigor paling tinggi dibandingkan posisi ujung dan tengah, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan biji yang dicampur dari semua bagian. Kata Kunci : Kisik, Gambas, letak posisi benih
Optimasi Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis pada Berbagai Kerapatan Tanam: Optimization of Growth and Yield of Sweet Corn in Various Planting Densities Hidayat Saputra; Zainal Mutaqin
J-Plantasimbiosa Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v2i2.1737

Abstract

Penggunaan jarak tanam yang terlalu lebar menyebabkan kurang efisien dalam pemanfaatan lahan dan jumlah populasi tanaman menjadi berkurang. Sementara penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat akan meyebabkan terjadinya kompetisi yang tinggi dan mengakibatkan produktivitas rendah. Pengaturan kepadatan populasi tanaman dan pengaturan jarak tanam pada tanaman jagung manis dimaksudkan untuk menekan kompetisi antar tanaman dan menjaga produktivitas agar tetap optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan kombinasi jenis jarak tanam dan jumlah benih per lubang terbaik terhadap peningkatan pertumbuhan jagung manis dan (2) menentukan kombinasi jenis jarak tanam dan jumlah benih per lubang terbaik terhadap peningkatan produksi  jagung manis. Perlakuan disusun dengan faktor tunggal yang terdiri atas 4 perlakuan jarak tanam dan jumlah benih per lubang, yaitu (1) jarak tanam tunggal 70 cm x 20 cm dengan satu biji per lubang tanam (J1), (2) jarak tanam tunggal 70 cm x 40 cm dengan dua biji per lubang tanam (J2), (3) jarak tanam jajar legowo 70 cm x 40 cm x 20 cm dengan satu biji per lubang tanam (J3), dan (4) jarak tanam jajar legowo 70 cm x 40 cm x 25 cm dengan dua biji perlubang tanam (J4). Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jarak tanam dan jumlah benih per lubang berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, luas daun, bobot basah tanaman, panjang tongkol, diameter tongkol, dan bobot tongkol berkelobot jagung manis. Namun tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun dan lingkar batang tanaman jagung manis. Penggunaan jarak tanam tunggal 70 cm x 20 cm dengan satu biji per lubang tanam dan jarak tanam jajar legowo 70 cm x 40 cm x 20 cm dengan satu biji per lubang tanam mampu menghasilkan pertumbuhan dan produksi jagung manis yang terbaik, akan tetapi penggunaan jarak tanam jajar legowo 70 cm x 40 cm x 20 cm dengan satu biji per lubang tanam mampu menghasilkan ukuran panjang tongkol yang berukuran sedang (tidak terlalu panjang) namun tetap mampu menghasilkan produktivitas tanaman jagung manis yang tinggi.   Kata kunci: diameter tongkol, jajar legowo, dan kompetisi
Bimbingan Teknis Pertanian Organik sebagai Penerapan Teknologi Budidaya Ramah Lingkungan kepada Perkumpulan Kelompok Tani Gapsera Sejahtera Mandiri Dulbari Dulbari; Yuriansyah Yuriansyah; Hery Sutrisno; Arief Maksum; Destieka Ahyuni; Lina Budiarti; Hidayat Saputra; Miranda Ferwita Sari
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 3 (2021): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v6i3.1784

Abstract

Organic agriculture was a cultivation system that applies the concept of sustainable agriculture. Organic farming systems depend on natural ingredients without using synthetic chemicals. Organic cultivation was environmentally friendly by farming activities by continuing to minimize negative impacts on the surrounding environment. This activity aims to provide knowledge and skills on the concept of sustainable agriculture, which is carried out through the application of an organic farming system at Polinela Organic Farm. Technical guidance activities are carried out at the Polinela Organic Farm, Lampung State Polytechnic, on Tuesday, March 10, 2020. Participants were the Association of ‘Sejahtera Mandiri’ Farmers Groups Rejo Asri Village, Seputuh Raman, Central Lampung. The application of environmental friendly in agricultural aspects was reflected in the management of the concept of organic agriculture carried out by Polinela Organic Farm. The concept of environmental friendly in agricultural development was implemented by taking into various aspects, such as the use of inorganic fertilizers with high efficiency, the application of pest and disease control by notice the natural ecological balance, the application of integrated crop management, the application of a clean and healthy farming system, the maintenance and strengthening of physical fertility, chemical, and biological in nature and the use of effective technology based on local wisdom.
Growth Response of Edamame Soybean Intercropped with Sweet Corn at Different Planting Dates Hidayat Saputra; Zainal Mutaqin
JURNAL AGROTROPIKA Vol 20, No 1 (2021): Jurnal Agrotropika Vol 20 No 1, Mei 2021
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v20i1.4873

Abstract

The multiple cropping system is one of the cultivation systems that is suitable for increasing land productivity, especially those with low fertility levels. The main problem with the intercropping cropping pattern is competition between plants. The correct timing of planting can minimize the negative effects of competition between plants so that it can optimize plant growth and production. The purpose of this study was to determine the best planting time in the intercropping pattern of sweet corn and edamame soybeans. The treatments consisted of 4 types in planting time: edamame soybeans monoculture (T0), edamame soybeans were planted simultaneously with sweet corn (T1), edamame soybeans were planted 7 days before sweet corn (T2), and edamame soybeans were planted 14 days before sweet corn (T3). The results showed that the difference in planting time did not lead to suppress of the growth of edamame soybeans at different planting times with sweet corn in the intercropping system compared to monoculture system. So that we can apply the same planting time between edamame soybeans and sweet corn in intercropping system.Keywords: Ademame, growth, intercropping, optimize, planting time
Dampak Aplikasi Mulsa terhadap Dominasi dan Pertumbuhan Gulma pada Edamame Destieka Ahyuni; Dulbari Dulbari; Hidayat Saputra; Lina Budiarti; Miranda Ferwita Sari
Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan Vol 8 No 1 (2021): Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian dan Kehutanan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/daun.v8i1.2394

Abstract

Edamame was a commodity that contains all types of essential amino acids that can stabilize blood sugar levels, increase metabolism and energy levels, and help build muscle and immune system cells. Farmer’s interest in planting edamame is high due to the high demand and promising commodity prices. However, edamame is often faced with weed disturbances. The weeds in edamame cultivation can reduce production in quantity and quality. Research is needed for effective weed control techniques to reduce losses and increase production plus increasing income. The research was conducted at the Lampung State Polytechnic from April to September 2020. The study was arranged using a randomized block design with single factor treatment in the form of weed control techniques with 4 treatments and 3 replications. The aim of this research was to find the best weed control techniques in edamame cultivation. The results of this study were using mulch can reduce weed growth by 75.75% to 95.45% compared without using mulch. The highest pressure on weed growth was obtained from the used plastic mulch as a weed control technique.