This Author published in this journals
All Journal Jurnal Jaffray
Ivone Bonyadone Palar
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Formasi Rohani Seorang Pelayan Anak Dalam Menunjang Efektivitas Pelayanan Bambarehi, Rosyanthi Ferayanthi; Palar, Ivone Bonyadone
Jurnal Jaffray Vol 9, No 2 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 2 Oktober 2011
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v9i2.94

Abstract

Sesuai dengan pokok masalah yang ada, maka yang menjadi tujuan dalampenulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama, Para pelayan anak mengerti tentangtantangan dan peperangan yang dihadapinya dalam pelayanan anak. Kedua, Parapelayan anak memiliki formasi kehidupan rohani yang benar agar siap menghadapitantangan dan peperangan dalam pelayanan anak sehingga pelayanannya menjadiefektif. Ketiga, Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teologi diSekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini untukmendapatkan data yang diperlukan adalah: Pertama, Metode pengambilan danpengumpulan data melalui buku-buku yang berkaitan dengan judul yang dibahas dalamkarya ilmiah ini. Kedua, Dengan mengadakan wawancara dan kuisioner denganbeberappelayan anak dari jenis pelayanan anak yang berbeda.Setelah melihat semua hasil pembahasan dari setiap bab sebelumnya, maka penulismenarik beberapa kesimpulan. Formasi rohani seorang pelayan anak mencakuphubungan yang benar dengan Tuhan, hubungan yang benar dengan sesama danpengalaman perubahan dalam mengatasi dosa dan bertumbuh dalam kekudusan.Hubungan yang benar dengan Tuhan didasarkan pada pertobatan yang sejati danpengalaman perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan, yang selanjutnya akan membawapertumbuhan yang benar, melalui waktu teduh, kehidupan doa dan puasa, sertapersekutuan dan ibadah. Hubungan yang benar dengan Allah akan menghasilkanhubungan yang benar pula dengan sesama. Hubungan yang benar dengan Allah juga akanmembuat seorang pelayan anak bersandar penuh pada kuasa Roh Kudus sehinggamengalami perubahan dan bertumbuh dalam kekudusan.
Tindakan Preventif Orang Tua Terhadap Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Kristen Suatu Pengamatan di GKII Efata Airmadi di Manado Watt, Esti Christina; Palar, Ivone Bonyadone
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 2 Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.56

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama, Menemukan faktor-faktor pemicu para remaja Kristen terlibatdalam pergaulan bebas. Kedua, Menjelaskan tentang bahaya- bahaya dari pergaulanbebas bagi remaja Kristen. Ketiga, Menemukan pedoman atau langkah- langkahtindakan preventif bagi orang tua agar remaja tidak terjerumus dalam pergaulanbebas.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah iniuntuk mendapatkan data yang diperlukan adalah: menggunakan metode wawancaradan metode penelitian buku-buku perpustakaan. Wawancara adalah salah satubagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa wawancara penelitian akankehilangan informasi yang hanya dapat di peroleh dengan jalan bertanya langsungkepada responden, wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis menarik kesimpulan sebagaiberikut: Faktor pemicu yang menyebabkan remaja jatuh dalam pergaulan bebasadalah (1) Pola asuh orang tua. Pada umumnya pola asuh orang tua mengikuti tradisiyang telah ada yaitu membesarkan anak dan member fasilitas pendidikan formal,tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan perkembangan anak yang memerlukankomunikasi tentang pendidikan seks untuk membentengi dirinya dari akibatpergaulan bebas. Karena itu dianggap tidak perlu atau “tabu” diperbincangkansebelum sebelum anak dewasa atau menikah. (2) Perkembangan teknologi. Remajayang tidak mendapatkan ppendidikan seks dari orang tua mudah tergiur dan terjebakoleh informasi dari dunia teknologi karena apa yang mereka dapatkan dari informasiyang terus berkembang diluar dan akibatnya teknologi tidak lagi sebagai pemberiinformasi tetapi sebagai “panutan” yang menjawab kebutuhan remaja. (3) Temansebaya. Ikatan yang kuat antara remaja dengan teman sebaya serta lingkunganmereka yang menghalalkan segala cara untuk menikmati masa remaja dapatmembawa remaja kepada pergaulan bebas.
Membangun Spiritual Remaja Masa Kini Berdasarkan Amsal 22 : 6 Pailang, Herianto Sande; Palar, Ivone Bonyadone
Jurnal Jaffray Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 1 April 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i1.63

Abstract

Adapun tujuan penulis menulis karya ilmiah ini ialah: Pertama, Memberikanpenjelasan mengenai pentingnya membangun kerohanian spiritual remaja masa kini.Kedua, Memberikan panduan kepada para pembina remaja dalam membangunspiritual remaja masa kini berdasarkan kitab Amsal 22:6. Ketiga, Sebagai salah satusyarat untuk memenuhi tuntutan akademik dalam mencapai gelar Sarjana Teologi diSekolah Tinggi Teologia Jaffray Makassar.Metode yang penulis gunakan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini adalahdengan metode pengumpulan data melalui: Alkitab, buku-buku, majalah, diktat,renungan, internet, dan artikel-artikel lainnya yang sehubungan dengan penulisankarya ilmiah ini.Dalam penelitian ini diberikan kesimpulan, Pertama membangun spiritualremaja ialah suatu upaya yang terus menerus untuk mendemonstrasikan hidup yangberarti atau bermakna dengan menjaga dan memelihara iman remaja serta faktoryang berkaitan supaya dapat mengambil sikap dan keputusan dalam realitas hidup ditengah-tengah kesempatan dan tantangan kehidupan. Kedua, masa remaja adalahmasa transisi dari dunia kanak–kanak yang telah ditinggalkan, tetapi masakedewasaan belum dijalani dengan sungguh–sungguh. Itu sebabnya dalammembangun spiritualitas remaja diperlukan orang-orang dewasa yang kompetenseperti orang tua dan gereja. Orang tua dan gereja berperan untuk menjaga danmemelihara kehidupan mereka dari awal sehingga mereka mengetahui jalankebenaran melalui firman Tuhan setiap hari, supaya di masa yang akan datangmereka akan menjadi seorang pribadi yang kuat, kokoh dalam imannya dan takutkepada Tuhan, sehingga hidupnya menjadi berkat atau berarti bagi sesama.
Formasi Rohani Seorang Pelayan Anak Dalam Menunjang Efektivitas Pelayanan Bambarehi, Rosyanthi Ferayanthi; Palar, Ivone Bonyadone
Jurnal Jaffray Vol 9, No 2 (2011):
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v9i2.94

Abstract

Sesuai dengan pokok masalah yang ada, maka yang menjadi tujuan dalampenulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama, Para pelayan anak mengerti tentangtantangan dan peperangan yang dihadapinya dalam pelayanan anak. Kedua, Parapelayan anak memiliki formasi kehidupan rohani yang benar agar siap menghadapitantangan dan peperangan dalam pelayanan anak sehingga pelayanannya menjadiefektif. Ketiga, Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teologi diSekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini untukmendapatkan data yang diperlukan adalah: Pertama, Metode pengambilan danpengumpulan data melalui buku-buku yang berkaitan dengan judul yang dibahas dalamkarya ilmiah ini. Kedua, Dengan mengadakan wawancara dan kuisioner denganbeberappelayan anak dari jenis pelayanan anak yang berbeda.Setelah melihat semua hasil pembahasan dari setiap bab sebelumnya, maka penulismenarik beberapa kesimpulan. Formasi rohani seorang pelayan anak mencakuphubungan yang benar dengan Tuhan, hubungan yang benar dengan sesama danpengalaman perubahan dalam mengatasi dosa dan bertumbuh dalam kekudusan.Hubungan yang benar dengan Tuhan didasarkan pada pertobatan yang sejati danpengalaman perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan, yang selanjutnya akan membawapertumbuhan yang benar, melalui waktu teduh, kehidupan doa dan puasa, sertapersekutuan dan ibadah. Hubungan yang benar dengan Allah akan menghasilkanhubungan yang benar pula dengan sesama. Hubungan yang benar dengan Allah juga akanmembuat seorang pelayan anak bersandar penuh pada kuasa Roh Kudus sehinggamengalami perubahan dan bertumbuh dalam kekudusan.
Membangun Spiritual Remaja Masa Kini Berdasarkan Amsal 22 : 6 Herianto Sande Pailang; Ivone Bonyadone Palar
Jurnal Jaffray Vol 10, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i1.63

Abstract

Adapun tujuan penulis menulis karya ilmiah ini ialah: Pertama, Memberikanpenjelasan mengenai pentingnya membangun kerohanian spiritual remaja masa kini.Kedua, Memberikan panduan kepada para pembina remaja dalam membangunspiritual remaja masa kini berdasarkan kitab Amsal 22:6. Ketiga, Sebagai salah satusyarat untuk memenuhi tuntutan akademik dalam mencapai gelar Sarjana Teologi diSekolah Tinggi Teologia Jaffray Makassar.Metode yang penulis gunakan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini adalahdengan metode pengumpulan data melalui: Alkitab, buku-buku, majalah, diktat,renungan, internet, dan artikel-artikel lainnya yang sehubungan dengan penulisankarya ilmiah ini.Dalam penelitian ini diberikan kesimpulan, Pertama membangun spiritualremaja ialah suatu upaya yang terus menerus untuk mendemonstrasikan hidup yangberarti atau bermakna dengan menjaga dan memelihara iman remaja serta faktoryang berkaitan supaya dapat mengambil sikap dan keputusan dalam realitas hidup ditengah-tengah kesempatan dan tantangan kehidupan. Kedua, masa remaja adalahmasa transisi dari dunia kanak–kanak yang telah ditinggalkan, tetapi masakedewasaan belum dijalani dengan sungguh–sungguh. Itu sebabnya dalammembangun spiritualitas remaja diperlukan orang-orang dewasa yang kompetenseperti orang tua dan gereja. Orang tua dan gereja berperan untuk menjaga danmemelihara kehidupan mereka dari awal sehingga mereka mengetahui jalankebenaran melalui firman Tuhan setiap hari, supaya di masa yang akan datangmereka akan menjadi seorang pribadi yang kuat, kokoh dalam imannya dan takutkepada Tuhan, sehingga hidupnya menjadi berkat atau berarti bagi sesama.
Tindakan Preventif Orang Tua Terhadap Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Kristen Suatu Pengamatan di GKII Efata Airmadi di Manado Esti Christina Watt; Ivone Bonyadone Palar
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.56

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama, Menemukan faktor-faktor pemicu para remaja Kristen terlibatdalam pergaulan bebas. Kedua, Menjelaskan tentang bahaya- bahaya dari pergaulanbebas bagi remaja Kristen. Ketiga, Menemukan pedoman atau langkah- langkahtindakan preventif bagi orang tua agar remaja tidak terjerumus dalam pergaulanbebas.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah iniuntuk mendapatkan data yang diperlukan adalah: menggunakan metode wawancaradan metode penelitian buku-buku perpustakaan. Wawancara adalah salah satubagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa wawancara penelitian akankehilangan informasi yang hanya dapat di peroleh dengan jalan bertanya langsungkepada responden, wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis menarik kesimpulan sebagaiberikut: Faktor pemicu yang menyebabkan remaja jatuh dalam pergaulan bebasadalah (1) Pola asuh orang tua. Pada umumnya pola asuh orang tua mengikuti tradisiyang telah ada yaitu membesarkan anak dan member fasilitas pendidikan formal,tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan perkembangan anak yang memerlukankomunikasi tentang pendidikan seks untuk membentengi dirinya dari akibatpergaulan bebas. Karena itu dianggap tidak perlu atau “tabu” diperbincangkansebelum sebelum anak dewasa atau menikah. (2) Perkembangan teknologi. Remajayang tidak mendapatkan ppendidikan seks dari orang tua mudah tergiur dan terjebakoleh informasi dari dunia teknologi karena apa yang mereka dapatkan dari informasiyang terus berkembang diluar dan akibatnya teknologi tidak lagi sebagai pemberiinformasi tetapi sebagai “panutan” yang menjawab kebutuhan remaja. (3) Temansebaya. Ikatan yang kuat antara remaja dengan teman sebaya serta lingkunganmereka yang menghalalkan segala cara untuk menikmati masa remaja dapatmembawa remaja kepada pergaulan bebas.