This Author published in this journals
All Journal Jurnal Jaffray
Esti Christina Watt
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tindakan Preventif Orang Tua Terhadap Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Kristen Suatu Pengamatan di GKII Efata Airmadi di Manado Watt, Esti Christina; Palar, Ivone Bonyadone
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 2 Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.56

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama, Menemukan faktor-faktor pemicu para remaja Kristen terlibatdalam pergaulan bebas. Kedua, Menjelaskan tentang bahaya- bahaya dari pergaulanbebas bagi remaja Kristen. Ketiga, Menemukan pedoman atau langkah- langkahtindakan preventif bagi orang tua agar remaja tidak terjerumus dalam pergaulanbebas.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah iniuntuk mendapatkan data yang diperlukan adalah: menggunakan metode wawancaradan metode penelitian buku-buku perpustakaan. Wawancara adalah salah satubagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa wawancara penelitian akankehilangan informasi yang hanya dapat di peroleh dengan jalan bertanya langsungkepada responden, wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis menarik kesimpulan sebagaiberikut: Faktor pemicu yang menyebabkan remaja jatuh dalam pergaulan bebasadalah (1) Pola asuh orang tua. Pada umumnya pola asuh orang tua mengikuti tradisiyang telah ada yaitu membesarkan anak dan member fasilitas pendidikan formal,tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan perkembangan anak yang memerlukankomunikasi tentang pendidikan seks untuk membentengi dirinya dari akibatpergaulan bebas. Karena itu dianggap tidak perlu atau “tabu” diperbincangkansebelum sebelum anak dewasa atau menikah. (2) Perkembangan teknologi. Remajayang tidak mendapatkan ppendidikan seks dari orang tua mudah tergiur dan terjebakoleh informasi dari dunia teknologi karena apa yang mereka dapatkan dari informasiyang terus berkembang diluar dan akibatnya teknologi tidak lagi sebagai pemberiinformasi tetapi sebagai “panutan” yang menjawab kebutuhan remaja. (3) Temansebaya. Ikatan yang kuat antara remaja dengan teman sebaya serta lingkunganmereka yang menghalalkan segala cara untuk menikmati masa remaja dapatmembawa remaja kepada pergaulan bebas.
Tindakan Preventif Orang Tua Terhadap Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Kristen Suatu Pengamatan di GKII Efata Airmadi di Manado Esti Christina Watt; Ivone Bonyadone Palar
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.56

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama, Menemukan faktor-faktor pemicu para remaja Kristen terlibatdalam pergaulan bebas. Kedua, Menjelaskan tentang bahaya- bahaya dari pergaulanbebas bagi remaja Kristen. Ketiga, Menemukan pedoman atau langkah- langkahtindakan preventif bagi orang tua agar remaja tidak terjerumus dalam pergaulanbebas.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah iniuntuk mendapatkan data yang diperlukan adalah: menggunakan metode wawancaradan metode penelitian buku-buku perpustakaan. Wawancara adalah salah satubagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa wawancara penelitian akankehilangan informasi yang hanya dapat di peroleh dengan jalan bertanya langsungkepada responden, wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis menarik kesimpulan sebagaiberikut: Faktor pemicu yang menyebabkan remaja jatuh dalam pergaulan bebasadalah (1) Pola asuh orang tua. Pada umumnya pola asuh orang tua mengikuti tradisiyang telah ada yaitu membesarkan anak dan member fasilitas pendidikan formal,tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan perkembangan anak yang memerlukankomunikasi tentang pendidikan seks untuk membentengi dirinya dari akibatpergaulan bebas. Karena itu dianggap tidak perlu atau “tabu” diperbincangkansebelum sebelum anak dewasa atau menikah. (2) Perkembangan teknologi. Remajayang tidak mendapatkan ppendidikan seks dari orang tua mudah tergiur dan terjebakoleh informasi dari dunia teknologi karena apa yang mereka dapatkan dari informasiyang terus berkembang diluar dan akibatnya teknologi tidak lagi sebagai pemberiinformasi tetapi sebagai “panutan” yang menjawab kebutuhan remaja. (3) Temansebaya. Ikatan yang kuat antara remaja dengan teman sebaya serta lingkunganmereka yang menghalalkan segala cara untuk menikmati masa remaja dapatmembawa remaja kepada pergaulan bebas.