p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Hutan Tropika
Yusinta Tanduh
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KERAGAMAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DI LAHAN GAMBUT KONVERSI HUTAN ALAM MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT: Diversity of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (FMA) in Peatland Conversion Forest Nature Become A Palm Oil Plantation Reni Rahmawati; Patricia E Putir; M. Damiri; Yusinta Tanduh; Nursiah
HUTAN TROPIKA Vol 15 No 1 (2020): Volume 15 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jht.v15i1.1710

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman Fungi Mikoriza Arbuskula(FMA) lahan gambut konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit diKotawaringin Timur. Penelitian dilaksanakan pada 4 (empat) lokasi di KabupatenKotawaringin Timur, yakni: (1) Hutan rawa gambut alami di Kecamatan Kota Besi (2)Lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit umur tanam kurang dari 4 tahun diKecamatan Parenggean; (3) Lahan gambut perkebunan kelapa sawit umur tanam 4-10tahun di Kecamatan Cempaga; dan (4) Lahan gambut perkebunan kelapa sawit umurtanam di atas 10 tahun di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Pembuatan petakpengamatan ukuran 20 m x 20 m dibuat pada setiap lokasi sesuai metode ICRAF.Pengambilan sampel tanah dan akar secara komposit 5 (lima) titik pengambilan sampeltanah pada kedalaman 20 cm di masing-masing lokasi sekaligus sebagai ulangan. Berattanah sampel setiap titik sebanyak 500 gr, sehingga total sampel tanah tiap petakpengamatan adalah 2.500 gr. Sampel tanah tiap titik dalamsatu petak dicampur dalamsatu tempat hingga homogen untuk mewakili satu petak amatan, selanjutnya diambil 100g per titik. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif dan dibantu gambar, grafik,dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan struktur infeksi yang membentuk struktur FMAberupa hifa dan vesikel, sedangkan struktur FMA berupa arbuskula tidak dijumpai.Kepadatan spora (100 g tanah gambut) tertinggi terjadi pada lahan gambut untukperkebunan kelapa sawit dengan usia tanam kurang dari 4 tahun (320,40), kelapa sawitusia antara 4-10 tahun (276,20), dan disusul tanaman kelapasawit usia di atas 10 tahun(211,20). Kepadatan spora terendah pada hutan gambut alami (152,20). Hasil identifikasispora FMA menemukan 12 (dua belas) spesies spora FMA genus Glomus sp. SporaFMA genus Glomus sp merupakan satu-satunya jenis spora FMA, baik pada hutangambut alami maupun lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit dengan berbagaiusia tanam. Rata-rata kelimpahan Spora FMA Genus Glomus sp (100 g tanah gambut)tertinggi pada lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usia tanam kurang 4 tahun(112,80), disusul kelapa sawit usia tanam antara 4-10 tahun (104,10), dan hutan gambutalami (64,20). Rata-rata terendah pada lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usiatanam di atas 10 tahun (47,40). Rata-rata kelimpahan relatif Spora FMA Genus Glomus sp (100 g tanah gambut) tertinggi pada hutan gambut alami (42,64%), kemudian lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit usia tanam antara 4-10 tahun (37,69%), kelapa sawit usia tanam kurang 4 tahun (35,34%). Rata-rata terendah pada lahan gambut untukperkebunan kelapa sawit usia tanam di atas 10 tahun (22,48%).Kata kunci : mikoriza, lahan gambut, kelapa sawit, identifikasi, struktur, kelimpahan