Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISA KINERJA SIMPANG JALAN MANADO – BITUNG –JALAN PANIKI ATAS MENURUT MKJI 1997 Wesara, Oktorino; Paransa, M. J.; Timboeleng, James A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 7 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai salah satu jalur utama yang menghubungkan pusat kota Manado dengan daerah Paniki Atas dan kota Bitung, simpang tiga jalan Manado – Bitung – Jalan Paniki Atas sangat sering terjadi kemacetan dan antrian yang panjang. Kondisi ini terjadi pada jam-jam sibuk di pagi, siang dan sore hari. Penelitian mengenai kinerja persimpangan jalan Manado – Bitung – Jalan Paniki Atas simpang tipe 322, bertujuan untuk mengkaji kinerja persimpangan pada kondisi eksisting sampai kondisi 10 tahun ke depan, dengan menggunakan MKJI 1997. Pengumpulan data volume lalulintas dilakukan pada hari Senin sampai dengan Sabtu di minggu ke tiga Bulan November 2015. Kajian ini menunjukkan hasil bahwa, derajat kejenuhan (DS) rata-rata simpang telah melebihi nilai 0,75 selama 2/3 hari di siang hari. Dan pada siang hari di sekitar jam 12,00 nilai DS sebesar 0,96 hampir mencapai 1 (satu), dengan tundaan simpang 19,16 det/smp dan peluang terjadinya antrian sebesar 73,2%. Yang artinya sudah terjadi antrian kendaraan di persimpangan saat ini. Dengan data survey volume lalulintas dihitung nilai LHR dan dengan menggunakan data pertumbuhan lalulintas sebesar 7,0% dan faktor k = 0,8, sampai 10 tahun kedepan. Volume jam puncak diambil sebagai volume rencana yang dihitung dengan mengalikan faktor k pada nilai LHR dan ditetapkan sebagai dasar perhitungan Kinerja Persimpangan saat sekarang dan 10 tahun kedepan. Volume jam puncak ditetapkan berdasarkan volume LV+HV yang paling besar pada tiap-tiap pendekat. Selanjutnya dilakukan perhitungan kembali dengan memperhatikan proporsi volume MC untuk dilakukan penyesuaian pada geometrik persimpangan. Penyesuaian pertama dengan memperbesar lebar jalan minor, jalan Paniki Atas, dari 5.00 m menjadi 7.00 m dan jalan mayor, jalan Manado – Bitung, tidak berubah yaitu 7.00 m dengan tetap mempertahankan tipe persimpangan yaitu tipe 322. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai DS masih diatas 1. Kemudian dilakukan penyesuaian berikutnya yaitu merubah tipe simpang 344 dengan menerapkan belok kiri langsung, dan hasil perhitungan DS = 0,41 untuk tahun sekarang dan untuk tahun ke-10 DS = 0,80. Hal ini dianggap hasil kajian telah cukup memadai untuk Kinerja Persimpangan tak bersignal jalan Manado – Bitung – jalan Paniki Atas sampai dengan 10 tahun kedepan. Kata Kunci : Derajat Kejenuhan, Tundaan Simpang, Peluang Antrian
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN 17 AGUSTUS – JALAN BABE PALAR KOTA MANADO Anita, Dwi; Paransa, M. J.; Elisabeth, Lintong
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 9 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persimpangan merupakan suatu bagian jalan yang menjadi pusat terjadinya titik konflik dari berbagai pergerakan arus lalu lintas. Persimpangan 17 Agustus – Babe Palar di kota Manado yang merupakan pertemuan empat ruas jalan memiliki kondisi fisik/geometrik jalan yang berbeda dengan simpangan pada umumnya yaitu simpang tiga ganda (senjang) dengan pengaturan satu siklus yang sama, mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan-jalan persimpangan tersebut. Karena adanya jarak antar pendekat simpang yang cukup panjang, sehingga kendaraan yang melintasi pendekat tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk keluar dari persimpangan. Selain itu antrian panjang sering terjadi pada pendekat-pendekat dipersimpangan ini. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran awal untuk mengambil data geometrik dan waktu siklus. Data volume arus lalu lintas diambil selama 3 hari yaitu hari selasa, jumat dan sabtu pada tanggal 11, 14 dan 15 November 2014 dari jam 06.00 – 18.00 WITA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja simpang pada kondisi eksisting dan juga pada kondisi desain. Kemudian membandingkan kinerja pada kondisi eksisting dan kinerja pada kondisi desain. Metode yang digunakan untuk menganalisa kinerja simpang adalah MKJI 1997. Jam-jam sibuk semua pendekat adalah terjadi dari jam 08.30 sampai dengan jam 17.00 ditandai dengan derajat kejenuhan rata-rata simpang diantara 0.70 sampai 0,80, panjang antrian berkisar antara 60 meter sampai dengan 80 meter serta tundaan 60 smp/detik sampai dengan 75 smp/detik. Pengurangan waktu siklus dari 152 detik menjadi 115 detik, tidak menyebabkan kenaikan derajat kejenuhan simpang secara signifikan yaitu, dari derajat kejenuhan rata-rata = 0,71 menjadi derajat kejenuhan rata-rata = 0,73 (kenaikan sebesar 0,026), tetapi terjadi pengurangan panjang antrian rata-rata simpang sebesar 16 meter dan pengurangan tundaan simpang rata-rata sebesar 13,3 detik/smp. Kata Kunci : Derajat Kejenuhan, Waktu Siklus, Peluang Antrian, Tundaan
ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA – MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA – KAROMBASAN) Masalle, Diah Anggraeni Damiyanti; Paransa, M. J.; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 5 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya pengemudi (sopir) angkutan kota yang tidak menerapkan trayek dengan teratur, seringkali merugikan masyarakat dengan lamanya menunggu angkutan kota. Untuk mengetahui apakah jumlah angkutan kota yang ada sudah memenuhi terhadap kebutuhan masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua cara, yaitu Home Interview Survey dan Wawancara Langsung di Terminal. Jumlah Kepala Keluarga yang disurvey untuk Home Interview Survey adalah sebanyak 240 KK atau sebanyak 1027 orang, pada penduduk di delapan zona penelitian. Sedangkan, untuk survey wawancara langsung dilakukan di tiga terminal yaitu terminal Pusat Kota, terminal Malalayang dan terminal Karombasan, pada waktu pagi jam 06.00-10.00 untuk mendapatkan jumlah penumpang dari zona external yang secara regular menuju atau melewati zona internal. Berdasarkan hasil survey Home Interview Survey terdapat 755 orang yang bepergian dan hanya 447 orang yang menggunakan angkutan kota. Dan hasil survey wawancara langsung di terminal menunjukkan total pergerakan yang menggunakan angkutan kota adalah sebesar 40 orang. Analisis kebutuhan angkutan kota di kota Manado untuk studi kasus trayek Pusat Kota – Malalayang dan trayek Pusat Kota – Karombasan, dilakukan dengan melakukan pemodelan bangkitan, sebaran pergerakan, dan perhitungan pembebanan arus lalulintas. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah y = 645,8 + 0,435x ,dengan koefisien determinasi (R²) adalah sebesar 0,828 oleh variabel (y) jumlah yang bepergian dengan menggunakan angkot dan variabel (x) jumlah penduduk. Hasil pemodelan sebaran pergerakan angkutan kota menyatakan bahwa jumlah kebutuhan angkot adalah sebesar 1266 kendaraan pada zona penelitian.  Jumlah angkutan kota (aktif) pada tahun 2014 adalah sebesar 1261 kendaraan. Selisih perhitungan berdasarkan model dan kondisi eksisting adalah sebesar 5 kendaraan dari 1261 kendaraan atau sebesar 0,39 % dengan seat faktor 0,78. Pada tahun 2020 kebutuhan angkutan kota meningkat sebesar 2430 kendaraan atau sebesar 1,93 kali lipat dari angkutan kota tahun 2014. Kata Kunci : Jumlah angkutan kota, penduduk, jumlah orang yang bepergian dengan angkot, seat factor
KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG Yakob, Ferry; Sendow, Theo K.; Paransa, M. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 3 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angkutan Umum adalah salah satu moda transportasi yang menghubungkan kawasan yang satu dengan yang lain. Hal ini menjadikan angkutan umum urat nadi dalam suatu pembangunan daerah. Angkutan umum yang terintegrasi, aman, nyaman dan murah menjadi primadona masyarakat yang menggunakannya. Pemerintah sebagai regulator dituntut untuk bisa menghadirkan jasa angkutan yang aman, nyaman dan murah. Penentuan besaran tarif angkutan umum oleh dinas terkait menjadi titik vital agar pengguna angkutan tidak merasa dirugikan dan pemilik angkutan umum tidak merugi. Metode Forum Studi Transportasi Perguruan Tinggi (FSTPT) dan Metode Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) merupakan metode untuk menganalisa besaran biaya operasi kendaraan (BOK) yang harus dikeluarkan oleh pemilik angkutan dan bisa menentukan besaran tarif yang sesuai. Penelitian ini akan mengkaji tarif angkutan umum penumpang yang beroperasi di pulau Tagulandang dengan metode DLLAJ dan FSTPT. Saat ini tarif yang berlaku untuk angkutan umum penumpang di pulau Tagulandang dipengaruhi oleh jarak tempuhnya. Seperti tarif trayek Buhias-Lesa adalah Rp 5.000,- dengan jarak 3 KM, sedangkan untuk tarif trayek Buhias-Kisihang adalah Rp. 7.200,- dengan jarak 10 KM. Dari hasil penelitian di dapat bahwa tarif yang berlaku di pulau Tagulandang sudah sesuai dengan metode DLLAJ dan FSTPT untuk angkutan  umum penumpang. Kata kunci: biaya operasi kendaraan, tarif, FSTPT, DLLAJ
ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN KAPASITAS MENGGUNAKAN METODE GREENSHIELDS, GREENBERG, DAN UNDERWOOD TERHADAP PERHITUNGAN KAPASITAS MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Gamran, Ririn; Jansen, Freddy; Paransa, M. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 7 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado memiliki beberapa ruas jalan yang sering terjadi masalah lalulintas seperti kemacetan. Kemacetan tersebut disebabkan karena peningkatan ekonomi yang juga menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga terjadi pergerakan lalu lintas yang cukup tinggi. Demikian juga yang terjadi diruas jalan raya Manado-Tomohon didepan halte bus Trans Kawanua sebagai daerah studi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan manajemen lalulintas yang terencana dan terarah dengan terlebih dahulu menetahui karakteristik lalu lintas seperti volume dan kecepatan dengan melakukan studi pada luas jalan tersebut. Studi dalam penelitian ini dilakukan diruas jalan raya Manado-Tomohon selama tiga hari survey, yang bertujuan untuk mengetahui kapasitas yang ada diruas jalan tersebut, dengan metode yang digunakan adalah model Greenshields, Greenberg, dan Underwood yang kemudian dibandingkan dengan kapasitas menggunakan metode MKJI 1997. Kapasitas yang digunakan dengan pemodelan Greenshields, Greenberg, dan Underwood didapat dengan terlebih dahulu  mencari hubungan matematis antara parameter Volume-Kecepatan-Kepadatan dan koefisien determinasi (R2) yang tertinggi untuk tiga hari survey. Dari hasil pemodelan didapat untuk model Greenshields koefisien tertinggi adalah hari Sabtu (arah Manado-Tomohon) dengan R2 = 0,8713 dengan persamaan hubungan matematis V = 51,51942.D-0,58205.D2 dan Kapasitas (VM) =1140,04 smp/jam.  Untuk model Greenberg koefisien determinasi tertinggi adalah hari Sabtu (arah Tomohon-Manado) dengan R2 = 0,9527 dengan persamaan hubungan matematis V = 76,3554.D-14,1890.DLnD dan Kapasitas (VM) = 1134,30 smp/jam. Untuk model Underwood koefisien determinasi tertinggi adalah hari Sabtu (arah Tomohon-Manado) dengan R2 = 0,9125 dengan persamaan hubungan matematis V = 40,38438.D .e-0,0127.D dan Kapasitas (VM) = 1172,17 smp/jam. Untuk perhitungan dengan menggunakan MKJI didapat kapasitas (VM) = 2790 smp/jam. Berdasarkan perhitungan dari ketiga model tersebut yang paling mendekati dengan perhitungan MKJI adalah model Greenberg. Kata Kunci : Kapasitas, Greenshields, Greenberg, Underwood.
TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Rachman, Sri Wahyuni; Paransa, M. J.; Timboeleng, James A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 2 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Simpang Paal Dua adalah tipe simpang empat dengan pendekat Lapangan, pendekat Perkamil, pendekat Terminal, dan pendekat Pasar 45, adalah satu-satunya simpang bersinyal yang melayani  jalur utama yang menghubungkan pusat kota Manado dengan pelabuhan Bitung, bandar udara Sam Ratulangi, kompleks perumahan Paniki dan Maumbi.  Persimpangan Paal Dua sering terjadit antrian dan kemacetan panjang. Pengaturan signal lampu lalulintas simpang yang kurang efektif akan menurunkan kemapuan simpang melayani arus lalulintas. Penelitian ini menjelaskan tentang teknik pengaturan lampu lalulintas (Traffic Light) untuk mewujudkan kelancaran lalulintas di persimpangan Paal Dua, dengan tujuan menganalisa kinerja persimpangan pada kondisi sekarang dan merencanakan pengaturan waktu siklus dan fase yang efektif pada persimpangan Paal Dua dengan metode MKJI 1992. Pengumpulan data dilakukan dari jam 06.00 sampai dengan jam 18.00 berturut-turut pada hari Senin, Rabu dan Jumat di minggu kedua bulan July 2014. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada pendekat Perkamil, derajat kejenuhan telah melebihi angka 1,00 (satu) sedangkan derajat kejenuhan rata-rata persimpangan telah melebihi nilai 0,80 pada pagi hari antara jam 07.30 sampai jam 08.30. Dan diwaktu yang bersamaan panjang antrian simpang telah melebihi 50 m dan tundaan rata-rata simpang sudah lebih besar dari 30 detik/smp menggambarkan telah terjadi gangguan arus lalulintas pada simpang, yang berarti pada nilai-nilai tersebut pelayanan sinyal lampu lalulintas menjadi tidak efektif. Dengan memperbesar lebar masuk WMASUK dari 5 meter menjadi 6 meter pada pendekat Perkamil dan dengan mengambil volume LV+HV sebesar 3500 kendaraan per jam, maka hasil perhitungan kinerja persimpangan adalah sebagai berikut; Waktu siklus = 90 detik, Derajat kejenuhan = 0,78, Panjang antrian = 47 m, Tundaan = 22,19 det/smp. Derajat kejenuhan telah lebih kecil dari 0.80, panjang antrian lebih kecil dari 50 meter dan tundaan lebih kecil dari 30 detik/smp. Pelayanan sinyal lampu lalulintas menjadi lebih efektif dari sebelumnya. Kata Kunci : Volume Jam Puncak, Waktu Siklus, Derajat Kejenuhan, MKJI 1977
ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Palilingan, Christian Yosua; Timboeleng, James A.; Paransa, M. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 8 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktifitas pergerakan masyarakat dari kota Tomohon ke kota Manado maupun sebaliknya bisa dikatakan sangat tinggi. Untuk memfasilitasi pergerakan yang sangat tinggi tersebut pemerintah telah menyediakan angkutan umum berupa bus besar. Sayangnya, karena kondisi bus tidak terawat, muncul angkutan lain yang lebih diminati yaitu minibus yang umumnya disebut taxi gelap. Angkutan-angkutan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Penelitian ini bertujuan mencari karakteristik angkutan umum yang ideal untuk rute Manado-Tomohon dengan metode Biaya Operasional Kendaraan (BOK)Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung Biaya Operasional dari 4 kendaraan yaitu minibus, bus sedang, bus besar kondisi sekarang dan bus besar kondisi baru. Data-data biaya operasional berupa biaya tetap, biaya variabel dan biaya kepemilikan aset diambil dari kuisioner dan observasi langsung di lapangan. Data?data yang didapatkan kemudian dikelompokkan untuk setiap kendaraan dan dibandingkan untuk melihat kendaraan yang biaya operasionalnya paling rendah.Dari hasil penelitian didapatkan biaya operasional kendaraan yaitu minibus Rp. 1092 per km per seat, bus sedang Rp. 472 per km per seat, bus besar kondisi sekarang Rp. 167 per km per seat dan bus besar kondisi baru Rp. 485 per km per seat. Biaya operasional paling rendah adalah bus besar kondisi sekarang. Namun karena umur kendaraan yang sudah tua dan kondisi yang buruk membuatnya tidak ideal lagi. Jadi untuk moda transportasi angkutan umum yang ideal dan memiliki biaya operasional yang paling rendah adalah bus sedang.Kata Kunci: angkutan umum, BOK, karakteristik
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN PROGRAM AASIDRA (STUDI KASUS : PERSIMPANGAN JALAN 14 FEBRUARI TELING – JALAN DIPONEGORO – JALAN LUMIMUUT – JALAN TOAR, KOTA MANADO) 2011 Djumati, Julia Astuti; Paransa, M. J.; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 5 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pada penelitian ini digunakan program aaSIDRA yang memberikan kemudahan untuk menganalisa persimpangan, sehingga dapat menghemat waktu analisa. Lokasi penelitian adalah simpang empat lengan Jalan 14 Februari Teling-Jalan Diponegoro-Jalan Lumimuut-Jalan Toar, di kota Manado. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan survey awal lalu lintas yang melewati simpang tersebut cukup tinggi, maka dilakukanlah penelitian untuk mendapatkan nilai derajat kejenuhan, waktu siklus, tundaan dan panjang antrian yang di anggap paling baik, kemudian dengan menggunakan MKJI 1997 untuk di bandingkan hasilnya dengan aaSIDRA. Untuk mengevaluasi simpang bersinyal dibutuhkan data lapangan berupa : kondisi geometrik meliputi lebar pendekat, waktu sinyal, dan volume lalu lintas, serta kondisi lingkungan berupa kelas ukuran kota, tipe lingkungan jalan, dan kelas hambatan samping. Komposisi kendaraan yang digunakan pada aaSIDRA adalah Light Vehicle (LV) dan Heavy Vehicle (HV), dan pada MKJI 1997 adalah LV, HV, dan Motor Cycle (MC). Perhitungan MKJI 1997 dilakukan kembali tanpa menggunakan MC untuk membandingkan aaSIDRA dan MKJI 1997 pada komposisi kendaraan dan kondisi yang sama. Data volume lalu lintas yang mewakili 85%, digunakan dalam evaluasi simpang. Pada aaSIDRA didapat nilai DS cenderung mendekati 0,8 pada setiap variasi waktu siklus, sedangkan semakin besar variasi waktu siklus maka semakin besar nilai panjang antrian dan tundaan, dan pada MKJI 1997 semakin besar variasi waktu siklus maka semakin besar pula nilai DS, panjang natrian dan tundaan. Pada variasi waktu siklus detik ke 200, DS aaSIDRA dan MKJI 1997 hampir sama yaitu mendekati 0,8.Kata kunci : simpang bersinyal empat lengan, derajat kejenuhan, waktu siklus, tundaan, antrian.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SORONG DI KOTA SORONG Solossa, Appi Yamsos; Paransa, M. J.; Elisabeth, Lintong; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 10 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Sorong merupakan salah satu jasa transportasi laut yang sangat berarti bagi perkembangan dan peningkatan ekonomi dan taraf hidup penduduk di Propinsi Papua. Dengan adanya otonomi khusus bagi Propinsi Papua mengakibatkan banyak daerah pemekaran yang akan dilayani oleh aktifitas pelabuhan Sorong. Pelabuhan Sorong sekarang ini tidak mampu lagi untuk menampung barang dan penumpang yang semakin meningkat sehingga kapal yang lain harus menunggu untuk bertambat, membuat keadaan dermaga menjadi tidak teratur dan tidak nyaman. Dengan demikian pelabuhan Sorong sudah harus mengalami penataan dan perluasan.Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder yaitu data operasi pelabuhan selama 6 tahun terakhir (tahun 2006 sampai dengan tahun 2011). Perencanaan pengembangan fasilitas pelabuhan Sorong dilakukan berdasarkan ramalan arus naik turun penumpang, arus kunjungan kapal dan arus bongkar muat barang dan peti kemas dengan menggunakan metode regresi linier.Dari hasil perhitungan pengembangan untuk tahun 2026, Dermaga I perlu diperpanjang menjadi 372,7 m dari panjang dermaga yang ada 122,71 m untuk bisa menampung 3 tambatan kapal peti kemas. Untuk Dermaga II, III, dan IV perlu diperpanjang menjadi 310,29 m dari panjang dermaga yang ada 217,29 m untuk bisa menampung 2 tambatan kapal penumpang. Lapangan penumpukan perlu penambahan luas sebesar 47604 m2 dari luas yang ada 20030 m2. Sedangkan untuk fasilitas Gudang perlu penambahan luas sebesar 13437 m2 dari luas yang ada 2210 m2.Kata kunci : Pelabuhan Sorong, rencana pengembangan, dermaga, fasilitas bongkar muat.
KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG Puteri, Dhewanty Rahayu; Sendow, Theo K.; Paransa, M. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 5 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bitung adalah salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara yang terletak pada posisi geografis antara 1o 23’ 23” – 1o 35’ 39” LU dan 125o 1’ 43” – 125o 18’ 13” BT, dengan memiliki luas wilayah daratan 304 km2. Pembangunan di kota Bitung berkembang dengan cepat. Bertambahnya penduduk dan banyaknya kesibukan kegiatan industri yang terjadi pada kota Bitung membuat arus lalulintas pada ruas jalan menuju kota Bitung meningkat sehingga sering mengalami kemacetan. Salah satu ruas jalan yang sering mengalami kemacetan adalah pada ruas jalan Manado–Bitung segmen Airmadidi-Kairagi. Berdasarkan pengamatan visual kinerja jalan menurun, maka perlu dilakukan analisa kinerja pada jalan tersebut dengan ukuran-ukuran kinerja yaitu: Kecepatan rata-rata waktu perjalanan, Derajat Kejenuhan (DS), dan waktu tempuh. Penelitian ini mengenai “Kinerja Ruas Jalan Manado–Bitung dengan Menggunakan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas ruas jalan Manado-Bitung apakah masih memadai atau tidak. Dari hasil pengolahan data volume lalulintas yang diambil di lapangan pada Bulan Juni minggu ke 3 tahun 2015 pada Ruas Jalan Manado–Bitung Segmen Jalan Airmadidi–Kairagi,2/2-UD lebar 7 meter didapatkan LHR tahun 2015 adalah sebesar 17383 smp/hari (24533 kendaraan/hari) dengan proporsi LV = 42.5% , MHV = 6.4%, LT = 1.8%, LB = 0.6% dan MC = 48.7%. Pembagian arah adalah sebesar 47.9% dari arah Manado Bitung dan 52.1% dari arah Bitung Manado. Analisa perencanaan, juga berdasarkan QDH pada jam puncak pada rata-rata hari kerja yaitu = 1912 smp/jam, nilai DS yaitu berturut-turut sebesar 0.89 dan 0.85 (tahun 2020). Yang berarti, Kinerja Segmen Jalan sampai 5 (lima) tahun kedepan (sampai Tahun 2020) masih bisa melayani lalulintas dengan baik karena nilai DS masih < 1.00 Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Manado, Bitung, MKJI