Claim Missing Document
Check
Articles

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KUABANG KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA Regel, Jimmy; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.; Undap, Lambertus J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 3 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Halmahera Utara dengan Ibukota Kabupaten Tobelo memiliki beberapa bandar udara antara lain Bandar Udara Gamarmalamo (Galela),Bandar Udara Kuabang (Kao) dan Bandar Udara Boso yang terletak di area operasional penggalian Mineral oleh PT. Nusa Halmahera Mineral, salah satu bandar udara yaitu Bandar Udara Kuabang Kao merupakan pintu masuk transportasi udara yang sangat penting di Kabupaten Halmahera Utara, namun sampai saat ini Bandar Udara Kuabang Kao masih memiliki kelemahan yang sangat signifikan baik disisi udara maupun sisi darat untuk itu dirasakan perlu untuk melakukan suatu pengembangan agar mampu menjawab kebutuhan transportasi udara di Kabupaten Halmahera Utara untuk masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan menggunakan data primer seperti data klimatologi, keadaan topografi dan existing bandara serta data sekunder seperti data arus lalu lintas udara selama lima tahun, data karakteristik pesawat dan data penduduk yang dijadikan acuan sebagai dasar perencanaan pengembangan Bandar Udara Kuabang Kao. Perencanaan pengembangan Bandar Udara Kuabang Kao meliputi Runway, Taxiway, Apron yang mengacu pada standar ICAO, sementara untuk perencanaan perkerasan mengacu pada standar PCA dan FAA, serta terminal area yang meliputi terminal penumpang, gudang dan area parkir kendaraan yang dianalisa berdasarkan hasil analisa perkembangan arus lalu lintas pesawat udara dan pergerakan pesawat serta penumpang pada jam sibuk di masa yang akan datang. Dari hasil analisis diperolehkan panjang Runway yang dibutuhkan adalah 1670 meter, yang berada pada orientasi 180–360, untuk perkerasan lentur Runway dan Taxiway didapat ketebalan adalah 34cm, luas Apron 165mx67m, tebal perkerasan Rigid pada Apron 18 cm, luas total terminal penumpang 6290m2, area parkir kendaraan 1001 m2 (50x20 m) serta luas gudang 22.03m2. Kata kunci: Bandar Udara Kuabang Kao, perencanaan, pengembangan, Runway, Taxiway, Apron,Terminal penumpang.
KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC Mamangkey, Rizky; Kaseke, Oscar H.; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hot Rolled Sheet ? Wearing Course (HRS-WC) atau disebut juga lataston (lapis tipis aspal beton) merupakan lapisan permukaan yang berfungsi sebagi lapisan aus dan kedap air serta langsung menerima beban lalu lintas. Dalam campuran beraspal panas agregat memberikan kontribusi sekitar 90-95% terhadap total campuran, sehingga sifat fisik dari agregat mempengaruhi hasil pengujian volumetrik salah satunya adalah VMA. Pengaruh sifat fisik agregat terhadap VMA inilah yang akan menjadi penelitian. Penelitian dilakukan untuk 3 jenis material dari lokasi yang berbeda dan memiliki sifat dan ciri berbeda, sumber agregat yaitu Tateli, Kinilow dan Lolak. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan awal dan lanjutan terhadap sifat-sifat agregat dan aspal agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan.Didapat komposisi gradasi agregat gabungan untuk campuran HRS-WC, dimana CA= 49.89%, FA= 42.81% dan FF= 7.30%. Nilai berat jenis bulk agregat untuk ke-3 sumber agregat yakni: Tateli = 2.42, Kinilow = 2.43, Lolak = 2.61. Dengan nilai berat jenis bulk agregat diperoleh kriteria Marshall untuk VMA adalah sebagai berikut: Tateli = 20.66%, Kinilow = 19.76%, Lolak = 19.52% dan didapat grafik lengkung VMA Lolak lebih rendah daripada Kinilow dan Tateli.Sifat fisik agregat yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai VMA pada campuran beraspal panas jenis HRS-WC adalah berat jenis bulk agregat. Berat jenis bulk agregat besar akan memberikan nilai VMA rendah dan sebaliknya. Disarankan menggunakan agregat pecah dari sungai, karena memberikan nilai berat jenis bulk besar, juga memberikan nilai penyerapan air kecil karena tekstur agregat tidak berpori.Kata Kunci : Sifat Fisik Agregat, Berat Jenis Bulk Agregat, VMA
STUDI PENENTUAN TARIF TOL RENCANA RUAS JALAN MANADO-TOMOHON Lumowa, Bella Christianty; Rompis, Semuel Y. R.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 12 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Provinsi Sulut mulai merencanakan pembangunan jalan tol Manado Tomohon yang akan menjadi jalan penghubung antar kota. Pembangunan jalan tol untuk ruas jalan Manado-Tomohon ini penting dikarenakan jalan tol ini menghubungkan dua kota penting bagi Sulawesi Utara. Pembangunan jalan tol Manado-Tomohon turut mewujudkan program nasional Sulut sebagai pintu gerbang ekonomi Asia Pasifik.  Jalan tol merupakan jalan alternatif, sehingga bagi masyarakat yang memilih jalan tol, biaya yang dikeluarkan akan memberikan nilai lebih berupa penghematan dalam biaya operasi kendaraan dan waktu, kenyamanan, dan fasilitas yang lebih baik.Untuk menghitung tarif digunakan metode BK BOK berdasarkan penelitian LAPI ITB. Parameter yang dijadikan sebagai perbandingan adalah: tingkat pelayanan jalan yang ada saat ini, nilai waktu, BOK (Biaya Operasional Kendaraan), biaya pembangunan jalan tol, dan biaya pembebasan lahan. Besarnya tarif dievaluasi dengan persyaratan < 70% BKBOK (Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan).Penelitian didahului dengan cara melakukan survey jumlah volume lalu lintas dan waktu tempuh di jalan eksisting. Penilitan dilakukan selama 4 hari dalam 12 jam dari pukul 07.00-19.00 WITA dan jenis kendaraan yang ditinjau hanya kendaraan golongan I, IIA, IIB. Data Analisis tingkat pelayanan eksising diolah dengan menggunakan standarisasi MKJI 1997, analisis biaya operasional kendaraan berdasarkan analisis yang dikembangkan oleh LAPI-ITB 1997 dan penentuan tarif  yang dihitung berdasarkan 70% dari besar keuntungan biaya operasional kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi tingkat pelayanan untuk ruas jalan Manado-Tomohon (non-tol) adalah A (arus bebas) dengan derajat kejenuhan £ 0,35. Perhitungan tarif yang diperoleh untuk jalan tol Manado-Bitung adalah golongan I: Rp. 500/km, golongan II A: Rp. 1900/km dan golongan II B: Rp. 2000/km. Kata Kunci: Analisis, Jalan, Kendaraan, Tarif Tol
EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI–JALAN BABE PALAR MANADO Monoarfa, Ady Suhendra Edmonssoen; Jefferson, Longdong; Timboeleng, James A.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 9 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Volume lalu lintas terdiri dari komposisi kendaraan yang beraneka ragam, maka perlu faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan/mobil penumpang atau dengan kata lain faktor emp (ekivalensi mobil penumpang). Di Kota Manado, Persimpangan Jalan Sam Ratulangi–Jalan Babe Palar (Fiesta Ria) adalah salah satu persimpangan yang padat lalu lintasnya, karena daerah ini menghubungkan daerah pemukiman dengan daerah bisnis, persekolahan, dan perkantoran ataupun sebaliknya.Dalam menganalisa nilai ekivalensi mobil penumpang digunakan analisa regresi linear berganda dengan peubah bebas (X) yaitu kendaraan berat dan sepeda motor dan peubah tidak bebas (Y) yaitu kendaraan ringan. Untuk memudahkan perhitungan digunakan bantuan software SPSS. b1 dan b2 (koefisien regresi) merupakan ekivalensi mobil penumpang yang dicari. Setelah nilai ekivalensi mobil penumpang didapatkan data tersebut diuji korelasi yaitu untuk melihat apakah nilai peubah bebas tersebut mempunyai korelasi dengan peubah tidak bebas, dalam hal ini nilai korelasi yang diinginkan bernilai positif r > 0.Ekivalensi mobil penumpang persimpangan didapatkan dari hasil perhitungan rata-rata ekivalensi dari setiap pergerakan yaitu untuk kendaraan berat (HV) = 2,458 dan untuk dan untuk kendaraan roda dua (MC) = 0,607Kata kunci : emp, persimpangan bersignal, kendaraan bermotor.
PEMANFAATAN SEDIMEN TRANSPORT ABU VULKANIK (GUNUNG SOPUTAN) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PADA ABU BATU DALAM CAMPURAN ASPAL HRS – WC GRADASI SEMI SENJANG Tombeg, Charlie Valentino; Manoppo, Mecky R. E.; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 3 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sediment Transport abu Vulkanik dalam penelitian ini berasal dari sungai kaki gunung Soputan di desa Silian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggantian sediment transport abu vulkanik gunung soputan terhadap abu batu dengan menggunakan campuran HRS-WC gradasi semi senjang terhadap nilai karakteristik Marshall dan apakah memenuhi syarat Spesifikasi teknik 2010 revisi 3 devisi 6.Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dilakukan di laboratorium dengan variasi kadar aspal 5%, 6%, 7%, 8%, dan 9% serta kadar abu Soputan 0%, 50%, dan 100% terhadap abu batu pada setiap variasi  kadar aspal. Sampel yang di gunakan berjumlah masing-masing 3 buah. Sebelum pembuatan benda uji, sediment transport abu Soputan harus di saring terlebih dahulu dan lolos saringan no. 4. Pengujian yang di gunakan mendapatkan hubungan nilai karakteristik Marshall dengan variasi kadar Abu Soputan. Hasil dari keseluruhan perhitungan bahwa penggantian Abu Soputan pada kadar aspal optimum 7,3%, 7,5%, 7,95% merupakan campuran HRS-WC yang memenuhi pesyaratan karakteristik Marshall sesuai Spesifikasi teknik 2010 revisi 3. Dari hasil perhitungan dengan kadar aspal optimum diperoleh subtitusi 0% dengan nilai stabilitas 1675 kg, Flow 3,3 mm, VIM 4,4%, VMA 18%, VFB 75,2%, Density 2,33 gr/cc, Marshall Quotient 520 kg/mm. Untuk  subtitusi 50% dengan nilai stabilitas 1601 kg, Flow 3,6 mm, VIM 4,9%, VMA 18,4%, VFB 74,9%, Density 2,32 gr/cc, Marshall Qoutient 441 kg/mm. Subtitusi 100% dengan nilai stabilitas 1500 kg, Flow 4,2 mm, VIM 4,2 %, VMA 19,2%, VFB 70%, Density 2,3 gr/cc, Marshall Qoutient 360 kg/mm.Penggantian sediment transport Abu Soputan memenuhi syarat Spesifikasi teknik 2010 revisi 3 devisi 6, sehingga dapat di gunakan dalam perkerasan campuran beraspal panas dan dengan membuat benda uji berdasarkan gradasi yang sesuai dengan ketentuan untuk campuran HRS-WC gradasi semi senjang. Kata kunci : Sediment Transport Abu Soputan, Marshall.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA Tulungen, Bryan Barsel; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 1 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara merupakan kabupaten yang dahulunya di mekarkan dari kabupaten kepulauan Sangihe dan Talaud saat ini sedang giat-giatnya membenahi dan meningkatkan sarana infrastruktur yang ada terutama di ibukota kabupaten Talaud yaitu Melonguane. Bandar udara Melonguane terletak di ibu kota kabupaten dan saat ini tergolong sebagai bandara klas III dengan jenis pesawat yang beroperasi masih tergolong pesawat kecil yaitu Dornier 328 dan ATR 72-500 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan daerah. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara diaggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan bandar udara. Untuk pengembangan bandar udara Melonguane-Talaud yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan. Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boing 737-800 maka dibutuhkan panjang landasan 2.656 meter lebar 51 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 170 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 70 Cm, luas apron 102 × 93 = 9.486 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 35 Cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 41 Cm, luas terminal penumpang 5.400 m2, luas gudang 32 m2 dan luas pelataran parkir 1000 m2. Kata kunci: Kabupaten Kepulauan Talaud, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron.
PENGARUH SIFAT FISIK AGREGAT TERHADAP RONGGA DALAM CAMPURAN BERASPAL PANAS Rondonuwu, Fernando; Kaseke, Oscar H.; Rumajar, Audy L. E.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rongga dalam campuran atau Void In Mix (VIM) merupakan salah satu parameter pengujian Marshall. Nilai VIM suatu campuran perkerasan menggambarkan kinerja perkerasan yang dihasilkan. Nilai VIM terlalu besar mengakibatkan munculnya retak dini, pelepasan butir dan pengelupasan pada perkerasan, sedangkan VIM terlalu kecil mengakibatkan terjadinya bleeding. Besar atau kecilnya nilai VIM bergantung pada material atau bahan sebagai pembentuk campuran. Agregat merupakan komponen utama pembentuk campuran, dimana persentase agregat yaitu 90-95% terhadap berat atau 75-85% terhadap campuran. Pemakaian agregat dalam perkerasan terdiri dari berbagai sifat atau karakteristik. Sifat agregat yang berbeda tersebut menghasilkan parameter Marshall yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara sifat fisik agregat terhadap nilai VIM yang didapat. Untuk mendapatkan sifat agregat, maka dilakukan pengujian awal dan lanjutan terhadap 3 jenis material dari lokasi sumber yang berbeda. Selanjutnya dirancang campuran beraspal panas jenis AC-WC Agregat Halus dan dibuat benda uji berdasarkan rancangan campuran. Kemudian dihitung parameter Marshall, khususnya VIM. Dari hasil pengujian dilaboratorium, diperoleh hasil sebagai berikut: sifat fisik Keausan agregat Lolak=17.462%, Kinilow= 35.075%, Tateli= 36.798%. Berat jenis bulk: Lolak= 2.6068, Kinilow= 2.3573, Tateli= 2.3682. Berat jenis apparent: Lolak= 2.7271, Kinilow= 2.4768, Tateli= 2.4773. Penyerapan air: Lolak= 1.702%, Kinilow= 1.886%, Tateli= 2.072%. Hasil Perhitungan diperoleh parameter Marshall untuk VIM pada kadar aspal= 6.00% adalah sebagai berikut: Lolak = 4.051%, Kinilow= 5.107%, dan Tateli= 5,841%. Kata Kunci: Sifat fisik agregat, Parameter Marshall, Rongga Dalam Campuran
KAJIAN PENYEBAB PERBEDAAN NILAI BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL PANAS YANG DIHITUNG BERDASARKAN METODE MARSHALL DENGAN YANG DICARI LANGSUNG BERDASARKAN AASHTO T209 Laoli, Maria Estela; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky R. E.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berat jenis maksimum campuran adalah perbandingan berat isi benda campuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama dengan nol. Berat jenis maksimum campuran pada masing-masing kadar aspal diperlukan untuk menghitung kadar rongga masing-masing kadar aspal. Berat jenis maksimum campuran dapat diperoleh secara teoritis pada metode Marshall dan bisa juga dicari secara langsung berdasarkan AASHTO T209. Namun pada kenyataannya, berat jenis maksimum baik yang dicari secara teoritis maupun yang dicari langsung selalu ada perbedaan, inilah yang akan diangkat dalam penelitian ini.Penelitian dilakukan untuk 3 jenis material dari lokasi yang berbeda dan memiliki sifat dan ciri berbeda, sumber agregat yaitu Tateli, Kinilow dan Lolak. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan awal dan lanjutan terhadap sifat-sifat agregat dan aspal agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Selanjutnya mencari nilai berat jenis maksimum campuran secara teoritis dan secara langsung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat jenis maksimum campuran yang dihitung secara langsung berdasarkan AASHTO T209 lebih besar daripada yang dihitung secara teoritis menggunakan metode Marshall, untuk semua jenis kadar aspal. Hal ini disebabkan oleh sifat fisik agregat yang berbeda, yaitu berat jenis. Dari kesimpulan tersebut disarankan, untuk pengujian berat jenis maksimum campuran harus dicari berdasarkan AASHTO T209 dan dalam proses merancang campuran terutama yang menyangkut pemeriksaan material agregat sangat diperlukan ketelitian dan pemeriksaan berulang-ulang agar supaya didapat hasil yang akurat.Kata Kunci : AASHTO T209, Berat Jenis Maksimum, Metode Marshall
PEMANFAATAN TRAS SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA AGREGAT HALUS DALAM CAMPURAN ASPAL PANAS HRS-WC SEMI SENJANG Manoppo, Mecky R. E.; Dapas, Servie O.; Walangitan, Deane R.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 10 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lataston HRS-WC Semi Senjang  adalah campuran aspal panas yang terdiri dari Agregat kasar, sedang, halus serta Filler. Campuran ini disebut campuran aspal panas (Hot Mix Asphalt) kerana dibuat atau dicampur dalam keadan panas. Campuran ini banyak digunakan digunakan di lapangan sebagai lapis permukaan jalan. Pada pelaksanaannya dilapangan, pelaksana sering diperhadapkan dengan tidak tetapnya gradasi yang tersedia khususnya pada fraksi Agregat Halus (FA). Dalam komposisi campuran untuk material agregat halus dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar yaitu 30 % s/d 50 %. Material abu batu yang ada  memberikan harga yang cukup mahal. Potensi sumber daya alam di bidang pertambangan cukup melimpah di propinsi Sulawesi Utara. Salah satunya adalah potensi ketersediaan material galian Tras yang terdapat didaerah Pineleng dan Paal 4 dan wilayah sekitarnya. Oleh karena itu perlu suatu penelitian mendalam untuk menjadikan material galian ini, sebagai bahan tambahan pada fraksi agregat halus/abu batu.Penelitian dilakukan dengan mevariasikan agregat kasar,sedang,halus,pasir serta Tras sebagai agregat gabungan. Dari hasil penelitian diperoleh komposisi agregat kasar 8%,sedang 28 %, pasir 15% ,abu batu 34 % dan Tras 15 % dengan kadar aspal 7 %. Hasil akhir Penelitian ini adalah dengan evaluasi Marshall dimana diperoleh untuk Stabilitas 1756 kg,Flow 3,59 mm ,Quotient Marshall  489,5 kg/mm  ,VIM 5,29% , VMA 21,49 % VFB 75,83 %  yang masih memenuhi batas spesifikasi .Hasil ini menunjukkan bahwa Tras  dapat digunakan dalam campuran  Aspal HRS-WC semi senjang.Kata kunci : Aspal panas ,HRS-WC semi senjang, Tras
EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2013 (STUDI KASUS: RUAS JALAN YOS SUDARSO MANADO) Birasungi, Cynthia F.; Waani, Joice E.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapisan perkerasan jalan lambat laun akan mengalami penurunan tingkat pelayanannya, sehingga mempercepat kerusakan fungsional maupun struktural perkerasan. Evaluasi struktur pada Ruas Jalan Yos Sudarso banyak dilewati oleh lalu lintas yang berdimensi besar. Oleh karena itu Indeks Permukaan tingkat pelayanan dari ruas jalan ini perlu terus dipertahankan hingga akhir umur rencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar beban lalu lintas, lendutan balik, IRI, dan besar penurunan kinerja jalan, serta menentukan jenis perawatan yang dibutuhkan dan kapan pekerjaan itu dilakukan.Dalam penelitian ini data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data lendutan Benkelman Beam. Data sekunder terdiri dari data Volume Lalu Lintas dan data International Roughness Index (IRI) jalan. Analisis data dimulai dengan menghitung Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESAL) berdasarkan Bina Marga 2013, kemudian menghitung lendutan balik dari hasil pengujian dengan alat Benkelman Beam (BB) menggunakan metode Pd T-05-2005-B, serta menentukan Indeks Permukaan berdasarkan nilai IRI dengan menggunakan grafik hubungan Indeks Permukaan (IP) dan IRI yang bersumber dari National Cooperative Highway Research Program (NCHRP).Penurunan nilai indeks permukaan pada ruas jalan Yos Sudarso Manado untuk tahun 2017 setelah dioverlay memiliki nilai IP 1,4 yang berarti jalan sudah harus direhabilitasi dengan beban lalu lintas yang melintas sebesar 16,764,362 ESA yang memiliki persentase 25.3% yang didapatkan dari tahun pertama sampai tahun ke-6 untuk jenis kendaraan berat, tetapi untuk tahun 2017 tidak ada penanganan pada ruas tersebut dan diperkirakan pada akhir umur rencana Indeks Permukaan akan mencapai angka 0 yang berarti jalan sudah rusak berat dan menggangu lalu lintas. Pada tahun 2018 agar kondisi tetap pada pelayanan yang baik maka harus segera dilakukan rekonstruksi untuk mencegah kerusakan pada ruas tersebut akan bertambah parah. Kata Kunci: Beban Lalu Lintas, Lendutan, Indeks Permukaan, IRI
Co-Authors Ady Suhendra Edmonssoen Monoarfa Alelo, Ivana Junia Amelia Umboh Audie L. E. Rumajar Audy L. E. Rumajar Besouw, Gabrielia Venisia Birasungi, Cynthia F. Bongso, Shofian E. H. Brian Rivaldo Purba, Brian Rivaldo Bryan Barsel Tulungen, Bryan Barsel Clifando E. N. Sondakh, Clifando E. N. Felicia Geiby Dondokambey Fernando Rondonuwu Freddy Jansen George Stefen Muaya, George Stefen Gland Y. B. Lumintang Glendy Lansart, Glendy Hermi R. A. Gultom Ignatius Tri Prasetyo Samponu, Ignatius Tri Prasetyo James A. Timboeleng Januar E. Kairupan Jefferson Longdong Jembris Sagisolo Jimmy Regel Joice E. Waani Jori George Kherel Kastanya Kaharu, Fitriyanti Kamagi, Angelica R. Lalamentik, Lucia G. J. Lambertus J. Undap Lendy Arthur Kolinug Lengkong, Maria Rainy Lexie F. Kereh Lintong Elisabeth Longdong Jefferson Lonteng, Fani Oktavian Lucia I. R. Lefrandt Lumowa, Bella Christianty M. J. Paransa Manguande, Jeisya Manoppo, Cheryl N. Mantiri, Cynthia Claudia Maria Estela Laoli Monita Sailany Watuseke, Monita Sailany Moses Ricco Tombokan Musadi, Claufia Rafika Nathanael Pieter Siriwa Oscar H Kaseke, Oscar H Oscar H. Kaseke Pingkan B. J. Koagouw, Pingkan B. J. Praycilia Inri Badar Prylita Rombot, Prylita Rifan Ficry Kayori Risky Aynin Hamzah, Risky Aynin Rizky Mamangkey Rumambi, Cherryl Clinda Samuel A. R. Warouw Semuel Y. R. Rompis, Semuel Y. R. Sendouw, Theo K. Servie O. Dapas Soraya Hais Abdillah Steve Ch. N. Palenewen Tampi, Christina Karolina Taufan Guntur Stallone Merentek, Taufan Guntur Stallone Tawalujan, Kevin Filindo Theo K. Sendow Theo Kurniawan Sendow Tolip, Vierihard A. Tombeg, Charlie Valentino Vonne Carla Pangemanan Walangitan, Deane R. Wurara, Dionisius Natan