Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SUMBERDAYA IKAN CUCUT (HIIJ) YANG TERTANGKAP NELAYAN DI PERAIRAN L AUT JAWA [The shark resource caught by fishermen in Java Sea] Agustinus Anung Widodo; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 7 No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v7i1.219

Abstract

Many of fishermen including in Java Sea made shark as fishing target species. Shark is sub group Elasmobranchii and group Cartilaginous. Comparing to the other fish species, information on shark in Indonesia is very lack. In order to identify regarding to the biological aspects on this species, a research was carried out in the year of 2003-2004. Data are got through enumerator and observer program. Sampling location is fish landing bases those covered Muara Angke fishing port (Jakarta), Kejawanan fishing port (Cirebon), Juwana fishing port (Pati) and Brondong fishing port. The kind of data covered shark species, size (TL), fecundity, sex ratio and stomach content. Result shows that there are 34 species of shark caught by fishermen in Java sea which is dominated by Carcharhinus dussumieri (24.74 %), C. melanopterus (8.26 %), Sphyrna lewini (7.26 %), C. falciformis (6.43%) and C.sorrah (6.37 %). The size (TL) of each species are C.dussumieri mostly about 80 cm, C.melanopterus mostly has size about 45 cm and 115 cm, Sphyrna lewini mostly about 190 cm, C falciformis mostly about 90 cm and C.sorrah mostly about 120 cm. As well known that shark is a real predator, but favourite food of shark in Java Sea was shrimp. Fecundity of shark in Java Sea generally was low.
PELOLOSAN IKAN KURISI (Nemipterus japonicus) MELALUI JUVENILE AND TRASH EXLUDER DEVICES PADA JARING ARAD Hufiadi Hufiadi; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.532 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.2.2011.125-132

Abstract

Permasalahan utama pada perikanan jaring arad adalah banyaknya jumlah hasil tangkap sampingan berukuran kecil yang belum layak tangkap. Dalam upaya untuk mengurangi tangkapan ikan muda yang belum layak tangkap telah dilakukan observasi dan ujicoba operasi penangkapan melalui penggunaan perangkat juvenile and trash exluder devices pada alat tangkap jaring arad yang dioperasikan nelayan di Pekalongan. Perangkat juvenile and trash exluder devices yang digunakan dibedakan pada ukuran jarak antar kisi, yaitu 10,0; 17,5; dan 25,4 mm. Analisis selektivitas kisi menggunakan model kurva logistik dengan bantuan solver pada Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan juvenile and trash exluder devices pada jaring arad dapat meloloskan ikan kurisi (Nemipterus spp.) berukuran kecil. Ukuran jarak antar kisi 25,4 mm mempunyai selektivitas yang paling baik terhadap ikan kurisi berdasarkan atas ukuran panjang baku dan jarak antar kisi 17,5 mm mempunyai selektivitas paling baik berdasarkan atas ukuran lingkar tubuh ikan kurisi. The serius problem on bottom mini trawl has the large number caught of bycatch caught especially for juvenile and trash fish. Improvement to reduce catches of juvenile was conducted through observation and experimental fishing using juvenile and trash exluder devices of mini bottom trawl in Pekalongan. The juvenile and trash excluder devices (juvenile and trash exluder devices in the experimental fishing with different space bar of the juvenile and trash exluder devices i.e. 10.0; 17.5; and 25.4 mm. The selectivity analysis of logistic curve by using solver on Microsoft Excel was applied. The results showed that juvenile and trash excluder devices might reduce catches of threadfin breams juvenile. Where as 25.4 space bar had the best selectivity based on the size of threadfin breams fork length and 17.5 mm space bar had the best selectivity based on the size of threadfin breams body girth.
EFISIENSI TEKNIS KAPAL PUKAT CINCIN Dl LAUT JAWA DAN SEKITARNYA YANG BERBASIS DI PPN PEKALONGAN Agustinus Anung Widodo; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 3 (2009): (September 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5093.999 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.3.2009.199-209

Abstract

Lebih tangkap  (over fishing) dan ekses kapasitas penangkapan (excess capacity) telah diketahui sebagai dua isu  serius yang  saat ini dihadapi perikanan pelagis kecil  di Laut  Jawa. Sebagaimana diketahui, pukat cincin merupakan perikanan yang paling berkembang di wilayah ini. Saat ini jumlah kapal pukat  cincin yang aktif beroperasi di Laut Jawa dan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di Pelabuhan Perikanan  Nusantara  Pekalongan adalah sekitar  340  unit.  Sasaran utama  kapal pukat cincin  di Laut  Jawa adalah  kelompok ikan pelagis  kecil  di antaranya ikan kembung (Rastrelliger brachysoma) dan l ayang (Decapterus sp.). Dalam  rangka  mengetahui  tingkat efisiensi teknis  kapal­ kapal  pukat cincin  yang  beroperasi di Laut  Jawa,  maka  pada  bulan  Januari Desember 2007  telah dilakukan penelitian di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Contoh kapal yang  diriset diambil  secara acak. Data  yang diambil meliputi ukuran kapal (LoA dan GT), kekuatan mesin  (HP), umur  kapal, jumlah anak buah kapal, hari operasi (melaut), konsumsi bahan bakar,  dan  hasil tangkapan. Data dianalisis dengan data envelopment  analysis dengan bantuan perangkat lunak ( software) DEAP version 2.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  43 unit  kapal mempunyai tingkat  efisiensi teknis  1,00 yang  berarti  sangat  efisien.  Sisanya,  50 unit mempunyai tingkat  efisiensi teknis  0,900-0,999, 46 unit mempunyai tingkat efisiensi teknis 0,800-0,899, dan 20 unit mempunyai tingkat efisiensi teknis 0,700-0,799. Rata-rata tingkat efisiensi teknis kapal contoh (sampel) pukat cincin  di Laut Jawa adalah  0,918. Hasil analisis menunjukkan nilai tingkat  efisiensi  teknis minimal yang  diizinkan bagi kapal-kapal pukat  cincin  di Pelabuhan Perikanan  Nusantara Pekalongan adalah  0,800. Agar kapal pukat  cincin  di Pekalongan dapat bekerja  efektif  maka  nilai tingkat  efisiensi  teknis  yang dibutuhkan e"0,950.  Guna  mencapai nilai tersebut, strategi  yang dapat  dilakukan adalah  mengurangi upaya penangkapan sampai 10,0%, mengurangi konsumsi bahan  bakar  9,5%, mengurangi jumlah anak buah kapal10,5%, ukuran kapal17,6%, panjang  kapai-LoA 10,0%, dan kekuatan mesin kapal12,0%. Over fishing and excess capacity have been identified as the two most important problems currently facing by small pelagic fisheries in Java Sea. As known well that purse seine was the most developed fishing gear in this area. The number of active purse seiner operating in Java Sea was about 340 units. Main target of the purse seine in Java Sea is smallpelagic fish i.e. scads. In order to obtain information of the technical efficiency rate of purse seiner operating in Java Sea, a research was conducted. The research was carried out on January-December 2007 in Pekalongan Fishing Port through the random sampling methods. The amount of 159 units of purse seiner sized >30 GT as respondent have been observed. The data covered length, GT, engine HP and age of vesse,l number of crew, days at sea, fuel consumption, and catch (ton). Data were analyzed by Data Envelopment Analysis using software DEAP version 2.1. Results show that average of technical efficiency rate of purse seine fleets currently operating in Java sea, was 0.914 of which 43 units had technical efficiency rate 1.00. This means those fleets are efficient. The remain 50 units had technical efficiency rate 0.900-0.999, 46 units and 20 units had 0.800-0.899 and 0.700-0.799 respectively. Minimum threshold of technical efficiency rate of purse seiner in Pekalongan Fishing Port was 0.800 with average at 0.918. It needs technical efficiency rate at 0.950 so that purse seiners might work effective. The strategies to improve of technical efficiency rate of purse seiner until 0.950 i.e. decreasing of fishing effort 10.0%, decreasing fuel consumption 9.5%, decreasing crew number 10.5%, decreasing size of vessel i.e. GT 17.6%, length-LoA 10.0%, and power of engine 12.0%.
PENGARUH UKURAN MATA JARING BUBU LIPAT TERHADAP JUMLAH DAN UKURAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DI PERAIRAN UTARA LAMONGAN, JAWA TIMUR Mahiswara Mahiswara; Hufiadi Hufiadi; Baihaqi Baihaqi; Tri Wahyu Budiarti
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.072 KB) | DOI: 10.15578/jppi.24.3.2018.175-185

Abstract

Bubu lipat merupakan alat tangkap yang banyak dioperasikan nelayan untuk menangkap rajungan, namun memiliki selektivitas rendah tergantung pada ukuran mata jaring yang digunakan. Tingkat selektivitas bubu lipat perlu ditingkatkan agar tangkapan rajungan memiliki ukuran layak tangkap sesuai peraturan. Penelitian uji coba pengoperasian bubu lipat rajungan dengan berbagai ukuran mata jaring yaitu 1¼ , 2, 2½ dan 3 inci, berbentuk bujur sangkar telah dilakukan di perairan utara Lamongan, Jawa Timur. Jumlah bubu lipat yang dioperasikan untuk setiap ukuran mata jaring sebanyak 150 unit per tawur/setting. Tujuan penelitian, untuk mengetahui pengaruh ukuran mata jaring bubu terhadap jumlah dan ukuran hasil tangkapan rajungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan ukuran mata jaring berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan bubu lipat rajungan. Hasil tangkapan rajungan dari bubu lipat mata jaring 2 inci (2,17 kg/setting) tidak berbeda nyata dengan mata jaring 1¼ inci (2,08 kg/setting). Ukuran lebar karapas (CW=carapace width) rajungan layak tangkap (> 100 mm) semakin besar dengan meningkatnya ukuran mata jaring. Nilai tertinggi prosentase tangkapan rajungan ukuran besar (CW > 100 mm), ditemukan pada bubu lipat ukuran mata jaring 3 inci mencapai 98 % dari total rajungan yang tertangkap. Collapsible crab pot is a common fishing gear that has been operated by many fishermen, however this kind of fishing gear has a low selectivity. The selectivity level of crab pot needs to be increased so that the size of crab catch comply to the allowable legal size. Fishing trials of crab pot with the mesh size of 1¼, 2, 2½ and 3 inch square-shaped has been done in the waters of north Lamongan, East Java. The objectives of this research is to determine the effect of mesh size to the number and size of the catches. The results showed that different mesh size has significant effect on the catch of pot. However the catch of a 2 inch mesh size pot (of 2.17 kg / setting) was not significantly different with the catch of pot with 1¼ inch mesh size (of 2.08 kg / setting). Percentage of BSC catch with carapace width (CW) > 100 mm increased by increasing of mesh size of net. The highest percentage (98 % of the total catch) was obtained from  the 3-inch mesh sizes.