Badraeni Badraeni
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin, Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The effect of supplementation of Lumbricus sp. extract in fermented foods for growth performance, body chemical composition, and hepatosomatic index of milkfish, Chanos chanos Forsskal, 1775 Siti Aslamyah; Zainuddin Zainuddin; Badraeni Badraeni
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 2 (2019): June 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i2.483

Abstract

The quality of feed can be improved by fermenting feedstuffs and supplementing with feed additives. This study aims to determine the effect of supplementation of Lumbricus sp. extract in fermented feed on growth performance, body chemical composition, and milkfish hepatosomatic index. Milkfish with an initial weight of 17.80 ± 0.20 g head-1, rearing with a density of 20 fish per hapa net measuring 1 m3 by 24 pieces. Hapa net is installed in a pond with a water level of ± 60 cm. Research was design in completely randomized design with two factors. The first-factor was supplementation method, namely Lumbricus sp. which sprayed on feed and mixed with feed ingredients. The second factor was the dose of Lumbricus sp. extract, namely 0, 100, 200 and 300 mL kg-1 of feedstuffs. The fish was reared for 50 days and fed with 5% of fish biomass per day with feeding frequency of 3 times i.e., morning, afternoon and evening. The results showed that the supplementation Lumbricus sp. extract has no significant effect on all parameters (P>0,05). However, the level dose of Lumbricus sp. extract supplementation in feed has a significantly effect (P<0.05) on absolute growth, relative growth, feed efficiency, and hepatosomatic index, but no significant effect (P>0,05) on survival and chemical composition of milkfish body. The best best of absolute growth (16.94±4.0 g), relative growth (48.71±5.77%), feed efficiency (40.74±10.3 %), and hepatosomatic index (1.5 ± 0.17) were found in the experiment of supplementation Lumbricus sp. extract mixed with feedstuffs at a dose of 300 mL kg1. The survival rate of milkfish was ranging from 68.33±29.3 to 91.,33±7.64%, while the body's chemical composition including protein levels, fat, ash, crude fiber, NFE / Nitrogen Free Extract, liver glycogen and muscle glycogen were 69.45±1.23 – 71.45±0.97%, 14.86±0.46 – 17.24±0.76%, 9.28±0.12 – 11.12±0.46%, 1.54±0.09 – 1.66 ± 0.13%, 1.33± 0.42 – 2.71±0.21%, 7,11±0,08 – 7,40±0,17mg g-1 and 6,13±0,44 – 6,45±0,40 mg g-1, respectively. Abstrak Kualitas pakan dapat ditingkatkan dengan memfermentasi bahan baku pakan dan suplementasi dengan aditif pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi ekstrak Lumbricus sp. dalam pakan fermentasi terhadap kinerja pertumbuhan, komposisi kimiawi tubuh, dan indeks hepatosomatik ikan bandeng. Ikan bandeng dengan bobot awal 17,80±0,20 g ekor-1, dipelihara dengan kepadatan 20 ekor per hapa berukuran 1 m3 sebanyak 24 buah. Hapa dipasang di tambak dengan ketinggian air ± 60 cm. Penelitian didesain dengan rancangan acak lengkap dua faktorial. Faktor pertama adalah metode suplementasi, yaitu ekstrak Lumbricus sp. disemprot pada pakan dan dicampur dengan bahan baku pakan; sementarara faktor kedua adalah dosis ekstrak Lumbricus sp., yaitu 0, 100, 200, dan 300 mL kg-1 bahan baku pakan. Selama 50 hari pemeliharaan diberi pakan 5% bobot badan per hari dengan frekuensi tiga kali sehari yakni pagi, siang, dan sore. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada semua parameter. Namun, dosis suplementasi ekstrak Lumbricus sp. dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan mutlak, pertumbuhan relatif, efisiensi pakan, indeks hepatosomatik, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap sintasan dan komposisi kimiawi tubuh ikan bandeng. Pertumbuhan mutlak (16,94±4,0 g), pertumbuhan relatif (48,71±5,77%), efisiensi pakan (40,74±10,37%), dan indeks hepatosomatik (1,50±0,17) terbaik ditemukan pada metode suplementasi ekstrak Lumbricus sp. yang dicampur dengan bahan baku pakan dengan dosis 300 mL/kg. Sintasan berkisar antara 68,33±29,3 - 91,33±7,64%, sedangkan kisaran komposisi kimiawi tubuh meliputi kadar protein (69,45±1,23 - 71,45±0,97%), lemak (14,86±0,46 - 17,24±0,76%), abu 9,28±0,12 - 11,12±0,46%), serat kasar (1,54±0,09 - 1,66±0,13%), BETN/Ba-han Ekstrak Tanpa Nitrogen (1,33±0,42 - 2,71±0,21%), glikogen hati (7,11±0,08 - 7,40±0,17 mg g-1) dan glikogen otot (6,13±0,44 - 6,45±0,40 mg g-1).
The effect of microorganisms combination as probiotics in feed for growth performance, gastric evacuation rates, and blood glucose levels of milkfish, Chanos chanos (Forsskal, 1775) Siti Aslamyah; Zainuddin Zainuddin; Badraeni Badraeni
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 22 No 1 (2022): February 2022
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v22i1.583

Abstract

The use of combinations of microorganisms as feed additives can synergize to produce enzymes to help the digestive process of feed. This study aims to determine the best combination of microorganisms as probiotics in feeding on growth performance, gastric evacuation, and blood glucose levels of milkfish. Milkfish with an initial weight of 9.21±0.14 g, reared at a density of 20 fish in an aquarium measuring 50 x 40 x 35 cm3 containing 48 L of water with 20 ppt salinity and equipped with a recirculation system. The research design was Completely Randomized Design with five treatments, namely: control (feed without microorganisms), Bacillus sp. and Lactobacillus sp., Rhizophus sp. and Aspergillus sp., Saccharomyces sp. and Trichoderma sp., and Mixed microorganisms, Bacillus sp., Lactobacillus sp., Rhizophus sp., Aspergillus sp., Saccharomyces sp., and Trichoderma sp. During 50 days of rearing, the fish were given experimental feed three times a day at 07.00, 12.00, and 15.00 at 5% body weight. The results showed that the treatment significantly affected growth, feed efficiency, and hepatosomatic index. However, it did not affect milkfish's survival and liver and muscle glycogen levels. Absolute growth (30.79±0.87 g), relative growth rate (333.91±5.83%), biomass growth (615.76±17.48%), feed efficiency (57.26±0.39 %), and the best hepatosomatic index (0.99±0.01) were obtained in the mixed microorganism treatment, and mg/g, and muscle 5.45-5.72 mg/g. The gastric evacuation rate and the fastest peak and peak decrease in blood glucose levels were obtained in the mixed microorganisms treatment at 5 and 3-4 hours postprandial. The diverse microorganisms can be added to the feed at a dose of 10 mL/kg to support the intensification of milkfish culture Abstrak Pemanfaatan kombinasi mikroorganisme sebagai aditif pakan dapat saling bersinergi menghasilkan enzim untuk membantu proses pencernaan pakan. Penelitian ini bertujuan menentukan kombinasi mikroorganisme terbaik sebagai probiotik dalam pakan terhadap kinerja pertumbuhan, laju pengosongan lambung, dan kadar glukosa darah ikan bandeng. Ikan bandeng dengan bobot awal 9,21±0,14 g dipelihara dengan kepadatan 20 ekor pada akuarium berukuran 50 x 40 x 35 cm3 yang berisi 48 L air bersalinitas 20 ppt dan dilengkapi sistem resirkulasi. Penelitian didesain dalam rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan, yaitu: kontrol (pakan tanpa mikroorganisme), Bacillus sp. dan Lactobacillus sp., Rhizophus sp. dan Aspergillus sp., Saccharomyces sp. dan Trichoderma sp., serta kombinasi mikroorganisme Bacillus sp., Lactobacillus sp., Rhizophus sp., Aspergillus sp., Saccharomyces sp., dan Trichoderma sp. Selama 50 hari pemeliharaan, ikan diberi pakan percobaan 3 kali sehari yakni pukul 07.00, 12.00, dan 15.00 sebanyak 5% dari bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, dan indeks hepatosomatik. Namun, tidak berpengaruh terhadap sintasan, kadar glikogen hati dan otot ikan bandeng. Pertumbuhan mutlak (30,79±0,87 g), laju pertumbuhan relatif (333,91±5,83%), pertumbuhan biomassa (615,76±17,48%), efisiensi pakan (57,26±0,39%), dan indeks hepatosomatik (0,99±0,01) terbaik diperoleh pada perlakuan kombinasi mikroorganisme dan terendah pada kontrol. Kisaran sintasan yang dihasilkan 93,33-100%, glikogen hati 6,60-6,89 mg/g, dan otot 5,45-5,72 mg/g. Laju pengosongan lambung, serta mencapai puncak dan penurunan puncak kadar glukosa darah tercepat pada perlakuan kombinasi mikroorganisme pada jam ke 5 dan jam ke 3-4 post prandial. Untuk mendukung intensifikasi budidaya ikan bandeng, kombinasi mikroorganisme dapat ditambahkan dalam pakan dengan dosis 10 mL/kg pakan.
PROPAGASI VEGETATIF RUMPUT LAUT Gracilaria sp. MELALUI KULTUR JARINGAN Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum; Rohama Daud; Badraeni Badraeni
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.076 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.203-214

Abstract

Kultur jaringan merupakan salah satu metode untuk menghasilkan bibit rumput laut secara kontinu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan bibit rumput laut Gracilaria sp. pada setiap tahapan proses propagasi vegetatif melalui kultur jaringan. Propagasi di laboratorium dilakukan selama 60 hari menggunakan kontainer kaca berkapasitas 2 L dengan kepadatan eksplan 1.000; 1.500; dan 2.000 eksplan/kontainer, selanjutnya dilakukan aklimatisasi eksplan di tambak menggunakan hapa berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm selama 60 hari dengan kepadatan eksplan 10, 20 dan 30 g/hapa. Propagasi di tambak dilakukan selama lima bulan dengan metode long line dan setiap 30 hari dilakukan perbanyakan bibit dan pengamatan terhadap pertumbuhan. Desain penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan untuk masing-masing perlakuan. Parameter yang diamati adalah sintasan eksplan di laboratorium, pertumbuhan, dan perkembangan bibit. Hasil yang diperoleh pada kultur di laboratorium yaitu sintasan tertinggi (45,38%) diperoleh pada kepadatan 1.500 eksplan/kontainer, pada aklimatisasi di tambak kepadatan eksplan hingga 30 g tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju pertumbuhan harian bibit (P>0,05); bobot mutlak tertinggi diperoleh pada perlakuan 30 g/hapa. Laju pertumbuhan bibit rumput laut hasil kultur jaringan pada propagasi di tambak berada pada kisaran 2,33%-4,31%.