Krismono Krismono
Research Center for Recovery of Fish Resources, Ministry of Marine Affairs and Fisheries Jl. Cilalawi, Jatiluhur, Purwakarta, West Java 41152

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Morphometric and meristic characteristics of an endemic Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 in the rivers of Maros and Walanae Cenranae Watersheds Muhammad Nur; M.Fadjar Rahardjo; Charles P.H. Simanjuntak; Djumanto Djumanto; Krismono Krismono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.524

Abstract

Pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) is one of endemic fishes in Sulawesi. Morphometric and meristic infor-mation of Pirik population in various habitats are unknown. The present study aimed to determine the morphometric and meristic variations of Pirik in Maros and Walanae Cenranae Watersheds. Sampling collection was carried out monthly from May 2018 to April 2019 in the Maros watershed, namely Pattunuang River (M1), Bantimurung River (M2), Pucak River (M3); and in Walanae Cenranae watershed particularly in Camba River (W1), Sanrego River (W2), and Ompo River (W3). Morphometric measurements consisted of 31 characters and meristic measurements consisted of 10 characters. Morphometric data was standardized by dividing all morphometric characters by standard length (SL). Analysis of variĀ­ance (ANOVA) and discriminant analysis (Discriminant Function Analysis) were applied for data analysis. The results showed that the Pirik taken from rivers in the Maros and Walanae Cenranae watershed are two different population groups. There are 12 distinguishing morphometric features for Pirik of the Maros and Walanae Cenranae watershed, i.e. TL (total length), SL (standard length), BDdSA (body depth-dorsal fin origin), HL (head length), Jlup (upper-jaw length), PAfL (pre-anal fin length), ABL (Anal fin base length), PelRL (pelvic ray length), AFRL (anal fin ray length), CPL (caudal peduncle length), CLLup (upper caudal lobe length) and CLLmid (mid-caudal length). There is no significant difference of meristic characters of Pirik obtained from the Maros and Walanae. Abstrak Ikan pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) merupakan ikan endemik Sulawesi. Informasi morfometrik dan meristik untuk mengungkap perbedaan antar populasi L. micracanthus pada berbagai habitat belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan morfometrik dan meristik ikan pirik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maros dan DAS Wallanae Cenrana. Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar dalam penentuan strategi konservasi dan pengelolaan ikan pirik secara berkelanjutan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2018 hingga April 2019, di DAS Maros yang meliputi Sungai Pattunuang (M1), S.Bantimurung (M2), S.Pucak (M3) dan DAS Wallanae Cenrana, yang meliputi S.Camba (W1), S.Sanrego (W2) dan S.Ompo (W3). Pengukuran morfometrik terdiri atas 31 karakter dan penghitungan meristik terdiri atas 10 karakterData morfometrik dibakukan dengan membagi semua karakter morfometrik dengan panjang standar (SL). Analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dan analisis diskriminan (Discriminant Function Analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan pirik yang berasal dari sungai-sungai di DAS Maros dan DAS Wallanae Cenrana merupakan dua kelompok populasi yang berbeda. Terdapat 12 karakter morfometrik yang menjadi penciri ikan pirik sungai-sungai di DAS Maros dan di DAS Wallanae Cenrana yaitu TL (panjang total), SL (panjang baku), BDdSA (tinggi badan dari sirip punggung), HL (panjang kepala), Jlup (panjang rahang atas), PAfL (panjang sebelum sirip anal), ABL (panjang dasar sirip anal), PelRL (panjang sirip perut), AFRL (panjang jari-jari lemah sirip anal), CPL (panjang batang ekor), CLLup (panjang lobus ekor bagian atas), CLLmid (panjang tengah ekor). Karakter meristik antara ikan pirik DAS Maros dan Wallanae Cenrana tidak memiliki perbedaan yang nyata.
Length-weight relationship and condition factor of an endemic Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 in Rivers of the Maros Watershed Muhammad Nur; M. Fadjar Rahardjo; Charles P.H Simanjuntak; Djumanto Djumanto; Krismono Krismono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 3 (2020): October 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i3.532

Abstract

Lagusia micracanthus is one of endemic freshwater fish in Sulawesi. It also has been locally consumed. The purpose of this research was to analyze length-weight relationship and condition factors of L. micracanthus in rivers of the Maros Watershed, South Sulawesi Province . The study was conducted in three rivers, namely Pattunuang River, Bantimurung River and Pucak River. The sampling was conducted monthly from May 2018 to April 2019. Fish samples were collected by an electric shocker (12 V and 9 A). A total of 1850 individual fishes with samples ranging from 31.58-127.79 mm in total length and 0.76-31.07 g in weight. The length-weight relationship was W = 0.00009L2.6241 (r = 0.95) in Pattunuang River, W = 0.0001L2.5237 (r = 0.94) in Bantimurung River, and W = 0.0001L2.4953 (r = 0.92) in Pucak River. The slope (b) values of L. micracanthus obtained a negative allometric growth pattern (b <3). The relative condition factors of L. micracanthus was fluctuated from 0.86 to 1.43 in Pattunuang River, 0.65 to 1.45 in Bantimurung River, and 0.55 to 1.26 in Pucak River. The condition factor increased towards the peak of the spawning season and decreased after the spawning period. The condition factor increased with the increasing of gonad maturity stage up to stage IV and decreased after spawned or stage V. Abstrak Lagusia micracanthus merupakan salah satu ikan endemik air tawar Sulawesi.Ikan ini telah lama dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai ikan konsumsi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi L. micracanthus di sungai-sungai pada Daerah Aliran Sungai Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan di tiga Sungai yaitu Sungai Pattunuang, Sungai Bantimurung dan Sungai Pucak. Pengambilan ikan contoh dilakukan setiap bulan dari Mei 2018 hingga April 2019. Penangkapan ikan contoh menggunakan alat tangkap electric shocker (12 V & 9 A). Total ikan yang tertangkap sebanyak 1850 ekor dengan panjang berkisar 31,58-127,79 mm dan bobot 0,76-31,07 g. Hasil penelitian menunjukkan, hubungan panjang bobot L. micracanthus di Sungai Pattunuang adalah W = 0,00009L2,6241 (r = 0,95), Sungai Bantimurung W= 0,0001L2,5237 (r = 0,94) dan Sungai Pucak W = 0,0001L2,4953 (r = 0,92). Berdasarkan nilai b yang diperoleh L. micracanthus tergolong ke dalam tipe pertumbuhan allometrik negatif (b < 3). Nilai faktor kondisi ikan pirik berfluktuasi. Di Sungai Pattunuang nilai faktor kondisi berkisar antara 0,55-1,26, di Sungai Bantimurung berkisar 0,65-1,45 dan di Sungai Pucak berkisar 0,55-1,26. Faktor kondisi meningkat menjelang puncak musim pemijahan dan menurun setelah masa pemijahan. Faktor kondisi meningkat seiring peningkatan tingkat kematangan gonad sampai pada TKG IV dan menurun setelah ikan berpijah atau pada TKG V.